Showing posts with label Diksi. Show all posts
Showing posts with label Diksi. Show all posts

26 February 2023

Pada Larut Menuju Pagi

26 February 0 Comments


Hai, kusapa lagi kau yang entah sedang apa

Mungkin kau tak mendengarnya

Kutitip pada dingin malam sehabis hujan

Yang tak kujamin mau hinggap

Pada rambutmu yang tak kutahu terurai kapan

Kubisikkan pada angin yang sengaja lewat

Yang juga tak yakin mau menggema

Di telingamu yang belum pernah kulihat

Kadang, senyum itu terlukis di atap-atap

Membekaskan paras, menyorot bayang

Ah, aku masih berpikir tentang seandainya

Merah pipi dan kerling mata itu belum mampu kutatap

Atau hatimu yang mungkin masih tertutup rapat

Mungkin juga aku yang hanya sedang rindu berat

Kepadamu, pada cinta yang belum sempat terucap


Djogja - (RSY_18/05/2018)

02 May 2020

Pupus - Hati Yang Tak Bisa Singgah

02 May 0 Comments

22nd December 2017
Friday, after midnight
 
 
PUPUS

Ada kisah yang ingin kuceritakan,
namun selalu ada batu terjal yang menghalang
Ada tutur yang ingin terucap,
namun selalu ada benteng yang menghambat

Ada rasa yang ingin tersampaikan,
tapi selalu tak sanggup dirangkaikan
Juga senyum yang ingin terlukis,
tapi selalu saja terkikis

Mengiring kata yang tertata indah
Apalah daya hati yang tak bisa singgah

(RSY_22/12/2017)

02 April 2020

09 July 2018

Yang Terselip Diantara Doa

09 July 2 Comments



Sebuah persembahan goresan kata yang terangkum dalam puisi, semoga berkenan menyelami dan memahami. Selamat membaca!



Tentangmu, tentangku dan tentang kita
Dimana kata tak mampu bicara
Tutur tak berani berucap
Meski bukan bait yangg terangkai indah

Namun ini dimana pena mengukir cerita

Apalah dayaku? Ketika tuhan tak jalinkan kita di atas cinta
Tak mungkin melawan, tak juga bisa menentang
Menerima dan menjalaninyalah satu-satunya cara
Harapan yang terselip diantara doa
Semoga tak ada akhir selain maut yang menjelang

Kelak kau terlukis dalam setiap baris kata
Semangat terang diantara gelap yang ada
Yang menopangku menjelang tumbang
Menjadi doa di setiap ucap yang kupanjatkan
Tetaplah disana, tetaplah menjadi pelita

Aku tak akan kemana-mana
Hingga kulihat di wajahmu terkembang senyum bahagia


RSY

(Surakarta, 07/12/2015)

17 May 2018

#Day 1–Proyek 30 Hari Menyusun Kata

17 May 0 Comments
#Proyek30HariMenyusunKata
#Day1
Selamat Pagi, Siang, Sore, atau Malam? (harapan saya semoga disetiap waktu yang disebutkan akan ada orang-orang yang mampir untuk sekedar membaca tulisan-tulisan dari blog ini, Aamin.)

Lama tidak bersua dengan anda-anda sekalian, meski tak pernah bertatap namun setiap tulisan di blog ini mengisyaratkan sebuah perjumpaan dengan setiap insan yang membacanya. Ahh, ngomong apa sih ini? seperti biasa intro yang kadang kurang nyambung mengawali kita pada tulisan kali ini.

Sudah sekitar satu bulan yang lalu, postingan terakhir dari blog ini muncul di permukaan. Sekarang saatnya kembali mengudara dengan berbagai tulisan dari lisan yang belum tertata ini. Kali ini Mata Pena Ku hadir dalam rangka menyambut bulan suci penuh berkah yaitu Ramadhan Mubarak 1439 Hijriyah. 1 Ramadhan 1439 Hijriyah berdasarkan hisab dan hitungan yang dilakukan oleh pihak bersangkutan ditetapkan jatuh pada hari ini Kamis 17 Mei 2018. Artinya hari ini umat muslim di seluruh penjuru jagad (seharusnya) mulai menjalankan salah satu ibadah rukun Islam yaitu berpuasa (Shaum).

Oh iya, hampir lupa. Mewakili seluruh jajaran yang bertugas di blog ini, saya sebagai penulis utama mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1439 Hijriyah. Semoga Allah melimpahkan berkah rahmat dan ampunan kepada kita semua, sehingga kita termasuk dalam golongan hamba yang Muttaqin, yang selamat dan diselamatkan kembali kepada Tuhan. Aamiin.. /\

Proyek 30 Hari
Tidak jauh-jauh dari topik ramadhan, postingan kali ini sekaligus mengawali #Proyek30HariMenyusunKata selama bulan Ramadhan di blog Mata Pena Ku. Jadi, Insyaallah selama Bulan Ramadhan 1439 H kali ini Mata Pena Ku akan berusaha menghadirkan tulisan-tulisan aneka macam tema untuk menemani para pembaca dalam menjalankan ibadah puasa. Gimana?? Setuju nggak? Setuju sajalah yaa, sebab meskipun kalian tidak setuju kami akan tetap berusaha mewujudkannya. Wkwkwkwk (lha kan ini blog saya, bebas dong) ;P

Mengharap doa dan dukungan dari para pembaca sekalian, semoga proyek ini terwujud. Yaa minimal 80% terlaksana deh ya? Hehe. Saya memang tidak menjamin akan selalu bisa menghadirkan tulisan setiap harinya, karena mungkin suatu saat hal itu tidak dapat terlaksana karena suatu alasan. Namun dalam hati saya mencoba niatkan untuk mewujudkan proyek ini setelah proyek sebelumnya gagal terlaksana yaitu proyek 30 Hari Menulis Puisi pada tahun lalu.

