Februari, masih ingat kan dengan apa yang saya posting beberapa waktu lalu tentang hal-hal menarik mengenai bulan februari?. Bulan Februari memang menjadi bulan yang penuh dengan hal menarik, bagi sebagian atau bahkan kebanyakan orang. Setelah Hari Valentine yang masih menjadi icon tak tergantikan bulan februari, ada satu hal lain yang bagi sebagian orang dinanti-nantikan di bulan Februari. Romantic Tunes, event konser tahunan ini selalu dinantikan para penikmat musik di Indonesia khususnya Yogyakarta. Romantic Tunes merupakan event tahunan yang diadakan oleh salah satu Event Organizer dari Jogja yaitu Secre Creative. Tahun 2018 ini adalah keempat kalinya event Romantic Tunes digelar di Yogyakarta.
Romantic Tunes #4 kali ini seakan menjadi oase di tengah padang pasir bagi para Sheilagank – Fans Sheila on 7 – terutama untuk saya sendiri. Bagaimana tidak, selama empat tahun berturut-turut Secre Creative tak bosan menghadirkan band tuan rumah, Sheila On 7. Bagi saya pribadi, Romantic Tunes #4 kali ini seakan menjadi obat kerinduan bernyanyi dan berjingkrak bersama Sheila On 7. Setelah Desember lalu saya melewatkan konser Sheila On 7 di Jogja juga, karena suatu hal. Beruntung untuk konser yang satu ini saya bisa mengamankan tiket, meski harus berburu di beberapa outlet tiket box (maklum, masih setia dengan tiket pre-sale yang bersahabat di kantong).
Urusan antusiasme penonton jangan ditanya lagi, event ini sudah terkenal di kalangan Sheilagank sebagai salah satu event yang tidak pernah tidak sukses. Benar saja, dilihat dari track record penjualan tiket saja sudah cukup membuktikan bahwa event ini memang dinanti-nantikan. Penjualan tiket pre-sale online hanya beberapa jam saja sudah habis terjual, begitupun tiket offline yang tidak membutuhkan waktu satu hari untuk bisa sold out. Padahal tiket yang dijual di sesi pertama ini berjumlah sekitar 1000 tiket yang terbagi dalam kelas tribun dan festival.
Sabtu, 17 Februari 2018 akhirnya tiba, hari yang ditunggu-tunggu datang juga. Berbekal kuitansi yang sebenarnya berjumlah 12 tiket, namun yang menjadi atas nama saya hanya lima (peraturan mengharuskan setiap satu ID maksimal 5 tiket). Sengaja saya datang ke GOR UNY – Venue konser – agak siang menjelang sore, berharap antrian penukaran tiket tidak sepanjang pagi hari. Namun ternyata dugaan saya tidak sepenuhnya benar, pukul 14.00 terlihat banyak orangg yang akan menukarkan tiket ataupun membeli tiket OTS (On The Spot) dan masih terus berdatangan. Untungnya saya segera mengambil tempat di barisan penukaran tiket, meskipun tidak sesuai harapan namun tidak begitu lama saya menunggu hingga tiba antrian saya. Setelah menyerahkan kuitansi dan Id card kepada panitia, saya diberikan 5 tiket gelang ditambah 5 voucher dan stiker dari sponsor acara. Tak lupa petugas menjelaskan rules yang harus dipatuhi dan ucapan “Selamat berromantis” terlontar dari bibir sembari memberi senyum yang semakin membuat acara ini lebih manis terasa (jangan baper).
Terlihat penonton dari berbagai Fanbase sudah mulai berdatangan, SG (Sheilagank) dari purwokerto, jabodetabek, dan daerah lain satu per satu berdatangan untuk menukarkan tiket dan menunggu sang idola yang sedang checksound di dalam GOR. Benar saja jika dikatakan bahwa Romantic Tunes merupakan ajang reuni bagi Sheilagank dari berbagai daerah di Indonesia, semua itu tergambar hari ini dan saya yakin sampai malam nanti akan terus berdatangan. Setelah menyempatkan berfoto di background acara, saya melanjutkan perjalanan pulang dan bersiap-siap untuk nanti malam (saya berpendapat, ketika sudah menggenggam tiket semua terasa lebih tenang).
