12 August 2015

Sebuah Goresan Tentang Perjalanan -Part III-Habis

12 August 0 Comments
Kala mata tak lagi menatap
Tiada tutur berani berucap
Seakan diri ini tak mau lagi berharap
Tak tahu kemana kaki menapak
Bimbang bagaimana harus bergerak
Mungkin tak ada lagi tempat berpijak
Jika semua telah berakhir
Pikiran tak ada yang terlahir
Hanya mungkin kenangan kan terukir
Habis kata tuk ungkapkan
Luluh sudah hati bertahan
Meski coba tak tergoyahkan
Langit tak terasa lagi
Tiada tempat gantungkan mimpi
Tak tahu diman janji terpatri
Saat tiada tempat berteduh
Rasa hatipun ikut luruh
Lubuk hati sampaikan, kini ku rapuh
(Rosyadi)

Sebuah Goresan Tentang Perjalanan -Part II

12 August 0 Comments
13 February 2013
Hay, sapaku atas dirimu
Yang kini tiada lagi menatapku
Sungguh hati tak ingin
Namun niat tetap aku ukir
Senyum kan tetap hiasi
Setiap derap langkah
Setiap desir darah
Dan tiap hembus nafas
Malam ini juga,
Senyum untuk dirimu
Kutitipkan lewat terangnya bintang
Semmoga akan sampai ke mimpimu
Merasuk di fikirmu
Hingga kau melihat wajahku
Juga senyum untukmu
Lewat malam aku titipkan
(Rosyadi)

Sebuah Goresan Tentang Perjalanan -Part I

12 August 0 Comments
24 January 2013
Tentang sesuatu yang tak pernah aku ketahui
Atau mungkin aku belum mengetahuinya
Hanya satu kata, Bagaimana?
Bagaimana dan bagaimana
Kebimbangan yang selalu meratapi
Anatara satu atau yang lainnya
Benar hidup adalah pilihan
Dan kini aku ada diantara itu
Yakin tetap selalu kucoba
Entah sampai kapan, tiada kutahu
Kini hanya ada satu jawaban
Belum atau mungkin tidak
Mana jalan yang akan kupilih
Tangan mana yang akan kuulurkan
Dan kemana semua akan terlabuhkan
Diantara hujan, aku lukiskan
(Rosyadi)



2 February 2013
Titik itu kini berangsur pudar
Bergerak lalu samar
Terhanyut dalam sesar
Titik yang membuatmku tegar
Yang menunjukkan ketika sasar
Titik itu kini berangsur pudar
Tenggelam memakan sabar
Yang dulu bawa air memancar
Haluskan papan dari kasar
Tumbuhkan daun dari akar
Titik itu kini berangsur samar
Tak lagi mau sesumbar
Tak lagi ingin menghantar
Gejolak kini begitu besar
Meski berharap bunga kan mekar
(Rosyadi)

Di Jalan Pelepasan

12 August 0 Comments




Karya : Kedung Darma
Tak ada yang dibicarakan
Selain ketakutan dan kecemasan.
Jalanan yang sibuk
Trotoar yang hibuk
Menyimpan kisah kita diam-diam.

Bau parfummu masih nempel di kamarku
Mengepung sepi yang ribut di kepalaku.
Tubuhmu diangkut kenangan
Di awal musim dingin
Yang menjatuhkan daun-daunnya di hatiku.
Sementara ladang kita becek oleh masa silam
Yang bikin kita jadi cengeng dan malas pulang.

Mari, istirahatlah sejenak di sini!
Di kalbu kita yang sama olengnya.

Jogja, 2008

Surat Buat Bunda

12 August 0 Comments
Bunda


Karya : Kedung Darma



Masih tentangmu, bun
Di Agustus yang murung ini
Sejarah adalah hal asing
Yang gampang berbohong
Dan mudah dilupakan.

Di sini
Kita tak lagi bisa membedakan
Yang mana barisan dan yang mana antrian.
Upacara tak lebih dari kewajiban beribadah
Dalam agama.
Berpura-pura hormat dan sedih
Sesudah itu dilupakan
Dan menikam satu sama lain.