Nantinya, selama #Proyek30HariMenyusunKata berlangsung bukan hanya akan menyajikan tulisan mengenai Ramadhan saja. Tetapi saya tidak membatasi diri saya sendiri akan menyajikan tulisan seperti apa, jadi biarkan mengalir sajalah. Ada kalanya saya akan memposting artikel dari berbagai tema, mungkin lagu, puisi, atau sekedar catatan harian selama menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan. Oleh karenanya, bagi anda-anda sekalian yang suka dengan tulisan saya atau (mungkin) kangen dengan kehadiran saya silahkan sering-sering mengunjungi blog Mata Pena Ku ini. Semoga dengan membaca posting-posting dari saya bisa menggantikan kehadiran saya dan mengobati kangen yang terasa. Untuk yang satu ini, saya teringat pesan salah satu sahabat terbaik selama kuliah di kota tetangga. Berawal dari sanalah, saya ingin tetap dan tetap menulis. Terimakasih Din ;)

Hari pertama ini belum begitu banyak hal yang saya lakukan, hanya seharian membantu orang tua untuk membersihkan sisa dahan pohon kelapa yang sudah kering untuk dijadikan kayu bakar. Kegiatan berlanjut dengan menyiapkan media tanam untuk biibit yang tadi pagi dibeli oleh ibu saya. Satu minggu ke depan mungkin akan saya habiskan untuk menanam tanaman, terutama sayur. Kenapa sayur?? Sudah pasti karena sayur merupakan makanan yang menyehatkan, eiitss tunggu dulu!! Tapi tergantung bagaimana mengolahnya. Kalian sudah tahu tentang bagaimana menjaga kesehatan dengan cara yang sederhana tapi ampuh terasa?? Jangan kemana-mana, pantengin terus blog ini, karena selama #Proyek30HariMenyusunKata akan saya ungkap tips dan triknya. Jadi Tunggu saja!.

Ramadhan 1439 H

Mengawali awal Ramadhan ini, tidak banyak kata yang saya susun untuk mengisi postingan pertama dari #Proyek30HariMenyusunKata Mata Pena Ku. Saya hanya akan sedikit megutip kata-kata dari Guru Saya Bapak Kyai Tanjung mengenai datangnya Bulan Penuh Berkah yaitu Ramadhan.


Tiada kemenangan jika tanpa pengendalian
Tiada pahala jika tanpa amal perbuatan
Tiada kebersihan jiwa tanpa penyucian
Tiada ampunan jika tanpa saling memaafkan
Tiada hati jika tanpa Ilmu, amal dan iman
Bulan Penuh Berkah telah datang
-Kyai Tanjung-






Seperti itulah kira-kira kutipan kata dari Bapak Kyai Tanjung yang turut tersemat di banner ucapan selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan dari keluarga besar POMOSDA. Jika ingin tahu lebih banyak mengenai POMOSDA atau Beliau Bapak Kyai Tanjung, silahkan Klik DISINI atau DISINI

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA RAMADHAN 1439 HIJRIYAH

(Sampai saya selesai menulis ini, waktu baru menunjukkan pukul 14:55 WIB, sekitar 2,5 Jam lagi. Semangaat!!) ;P

























13 April 2018

Konsistensi Lirik Sederhana Namun Tetap Indah, The Rain

13 April 0 Comments
Selamat malam rekan-rekan Mata Pena Ku, kembali lagi bertemu dengan tulisan-tulisan di blog sederhana ini. Bulan maret telah berlalu dan tergantikan oleh April yang sudah berjalan beberapa waktu pula. Bagaimana kabar bulan April teman-teman sekalian? Semoga selalu menyenangkan dan berbahagia dalam menjalani hidup.

Pada kesempatan ini saya akan sedikit mencoba memberikan bacaan ringan tentang salah satu grup band yang masih eksis di blantika musik tanah air. Mumpung musimnya lagi hujan (hihi, apa hubungannya ya??) nah ngomong-ngomong soal hujan, band yang akan kita bahas kali ini sangat erat kaitannya dengan hujan. Yap, The Rain menjadi alasan saya untuk menggoreskan pena pada tulisan ini.

ed2bde34-adbc-42c3-ae1b-3e9b2c8336da_512
The Rain yang awal mulanya bernama No Rain ini merupakan salah satu grup band asal Yogyakarta yang masih eksis mewarnai kancah industri musik tanah air. Meskipun personilnya tidak semua berdomisili di Yogyakarta, namun The Rain menjadikan Yogyakarta sebagai homebase mereka. Pasalnya grup ini terbentuk di Yogyakarta ketika para personilnya bertemu dan memutuskan untuk bermain musik bersama sebagai The Rain.

Sejak terbentuk 16 Tahun yang lalu di Yogyakarta, band yang digawangi oleh Indra Prasta (Gitar-Vokal), Iwan Tanda (Gitar), Ipul Bahri (Bass), dan Aang Anggoro (Drum) ini masih menunjukkan eksistensi dalam mewarnai kancah musik tanah air. Menganut aliran musik pop yang populer dikalangan anak muda ini, The Rain berhasil membuahkan hits-hits yang familiar di telinga penikmat musik indonesia. Terlebih bagi para remaja yang sedang dimabuk asmara, lagu-lagu The Rain seakan menjadi soundtrack kisah asmaranya.

Ada hal menarik yang dimiliki dan menjadi ciri khas dari The Rain sendiri, secara musikalitas memang The Rain menurut saya belum bisa dibandingkan dengan musik-muthe-rainsik karya maestro seperti Ahmad Dhani, God Bless, dan lain-lain. Namun lewat lirik-lirik sederhana yang menggugah selera, The Rain mampu menghipnotis pendengar musik tanah air. Berdasarkan pengalaman saya mendengar lagu-lagu mereka, liriknya sangat sederhana namun mampu menggambarkan detail perasaan yang dialami seseorang. Tidak percaya? Silahkan dengarkan sendiri lagu-lagu mereka.

Lirik sederhana namun tetap indah inilah yang menjadi kekuatan The Rain untuk bisa diterima para penikmat musik tanah air. Sebagi contoh saja, The Rain berhasil memikat hati para ABG (Anak Baru Gede) yang mayoritas anak sekolah atau kuliah ini dengan Trilogy Terlatih Patah Hati, Gagal Bersembunyi, dan Penawar Letih. Trilogy lagu yang proses rilisnya pada tanggal yang sama selama tiga tahun berturut-turut ini mempunyai komposisi lirik yang mudah dicerna tapi tetap tidak norak. Terlebih untuk hits Terlatih patah Hati dan Gagal Bersembunyi yang sangat familiar dengan kehidupan asmara para remaja masa kini. Pasalnya dua lagu tersebut menceritakan tentang kehidupan patah hati dan kerinduan kepada mantan kekasih. Lihat saja liriknya