Setelah melaksanakan kewajiban sembahyang maghrib, saya bersiap-siap berangkat. Sepatu, kaos kaki, celana jeans, gelang dan tak lupa atribut wajib konser yaitu Kaos Sheilagank sudah saya kenakan, artinya saya siap berangkat. Berpamitan kepada orang tua tak terlewatkan sebelum akhirnya saya meluncur ke tempat pertemuan dengan teman-teman yang sudah sepakat untuk berangkat bersama. Tepat pukul 18.45 kami bertujuh menggeber motor matic dan berangkat ke tempat konser dengan rasa tak sabar. Seperti biasa, gerbang GOR menuju tempat parkir merupakan jalan paling macet diantara semua jalan yang kami lewati. Sampai di sini kami harus bersabar dan antri mendapatkan karcis parkir, satu demi satu motor maju dan maju sampai akhirnya kami sudah bisa masuk tempat parkir. Sedikit tenang karena kelihatannya acara sedikit molor, hal ini terlihat dari masih banyaknya penonton yang belum memasuki GOR dan belum terdengar alunan musik dari dalam.
Seperti biasa, sebelum memasuki arena konser kami harus melewati pemeriksaan oleh petugas. Hal seperti ini selalu dilakukan di setiap konser untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Setelah tiket dipasangkan oleh petugas, kami dipersilahkan masuk dan menikmati konser. Saat saya masuk memang belum dimulai acaranya, karena sebenarnya event ini saya tidak tahu kapan dimulainya acara. Romantic Tunes memang tidak pernah menggunakan MC untuk memandu acara, acara dimulai ketika artis naik panggung dan melantunkan lagu, itulah yang menjadi ciri khas event ini. Oh iya, saya hampir lupa untuk Romantic Tunes #4 kali ini menghadirkan dua band asal jogja yaitu The Rain dan Sheila On 7. Sesama band tuan rumah dan saling bersahabat, saya pikir ini akan menjadi konser yang keren.
Benar saja, tepat pukul 20.00 lagu pembuka dari The Rain “Ode Penyembuh Luka” mulai diputar di backsound dan ditampilkan di layar. Sembari mendengarkan lagu pembuka yang diputar, satu per satu personil The Rain naik ke panggung dan menyapa penoonton. Tak ayal riuh jeritan penonton menggelegar memenuhi ruangan. Lagu “Terlalu Indah dan Penawar Letih” sambung menyambung dilantunkan oleh sang vokalis, Mas Indra Prasta yang kemudian tak lupa menyapa penonton. “saya naik ke panggung ini dengan pandangan nanar, karena hari ini istri saya lahiran anak pertama kami, doakan ya semoga baik-baik saja” kata-kata Indra memecah keriuhan penonton yang kemudian mengaminkan doa. Ternyata pada saat yang sama istri dari sang vokalis sedang berjuang melahirkan anak pertama mereka, belakangan saya ketahui putra pertama mas Indra lahir tepat pukul 20.00 dan diberi nama “Banu Baskara Prasta”, semoga menjadi anak yang sholeh ya mas!.
Lantunan lagu-lagu The Rain yang familiar seperti “Gagal Bersembunyi, Berkunjung ke Kotamu, Terlatih Patah Hati” dan beberapa lagu lain kembali mengalun syahdu. Saat lagu “Hingga Detik Ini” mengalun syahdu, Indra meminta penonton untuk menyalakan flashlight di smartphone sehingga terciptalah suasana syahdu penuh kerlip lampu senter dari smartphone para penonton yang mengiringi lagu tersebut. Indah sekali saya melihatnya di berbagai postingan setelah acara selesai. Tidak berhenti di sana, The Rain melanjutkan untuk membawakan lagu “Terimakasih telah mencintaiku, Getir menjadi Tawa, Tolong Aku dan Jabat Erat”. Lagu Jabat erat merupakan Jalan perpisahan penonton dengan The Rain Malam itu, Indra pun meminta penonton untuk berfoto bersama dan meneriakkan “Jogja, Jabat Erat!!”. The Rain menutup pertemuan dengan lagu “Dengar Bisikku” yang syahdu terdengar karena diiringi karaoke massal oleh penonton dan berakhirlah perjumpaan dengan The Rain malam itu.
Panggung kembali dibuat gelap untuk memberi kesempatan crew mempersiapkan penampilan selanjutnya, tentu saja Sheila On 7. Para penonton beristirahat sejenak sambil menyaksikan video yang ditampilkan di layar panggung, terlihat logo-logo Fanbase Sheilagank di seluruh Indonesia Juga ditampilkan secara bergantian. Riuh teriakan penonton pun mulai terdengar ketika logo fanbase mereka tampil di layar panggung, saya juga ikut berteriak semangat ketika logo SGJ (sheilagank jogja) yang berbentuk pick hitam dengan layar merah ditampilkan di layar. Sepertinya tidak butuh waktu yang lama untuk para crew mempersiapkan alat dan segala keperluan lain, backsound segera memutar lagu “Here I Am” yang merupakan mars Sheilagank sebagai pertanda Sheila On 7 akan segera naik panggung.