Begini rasanya terlatih patah hati
Hadapi getirnya terlatih disakiti
Bertepuk sebelah tangan (sudah biasa)
Ditinggal tanpa alasan (sudah biasa)
Penuh luka itu pasti, tapi aku tetap bernyanyi

Dan juga lirik yang ini nih,

Kau tahu aku merelakanmu
Aku Cuma rindu, aku Cuma rindu
Tak kan mencoba tuk merebutmu
Aku Cuma rindu, itu saja

the-rain-gagal-bersembunyi
Sekilas lirik tersebut sangat nyaman didengar oleh telinga karena pemilihan kata yang sangat pas untuk kehidupan asmara anak jaman sekarang. Dua hits yang terkesan mengenaskan namun dibalut oleh lirik yang tetap indah itu semakin lengkap dengan lagu yang ketiga dari sekuel trilogi terlatih patah hati yaitu Penawar Letih. Begini penggalan liriknya

Walaupun kadang kau juga menyebalkan
Namun tak mengurangi teduh tatapan
Tetaplah menjadi penawar letihku
Dan aku berjanji selalu menjagamu

Romantis bukan? Setidaknya menurut saya lirik tersebut merupakan salah satu lirik romantis yang digarap oleh The Rain. Lirik-lirik sederhana dengan penataan kata yang pas menjadikan lagu-lagu The Rain terasa lebih enak didengar dan terdengar indah. Mungkin itu salah satu rahasia konsistensi bermusik yang dijalani oleh The Rain dengan melahirkan lirik-lirik sederhana namun tetap bisa diterima dan terasa indah.

Oh iya, Selain lirik-lirik yang sederhana namun indah ada hal lain yang menarik dari The Rain yaitu selalu bisa menyelipkan semacam kata mutiara yang bisa dipakai untuk kutipan-kutipan dalam hidup. Bukan hanya itu, lirik-lirik memotivasi juga pernah mereka garap dengan apik. Penasaran?? (sama, saya juga) tapi tenang akan kita bahas suatu hari nanti, tidak sekarang (jadi tunggu aja yaa).



Masih penasaran dengan lirik-lirik The Rain? Silahkan temen-temen nikmati sendiri musiknya, jika sudah silahkan temukan hal-hal menarik lain dari The Rain. Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar untuk melengkapi hal-hal menarik dari The Rain yang kalian temukan atau sekedar menyapa dan berbagi cerita. Selamat menikmati dan salam menulis! Mari Menulis untuk Kebahagiaan! ^_^

10 March 2018

Apa dan Kenapa: Filosofi Makna “Perahu Djogja”

10 March 4 Comments
Hai..hai para pembaca yang budiman, bertemu lagi di postingan blog ini. Pada episode kali ini (episode, dikira sinetron?? Hehe), maksudnya edisi kali ini saya akan memberikan penjelasan tentang blog ini. Wah padahal sudah lama sekali blog ini lahir loh, kok baru dijelaskan sekarang ya?? Iya, benar sekali blog ini sudah terlahir dari sekitar 4 tahun lalu. Kenapa baru saya keluarkan penjelasan di tahun yang ke-4 ini? Mungkin karena selama ini masih banyak perubahan yang terjadi di blog ini, baik itu tampilan luar, dalam ataupun isi dari blog ini. Bagi para pembaca yang mungkin bertanya-tanya atau ingin tahu lebih banyak tentang blog ini, silahkan nikmati tulisan saya kali ini.

Tulisan ini saya buat atas dasar pertanyaan dari salah satu teman yang menanyakan maksud dari kata “perahudjogja” yang menjadi alamat homepage dari blog ini. Berangkat dari pertanyaan tersebut, saya mulai berpikir untuk sharing maksud dari penamaan alamat blog ini. Sejujurnya, sudah lama saya ingin berbagi tentang nama “perahudjogja”, namun sepertinya keinginan untuk memendamnya jauh lebih kuat daripada membagikannya. Selain itu pula, dari segi penulisan belum menemukan bahasa dan waktu yang tepat untuk dibagikan kepada para pembaca blog. Nahh, itu alasan kenapa saya belum membagikan maksud kata “perahudjogja” pada penulisan alamat homepage blog ini.

Hari ini saya mencoba menuliskan tentang maksud dari kata “perahudjogja” pada alamat blog ini. Namun sebelumnya saya ingin sedikit mereview tentang identitas blog ini, alih-alih sebagai perkenalan yang tertunda. Mari kita mulai perkenalannya, awal mula blog ini tercipta adalah karena keinginan untuk mengabadikan setiap tulisan saya agar tidak tercecer kemana-mana (sejak dulu saya suka mencoret-coret kertas dengan tulisan-tulisan). Tahun 2014 kalau tidak salah, saya iseng mendaftar blogger karena penasaran saja. Saya bahkan lupa tulisan pertama di blog ini, yang jelas pada saat itu blog ini hanya sebagai ajang pembelajaran baik itu tentang tulisan maupun desain web. Saya masih ingat, blog ini terdaftar saat saya masih berada di semester 2 perkuliahan. Awalnya, blog ini hanya berisi puisi dan kumpulan chord gitar yang saya kumpulkan dari berbagai sumber. Seiring berjalannya waktu, saya berpikir untuk mengumpulkan tulisan-tulisan yang masih tersisa di lembar-lembar kertas yang saat itu masih saya miliki. Kemudian saya mulai menyelipkan materi-materi perkuliahan yang pernah saya dapat selama ini. berangkat dari sanalah blog ini mulai saya kelola dan saya utak-atik. Saya tidak ingat berapa kali blog ini berganti template dan layout. Hingga pada semester 6 ke belakang saya mulai mengkonsistenkan pengelolaan blog pribadi ini. Menjelang akhir sebelum lulus, sembari mengerjakan skripsi saya mulai menetapkan arah dan tujuan blog ini. Hingga akhirnya terbentuklah blog “Mata Pena Ku” ini sampai sekarang.

Header Blog Mata Pena Ku

Terlalu panjang ya kenalannya?? Hehe maklum, mengenang masa lalu memang terlalu asyik. Baiklah, saya kira cukup untuk review blog jaman dulunya, sekarang saatnya masuk ke pembahasan utama. Nama blog ini seperti yang sudah saya paparkan tadi yaitu Mata Pena Ku. Kenapa saya menamakan seperti itu? Padahal alamatnya tidak menyebut pena sama sekali, malah “perahudjogja”. Saya mulai dari penamaan Mata Pena Ku terlebih dahulu, awal mulanya bukan Mata Pena Ku tetapi Rossyadie Area. Ya, saya masih ingat betul kenapa dulu saya namakan Rossyadie Area, karena saya pikir blog ini nantinya akan memuat hal-hal tentang tulisan-tulisan saya. Namun kemudian saya sengaja mengganti dengan header “Mata Pena Ku”, mengapa? Karena saat itu saya berharap blog ini nantinya akan menjadi penyambung kata yang tergores dari mata pena saya. Saya berharap blog ini memuat apa saja yag pernah tergoreskan oleh pena, pada masa perubahan template saya pernah memasang satu buah ayat Al-Qur’an yaitu “Nuun, Walqolami wa mayasthuruun”. Ayat awal dari surat al qolam (pena) yang artinya “Demi Pena, dan apa yang dia tulis”, salah satu ayat yang menginspirasi saya menamakan blog ini Mata Pena Ku. Seperti pena yang melukiskan kata pada baris-baris kertas, saya ingin blog ini menjadi tempat curahan dan ungkapan saya dalam mengukir cerita, cinta, dan juga cita-cita. Sesuai dengan deskripsi header blog Mata Pena Ku : Kuresapi, Kuhayati, Kutetapkan dalam Hati Nurani (sadur pitutur dalam lirik hymne penghamba karya Bpk Kyai Tanjung).

“Sebab kata tak pernah ada habisnya, itulah mengapa pena tak punya alasan untuk tak menuliskannya”
Semoga tergores tulisan-tulisan indah, menginspirasi, dan bermanfaat dari Mata Pena Ku.

Nah itu tadi sedikit tentang penamaan Mata Pena Ku, selanjutnya kalian pasti pernah bertanya-tanya tentang blog ini, kenapa Judul, alamat, dan penulis tidak ada hubungannya. Sengaja saya tidak menggunakan unsur nama dalam penulisan alamat blog ini, jujur saja pernah terpikir untuk menyelipkan nama rosyadi dalam alamat blog ini, tapi saya urungkan niat itu. Saya lebih suka menuliskan alamat “perahudjogja” untuk blog ini, karena saya lah “perahudjogja” itu. Kata “perahudjogja” sebenarnya sudah muncul di benak saya ketika masih duduk di sekolah menengah atas, saat itu saya bersekolah di salah satu pondok modern di jawa timur. Di balik makna filosofis yang membangunnya, kata “perahudjogja” lebih dulu terinspirasi dari salah satu lagu Maudy Ayunda “Perahu Kertas” yang ditulis oleh pengarang novel aslinya yaitu Dewi “Dee” Lestari. Saya tidak menampik lagu tersebut ikut menginspirasi penamaan “perahudjogja”, karena lagu ini adalah salah satu kenangan saya dengan seorang sahabat di jogja. Namun lagu “Perahu Kertas” tidak sepenuhnya membangun kata “perahudjogja” yang saya maksudkan di blog ini.

Kembali ke “perahudjogja”, dulu saya menjadikan kata “perahudjogja” sebagai salah satu nickname atau sebutan untuk diri saya sendiri, selain djogjaboy, decemberboy, rossyadie.maz atau yang lainnya. Maklum lah, jaman sekolah pasti ingin berlagak keren dengan nama-nama yang diinginkan dan dibuat sendiri yang menunjukkan ciri khasnya. Saya akui, saya pun melewati moment dan fase seperti itu sampai pada akhirnya saya memilih nama belakang untuk menjadi nickname yaitu RSY atau Rosyadi. Kata “perahudjogja” awalnya saya hanya beranggapan bahwa saya lah perahudjogja itu, karena saya dari jogja yang mengarungi kehidupan di daerah lain layaknya perahu yang sedang mengarungi samudera. Begitulah gampangnya saya menjelaskan tentang “perahudjogja”. Intinya adalah karena saya datang dari jogja dan pergi untuk mencari bekal pengalaman, ilmu pengetahuan, dan mengarungi kehidupan, begitulah kira-kira.

Tetapi lebih dalam saya memaknai kata “perahudjogja” ini sesuai dengan arti kata per katanya. Dua kata yang membentuknya adalah “perahu” dan “djogja”, sekilas kata-kata ini tidak bermakna dalam, tetapi saya melihatnya lain. Kata kedua “djogja” sudah pasti menunjukkan darimana saya berasal dan beranjak, tidak salah memang bahwa “djogja” adalah tanah kelahiran saya. Namun lebih jauh lagi saya menggali makna kata “djogja” adalah budayanya yang istimewa dan berhati nyaman. Sejak kapan saya juga tidak begitu paham, jogja identik dengan tagline “istimewa” dan “berhati nyaman”, karena itulah saya mencoba mengambil makna dari kata “djogja” yang istimewa dan berhati nyaman.

Selanjutnya kata “perahu” ini terbesit dalam hati karena nyaman untuk diucapkan, entah karena apa saya tidak tertarik dengan padanan katanya seperti kapal, pesiar, boat, atau apalah itu yang menyerupainya. Kata “perahu” lebih mudah diingat dan terasa nyaman dalam hati, selain karena inspirasi dari lagu “perahu kertas”. Kata “perahu” disini saya memaknainya sebagai sesuatu yang tegar dan tetap tenang meski banyak halangan dan rintangan, layaknya perahu yang terombang-ambing dan dihantam ombak ataupun terbentur karang. Meski terlihat menyedihkan, namun satu hal yang harus selalu diingat oleh “perahu” tersebut, yaitu dia harus tetap berlayar. Meskipun diterjang badai, dihantam ombak, dan digempur karang, perahu harus tetap berlayar. Itulah yang menjadi pesan untuk diri saya sendiri, meskipun dalam mengarungi kehidupan ini banyak halangan, rintangan, cobaan yang menghadang, tetapi hidup harus tetap dilanjutkan. “Show Must Go On” kataku ketika itu berkaitan dengan pertunjukkan.

Jika kedua kata itu bergabung menjadi frase “perahudjogja” maka saya memaknainya sebagai sebuah perahu (seseorang) dari jogja yang mengarungi hiruk-pikuk kehidupan dengan tetap tegar dan tenang, berharap berakhir istimewa dan terasa nyaman di hati (selamat). Kata “perahudjogja” sendiri juga menjadi pengingat bagi diri pribadi untuk senantiasa tegar menjalani dan melanjutkan kehidupan, serta untuk terus belajar menjadi seorang pribadi layaknya jogja yang istimewa dan bisa memberikan kenyamanan (bermanfaat) bagi orang lain ataupun diri sendiri. Oh iya, saya teringat untuk menyertakan kutipan dalam postingan kali ini. kata-kata ini sempat menghiasi deskripsi header blog sebelum berganti yang sekarang ini.