Akhirnya, sesaat setelah lagu “Here I Am” selesai, Brian, Eross, Duta, dan Adam segera menggebrak panggung dengan lagu pembuka “Menyelamatkanmu”. Lagu yang jarang sekali atau bahkan tidak pernah dibawakan ketika live konser ini seakan menjawab harapan para fans untuk pertunjukan yang menyenangkan. Ucapan terimaksih pertama terucap dari mulut sang vokalis sebelum memulai lagu-lagu berikutnya. Hits “Seberapa Pantas, Buka Mata Buka Telinga, My Lovely” secara berurutan dinyanyikan dengan semangat dan iringan riuh dari para penonton. “Sudah sekitar dua minggu lebih nih kita ngeluarin single baru dari sheila on 7, tidak ada kata selain terimakasih buat kalian yang selalu support kami” begitulah kira-kira kata-kata yang diucapkan Duta sebelum memulai lagu terbaru “Film Favorit” yang baru dirilis pada bulan januari lalu. Sapaan khas Duta selalu menghiasi setiap sela-sela lagu yang dibawakan, “janee ki yo ben ketok rodo ganteng, tapi kok sumuk banget” celotehan Duta yang mengundang tawa penonton karena merasa gerah dengan setelan jaket kulit berwarna hitam yang kemudian dilepasnya.
Kini setelan mereka seperti biasa, Duta dengan kaos merah, Eross dengan kemeja hitam, Adam berkaos dan juga Brian berkaos seperti biasa. Hanya saja ada sedikit yang menarik perhatian, ketika akhir lagu yang menampilkan solo drum Brian terlihat kerlap-kerlip lampu menghiasi stik drum yang digunakan Brian. Lighting yang tanggap segera meredupkan panggung untuk melihat aksi Brian menggebuk drum dengan stik yang menyala biru, hal ini mengundang sorakan penonton yang semakin keras dibarengi tepuk tangan yang riuh. Selanjutnya “Betapa, Hari Bersamanya, Kita, Sephia, Sahabat Sejati” menjadi nomor tak terlewatkan di setiap konser Sheila On 7. Eross tak mau kalah untuk menyapa penonton, kali ini Eross mengajak penonton untuk membantu bernyani “saya mainkan intronya nanti kalian yang nyanyi yaa, biar duta istirahat dulu” begitu katanya. Lagu “Dan” dipilih untuk dinyanyikan para penonton, karaoke massal terjadi lagi di panggung itu.
“Melompat Lebih Tinggi” menjadi hits penyemangat untuk para penonton bahwa malam itu belum usai. Drum, Gitar, Bass yang berpadu dengan keyboard oleh Ferry dan Synthsizer dari Tomo menggebrak panggung Romantic Tunes Untuk kesekian kalinya. Tak ketinggalan part melodi gitar dari lagu yang dimainkan oleh Eross dengan signature stylenya sendiri “Kuli Panggul” dengan memanggul gitar Fender Telecaster biru dibelakang kepalanya selalu menjadi moment yang dinantikan oleh para penonton.
Akhirnya perjalanan Romantic Tunes malam itu berakhir pada pukul 23.00 dengan lagu penutup dari Sheila On 7 “Sebuah Kisah Klasik Untuk Masa Depan“ yang masih menjadi andalan untuk menutup pertemuan malam itu. Hujan balon menjadi puncak acara Romantic Tunes malam itu. Seperti biasanya, Duta meninggalkan panggung pertama kali setelah berpamitan dengan penonton, selanjutnya disusul Eross setelah menggaungkan efek delay gitarnya dan melempar pick gitar ke arah penonton, Adam menyusul setelah menyelesaikan permainan bassnya, yang terakhir Brian meninggalkan panggung setelah melemparkan stik drum ke arah penonton.
Akhirnya Romantic Tunes #4 berakhir dengan menyenangkan, meskipun ada beberapa teknis yang kurang namun tetap tidak mengurangi keromantisan acara malam itu. Capek, waktu dan tenaga yang dikorbankan terbayarkan oleh pertunjukan yang memuaskan para fans dan sesuai tema yang diambil untuk gelaran keempat ini “Senang Bisa Bertemu”. Semoga masih ada kesempatan untuk bertemu lagi di Romantic Tunes selanjutnya, karena setiap pertemuan justru menjadi lebih indah. Terimakasih Secre Creative, The Rain dan Sheila On 7!! Jabat Erat !! dan Jalan Terus!!. ^_^