Melenggang tanpa arah, menyusur lalu membaur. Menuju satu titik bermakna, di sanalah perahu bermuara. Dimana hati menatap, maka Tuhan selalu ada di sana. Karena langkah ke belakang membuat luka yang semakin dalam. Namun tetaplah berusaha, jadikan langkahmu menuju masa depan.
Template Blog Mata Pena Ku beberapa waktu lalu


Mungkin itu sedikit banyak rangkaian kata yang menjelaskan tentang apa itu “perahudjogja”. Cukup kah menjawab pertanyaan kalian? Jika masih kurang, silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar. Saya akan sangat senang berbagi cerita dengan kalian semua. Salam dari perahudjogja yang masih mencari pelabuhan selanjutnya. Terimakasih!!

19 February 2018

Mengurai Makna, “Kasih Tak Memilih” – Letto

19 February 2 Comments



Hai, salam sapa yang semoga cukup untuk membawa kita pada cerianya hari-hari. Bagaimana kabar Februari kalian? Sudahkah menemukan hal menarik di bulan ini? Bagaimanapun kabar Februari kalian, semoga itu adalah keadaan terbaik untuk diri kalian masing-masing.

Tidak jauh-jauh dari Februari, khususnya 14 Februari yang lebih dikenal dengan Hari Valentine dimana orang-orang merayakan hari ini sebagai hari kasih sayang. Masih seputar kasih sayang, kali ini saya akan berbagi tentang lirik lagu yang menurut saya memiliki makna yang dalam. Kasih Tak Memilih, itulah judul lagu yang akan kita bahas kali ini. Seperti sebelum-sebelumnya, lagu yang dibahas kali ini masih menjadi salah satu daftar diskografi dari Band asal Jogja, Letto.

Banyak yang tak menampik kalau lirik lagu yang dibawakan oleh Letto, khususnya yang ditulis oleh Mas Noe memiliki pemaknaan yang dalam. Banyak yang mengakui dalamnya makna lirik lagu dari Mas Noe, meskipun justru menimbulkan beragam pemaknaan dari para pendengarnya. Namun pemaknaan yang berbeda-beda sudah terasa biasa untuk berbagai lirik lagu. Seperti kata Eross Candra  

“Setiap orang punya hak untuk menafsirkan makna lirik lagu yang didengarnya, tentunya sesuai dengan apa yang dirasakan oleh pendengar itu sendiri. Tetapi pasti ada makna asli dari lirik yang ditulis oleh pengarang itu sendiri”

Saya setuju saja dengan pernyataan Eross Candra tersebut, karena ya memang seperti itu adanya.
Sampul Kasih Tak Memilih

Pemaknaan lirik lagu Kasih Tak Memilih dari Letto ini juga merupakan pemaknaan sederhana dari saya, berbekal berbagai referensi yang kemudian saya sederhanakan kalimatnya. Kira-kira seperti inilah hasil pemaknaannya.

Terasa Benci Itu
Yang tersimpan Setiap waktu
Berapa Lama
Ku mau tuk Menderita
Aku Tak mengerti
Kata Dari hati

Enam baris pertama jujur saja sulit untuk mengartikannya, namun dari segi bahasa yang dipilih lirik ini memiliki benang merah yang bisa ditarik. Sebagai manusia, tentunya kita pernah merasakan benci, kecewa, sakit hati dan lain sebagainya. Baris lirik ini menunjukkan kepada kita bahwa jika kita selalu saja menyimpan rasa benci, kecewa, sakit hati dan lain sebagainya (perasaan yang tidak baik) hanya akan membawa penderitaan pada diri sendiri. Akibatnya kita tidak akan mengerti apa yang dimaksudkan oleh hati kita sendiri, karena tertutup oleh rasa benci, kecewa, dan lain-lain. Hati Nurani akan selalu mengatakan hal-hal yang benar.


Sebelum terlambat
Coba tuk mengingat
Seperti kertas yang Putih
Cinta kasih Tak memilih

Empat baris berikutnya yang merupakan reffrain dari lagu ini mengajak untuk mengingat Dia yang kita anggap sebagai Tuhan. Sekilas kalimat “cinta kasih tak memilih” mengisyaratkan tentang romansa cinta yang menjadi anugerah bagi seseorang. Namun setelah saya cermati, kata “Kasih” menurut saya merujuk pada satu entitas bukan kata frase gabungan dari cinta. Jika saya pisahkan maka pemaknaannya akan menjelaskan bahwa sebelum terlambat maka cepat-cepatlah kembali mengingat Dia, karena cinta dari “Kasih” tidak pilih-pilih layaknya kertas yang putih tidak memilih apa yang akan tergoreskan diatasnya. “Kasih” disini adalah makna lain dari Tuhan yang maha pengasih.

Masih di baris ini, seakan mengingatkan bahwa kita tak perlu khawatir akan diterima-tidaknya ibadah, banyak-sedikitnya rejeki, berat-ringannya ujian yang diberikan oleh Tuhan, karena cinta dan anugerah Tuhan tidak memilih kasta. Selama berpasrah tunduk dan patuh, maka Tuhan maha mengetahui.



Cinta Yang tlah Hilang
Seharusnya tak mengapa
Karena Kasih
Kan menjaga Hati yang bersih
Hati Yang tlah murni
Takkan tersakiti



Enam terakhir menjadi penegasan, bahwa kekhawatiran akan sesuatu hal seharusnya tidak menjadi hal yang perlu dirisaukan, selama kita berserah dan bersandar kepada Yang Maha Kuasa. Bahkan cinta (bisa diartikan pacar, kekasih, kesenangan duniawi, dll) yang hilang, pergi dan tak kembali seharusnya tak menjadi dilema kesusahan bagi diri kita. Selama hati kita bersih, maka Tuhan akan menjaganya tetap bersih dan suci. Keyakinan akan Tuhan bertempat tinggal dalam hati nurani yang lebih dalam lagi adalah rasa hati. Layaknya rumah yang nyaman ditinggali, maka hati juga seharusnya dijaga tetap bersih dan suci.

Dua baris terakhir menjadi penutup penjelasan bahwa hati yang bersih, suci, murni dan didalamnya Tuhan hadir dengan yakin maka tidak akan merasa tersakiti, benci, kecewa, dan lain sebagainya. Jika diolok-olok, dihina, dan dipandang rendah, serta hal lain yang menyakitkan hati akan berlapang dada, sadar bahwa segala sesuatunya berasal dari Tuhan dan tidak akan bisa apa-apa jika TanpaNya.



Wa’bud Rabbaka hatta ya’tiyakal yaqiin,maka sembahlah Tuhanmu hingga benar-benar hadir dengan yakin di dalam hati”



Seperti itulah kira-kira pemaknaan saya dalam memahami arti lirik lagu Kasih Tak Memilih dari band Letto yang ditulis oleh Sabrang Mowo Damar Panuluh-Noe Letto. Hampir semua lagu Letto bisa memiliki pemaknaan ke arah religius, entah memang sengaja atau karena sang penulis lagu merupakan putra dari Ulama Maiyah dan budayawan Emha Ainun Nadjib. Sudah pasti banyak pendapat yang berbeda mengenai hal ini, namun tak mengapa karena sejatinya perbedaan pendapat adalah untuk memperkaya khasanah dan wawasan. Bukan untuk saling menghujat dan saling menghina. Islam itu mendamaikan.

Okay, semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menjadi bacaan di kala senggang. Jika ada pendapat lain mengenai pemaknaan lagu Kasih tak Memilih silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar, mari saling berbagi. Berbagi itu indah, Salam Menulis! ! Matur nuwun!!

09 February 2018

Sulitkah Menjatuhkan Pilihan??

09 February 4 Comments
Halo para pembaca, ada saat dimana kita akan dihadapkan pada sebuah atau mungkin beberapa buah pilihan. Banyak orang berkata kalau hidup itu adalah pilihan, hidup itu memilih, atau pilihan adalah bagian dari hidup. Apapun itu bahasa yang digunakan, pada akhirnya akan dipahami bahwa hidup itu adalah pilihan. Tidak sedikit yang mengatakan juga bahwa memilih itu adalah fase hidup yang paling sulit untuk dilakukan. Padahal sudah ada beberapa alternatif dan hanya tinggal memilih saja, apa sulitnya?

Ada beberapa atau bahkan mayoritas orang lebih menyukai soal atau pertanyaan dengan jenis mutiple choice atau pilihan ganda. Karena sudah tersedia beberapa pilihannya, tinggal menentukan pilihan saja. Namun pada kenyataan hidup, tak banyak orang yang berpendapat kalau memilih itu adalah hal yang disukai. Banyak yang mengeluhkan sulit untuk memilih dan lebih menginginkan menjalani apa yang menjadi kata hati mereka masing-masing dalam artian bebas menentukan.

Pilihan

Saya yakin diantara para pembaca sekalian pasti pernah mengalami kebingungan, bimbang atau dilema ketika dihadapkan pada sebuah pilihan. Apakah saya benar? Jika saya benar, berarti bukan hanya saya saja yang pernah mengalaminya. Menjatuhkan, menentukan pilihan bagi sebagian orang yang belum berpengalaman akan terasa sangat sulit. Ada banyak pertimbangan yang diperhitungkan dalam membuat pilihan. Ada banyak faktor pula yang mempengaruhi pilihan yang diambil tersebut. Namun tidak selamanya memilih itu sulit, tinggal bagaimana menyikapinya saja.

Sulitnya menjatuhkan pilihan biasanya dikarenakan beberapa hal yang menggoyahkan pikiran, sehingga terjadi dilema. Beberapa hal tersebut misalnya

1. Tujuan yang belum pasti

Tujuan merupakan hal paling mendasar dalam mengambil keputusan. Terlebih ketika dihadapkan dalam sebuah pilihan, tujuan memegang peranan penting dalam menentukan pilihan apa yang akan diambil. Semakin tidak jelas tujuan maka akan semakin besar kemungkinan muncul dilema dalam menentukan pilihan. Sebaliknya, jika tujuan sudah tampak begitu jelas maka akan sedikit lebih ringan dalam menjatuhkan pilihan. Meskipun perlu juga menimbang hal-hal lain yang mempengaruhi pilihan tersebut.

2. Keadaan yang tidak mendukung

Keadaan yang tidak mendukung hampir pasti akan menjadi faktor yang menimbulkan dilema dalam memilih. Sederhada saja, misal ketika keadaan keuangan yang pas-pasan pasti akan terjadi dilema dalam menggunakan uang untuk membeli makanan ataukah harus dibayarkan untuk pendidikan atau yang lainnya, dimana keduanya sama-sama penting. Keadaan yang tak bisa dipersalahkan seakan menjadi bumbu dilema dalam menentukan pilihan.

3. Bisikan-bisikan tak bertanggungjawab

Dimanapun, kapanpun, bisikan-bisikan yang meragukan akan selalu ada. Diminta ataupun tidak, bisikan itu akan datang dengan sendirinya. Bisikan yang tidak masuk akal akan lebih baik daripada yang masuk akal, kenapa demikian? Bisikan-bisikan yang masuk akal namun bertolak belakang sangat mungkin mengganggu fokus kalian dalam menentukan pilihan. Dalam pikiran akan muncul pernyataan “oh iya juga ya”. Kata-kata itulah yang berbahaya dalam proses menjatuhkan pilihan. Berhati-hatilah dengan bisikan-bisikan tak bertanggungjawab tersebut.

4. Hati yang berkata lain

Yang terakhir ini adalah yang paling dahsyat. Biar bagaimanapun hati tidak akan berbohong, begitu yang saya dengar dari kata orang-orang. Seberapa yakin seorang jika hatinya berkata lain pasti akan ada kebimbangan. Seberapa lebar kesempatan yang terbuka, jika hati memiliki keraguan pasti akan muncul goyah dalam memilih. Saya pernah mengalaminya, dua kali malahan, dan itu rasanya benar-benar menguras tenaga, terutama otak. Ikuti hatimu

Beberapa hal tersebut seringkali mengganggu keyakinan dalam memilih, meskipun masih ada hal-hal lain yang juga berpotensi menggoyahkan pilihanmu. Namun beberapa hal di atas sudah cukup mewakili dalam hal menimbulkan keraguan memilih. Bukan tidak ada cara untuk mengatasi hal-hal tersebut, namun bagaimana seorang itu mau mengatasinya. Semua tergantung bagaimana diri menyikapinya. Ada beberapa cara untuk menjatuhkan pilihan sesuai dengan keinginan kita.

Ketika masih sekolah di menengah atas, saya pernah diajarkan bagaimana cara menghadapi posisi dilema dalam menentukan pilihan. Sebebnarnya cara ini untuk menentukan skala prioritas mana yang akan dijalani. Dalam ilmu ekonomi hal ini bisa dipelajari pada bab biaya peluang. Konsepnya hampir sama, hanya saja jika pada bab biaya peluang menggunakan perhitungan untuk mengetahui pilihan apa yang akan diambil, cara yang diajarkan di sekolah saya dulu hanya mengumpulkan materi untuk diperbandingkan.

Cara ini dikenal dengan nama PMI yang kepanjangannya adalah Plus Minus Interesting. Sesuai namanya, cara ini melibatkan tiga komponen utama dalam sebuah pilihan. Plus adalah sisi positif yang didapatkan dari memilih salah satu alternatif pilihan, Minus adalah kebalikannya yaitu sisi negatif apa yang akan diperoleh jika memilih salah satu alternatif, sedangkan Interesting adalah bagian menarik dari apa yang akan dipilih. Singkatnya seperti itu, kita hanya perli menggali dan mengumpulkan sebanyak-banyaknya point plus, minus maupun interesting dari setiap alternatif pilihan.

Bukan semata membandingkan, namun disinilah kita dapat mengetahui seberapa cocok pilihan tersebut dengan kehendak hati kita. Semakin banyak menggali dan mengumpulkan point PMI berarti semakin kecil pula celah yang akan menggoyahkan pilihan, hal ini dikarenakan semakin banyak point yang dikumpulkan maka akan semakin kelihatan detail dari setiap pilihan. Dengan demikian akan lebih mudah untuk menjatuhkan pilihan kita tanpa keraguan namun tetap berdasarkan pertimbangan.

Tertarik untuk mencobanya? Silahkan aplikasikan untuk hal-hal yang sederhana terlebih dahulu, kemudian berlanjut untuk menentukan pilihan yang beresiko lebih besar dan lebih besar. Namun saya tegaskan terlebih dahulu, PMI hanyalah salah satu alat bukan satu-satunya cara. Sebelum menggunakan PMI silahkan dicoba untuk mengatasi beberapa masalah diatas dengan cara dasar terlebih dahulu. Misalkan dengan emnetapkan tujuan yang pasti, mengacuhkan bisikan atau dengan mendengarkan hati. Sebab saya yakin hati tidak akan pernah bohong.

Demikian, semoga sharing kali ini bermanfaat. Bagi kalian yang memiliki masalah lain atau mungkin solusi lain untuk mengatasi keraguan memilih silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar. Indahnya berbagi, salam menulis!! Gracias!!

28 November 2017

Tentang Apa dan Dimana

28 November 0 Comments

Ini tentang sebuah langkah yang seharusnya kuambil

Tentang sebuah pilihan yang harus kuputuskan

Juga tentang sesuatu yang seharusnya aku lakukan

Tentang bagaimana aku mengenang semua

Tentang apa yang akan aku dapatkan

Dan masih tentang dia yang memberikan senyuman

Tentang hidup yang kini telah berjalan

Tentang hati yang mulai ingin terlabuhkan

Serta tentang persahabatan yang tak pernah padam

Tentang apa yang tak pernah kualami sebelumnya

Tentang rasa yang mencoba untuk tetap bertahan

Dimana hasta masih terus menuliskan

Dimana pikir mencoba mengingat

Saat dimana mata memandang jauh ke sana

Dimana kaki berpijak dan siap menapak

Dimana lelah tak lagi bisa dirasakan

Waktu dimana sendiri selalu saja jadi teman

Dan ini tentang apa dan dimana semua menjadi nyata


RSY, 8 Nov 2013

07 November 2017

Aku Menyapa Kerinduan

07 November 0 Comments

10 Oktober 2017
Selepas senja, Djogjakarta

Aku terdiam
sejenak memandang
tak begitu jauh memang
tapi ada sedikit makna kutangkap
dari sebuah cercah harapan yang tersemat dalam
meniti setiap langkah yang menjadi panutan
bukan, ini bukan tentang seseorang
lebih kepada seseuatu yang membuatnya tenang
selalu saja senja
memberi apa yang tak bisa dilakukan pagi atau siang
membawa pada satu keadaan dimana kenangan datang
kembali membawa diri pada lamun ke belakang
pada diri yang sempat bersemayam
pada jiwa yang pernah menenangkan
di ujung senja, aku menyapa kerinduan

30 September 2017

PERGIMU ITU MATIKU

30 September 2 Comments

Berat mengubah sikap

Sebab demi Tuhan rasa ini masih sama

Memandang wajahmu aku tak sudi

Oh Jangan sampai di hadapanmu aku meneteskan air mata

Mengertilah, aku lelaki yang benci menangis

Mengertilah, telah semampunya aku tak ingin melihatmu lagi

Sementara waktu telah menyeretku jauh dari ragamu

Aku masih benci menjadi aku

Yang berharap kembali di detik-detik itu

Dipelukanmu

Betapa pesta yang sia-sia, ria yang percuma

Pada tiap esok yang kupunya hanya karena akan ada satu tanya

Kau dimana?

Sesungguhnya aku ingin sekali lagi berkata ya

Namun tiada pintamu datang kepadaku

Mungkin aku hanya terlalu sering berpikir

tentang suatu hari, yang tidak akan pernah datang

Tidak seharusnya kita menyesaatkan ini semua

Aku masih menyesali itu

Ada rasa rindu pada aku yang dahulu

Aku yang tak kenal kau

Sebab dari kehilanganmu, aku menemukan persamaan

Antara udara dan bebutiran

Aku telah hancur tubuhku mengurus jiwaku mengurasku

Telah kujadikan kakiku selingan kapas

Supaya aku tak dapat lagi memahami langkahku

Tetapi aku tak dapat menyelamatkan dunia

Sekarang bantulah semua orang supaya membenciku

Kau tidak sendiri

Aku telah menjadi orang lain

Aku yang dulu yang kau cintai itu

Sudah tiada

Jurang telah memanggil seluruh aku yang tanpa kau


By: Zerry Hendrik

21 September 2017

Selamat Satu Muharram

21 September 0 Comments

http://newteknoes.com/wp-content/uploads/2017/09/gambar-profil-tahun-baru-islam-1-muharram-1439
Aku terdiam dalam balutan sesal
Bukan tentang hal menyakitkan
Lebih karena yang tak sempat
Tinggal menyisakan lima menit saja
Esok sudah lagi bukan kemarin atau sekarang
Ada yang berbeda
Yang bertambah lagi satu angka
Semoga rahmat Tuhan selalu bersama
Untuk yang lalu juga yang akan datang
Selamat, kuucapkan pada yang baru menyapa
Juga pada apa yang telah berganti angka
Pada esok yang membawa secercah harapan
Atau untuk lalu yang memberi kenangan
Selamat tanggal satu muharram
Satu empat tiga Sembilan


Djogja, 1 Muharram 1439 H
00:01
RSY

13 May 2017

Karena Lukaku yang Sesungguhnya adalah Kamu

13 May 2 Comments
Halo guys! ada puisi bagus nih, bukan buatan saya sih memang. Saya sekedar ingin sharing saja, tapi mohon maaf saya lupa nama pengarangnya jadi tidak saya cantumkan, hehe. silahkan dibaca, diresapi dan dihayati..


Karena Lukaku yang Sesungguhnya adalah KAMU

Kala itu langit tak berucap sepatah katapun
Melainkan ia utus seseorang datang kepadaku
Kamu adalah jawaban atas pertanyaan tempo hari
Ketika hatiku berkata bahwa aku butuh seseorang
Ketika hatiku sunyi
Kamu hadir mengisi di sela-sela kesunyian ini
Ada luka yang membuat aku enggan melangkah
Rindu yang buat aku gundah
Pilu yang membuat malam-malamku resah

Kamu
Hadir membawa sebuah nama dimana doaku selalu menyebutnya
Dan aku jatuh cinta, Padamu yang kembali menghidupkan rindu dan resah dengan cara yang berbeda
Rindu dan resah yang selalu kucari, Yang selalu kucari lagi agar dapat kurasa
Rindu dan resah yang menghadirkan damai mengingatnya
Kamu
Tautan kasih sayng yang terindah
Terjalin, terangkai mengakar tepat di jantung hatiku
Tak perlu terucap dan tak pula tersurat
Ketika tiba-tiba semuanya hadir , mengalir sampai nadi mengingatku
Seiring langkah kita bersama

Kamu
Adalah sahabatku adalah saudaraku, Penemuan terbaikku
Kau tiba-tiba lantas bersama membawa luka, tak habis pikir aku dibuatnya
Keindahan menorehkan jelaga
Layaknya hitam yang jatuh di secarik kertas putih lusuh tak berdaya
Semua adalah sadiwara
Semua sandiwara yang nyata untukku dan engkau adalah sutradaranya
Kau permainkan aku bagai pion yang hanya mampu melangkah ke depan
Aku harus menangisi belati yang menusu bertubi-tubi di hati

Dan aku tak tahu harus kemana
Jika tempat bersandarku adalah ternyata menjadi sangkar deritaku
Jika tempatku menangis adalah sumber tangisku
Dan tempatku berpijak tak memberikanku tempat untuk jejajakan kaki
Dalam sekejap kau lemparkan aku kembali ke bumi
Menjajarkan luka-luka dan menyiramnya dengan cuka
Dan dalam sekejap pula aku berlari menepi
Masih kepadamu langkahku tertuju
Ingin aku pindahkan langkah ini pada jalan yang lebih baik
Tapi kenapa jalanmu selalu menuntunku kembali pulang

Dan masih kepadamu langahku tertuju
Membuka pintu maaf menggulung semua tangis dan luka
Dan kemudian menyembunyikannya
Masih kepadamu, sayangku tertuju
Kamu, ya benar masih selalu kamu
Karena lukaku yang sesungguhnya karenamu
Dan jangan lagi kamu yang kan menjadi alasan di balik semua lukaku



03 April 2017

MASIH DISINI

03 April 0 Comments

 Aku masih di sini
Terus dan mungkin akan tetap di sini
Bersama sepi jingga bias warna pelangi
Juga bayangmu yang tak juga mau pergi
Masih sendiri dan tetap saja sendiri
Tetap menanti dan masih akan menanti
Di ujung malam yang menjelang pagi
Dalam lelap berselimutkan mimpi
Dan tak berharap akan ada yang temani

Aku masih di sini
Memandang jauh dalam bayang imaji
Dimana parasmu indah terpatri
Terlukis seakan tak mau dihapus lagi
Nampak kadang samar ikut menghiasi
Tak apa sejenak pergi
Asalkan nanti pasti kembali
Sungguh aku masih di sini
Menunggu kaki membuka hati
Hingga nanti
Terkikis lalu mati


(Ross, 17/01/2016)

01 February 2017

Setiaku Telah Pergi

01 February 2 Comments
Hai-hai... lama rasanya tak menggoreskan tulisan di blog kecilku ini. sebenarnya ingin sekali aku menuliskan apa-apa yang menjadi pikiranku, tapi ya mungkin karena waktu yang belum mengizinkan, wkwk. So, untuk mengawali Februari yang dingin karena gerimis yang semalam tadi mengguyur dedaunan dan jalan, aku akan memposting sebuah karya yang menurutku sangat bagus pilihan katanya dan pas banget sama kondisi. oke this is the poetry...


SETIAKU TELAH PERGI

Ketika seseorang memilih kesetiaan
Mengapa harus tidak pergi yang menjadi penilaian
Apakah yang pergi lantas ia tak setia
Ataukah yang ditinggalkan yang justru tak setia
Daun itu kecil
Tapi jauh didalamnya ada banyak yang tersembunyi
Setia itu hanya satu kata
Tapi jauh di dalamnya banyak kalimat, paragraf
bahkan tulisan yang tidak dapat diuraikan

Jika kau merasa setia dan ia meninggalkamu
Kau jangan dengan gagah berteriak ia tak setia
Setia adalah mencoba, bukan keadaan yang sesaat
Aku mencoba setia
Aku belajar tentang kesetiaan
Orang yang setia adalah orang yang menjaga
Orang yang memikirkan tentang kesetiaan
Setiap waktu

Aku mencoba untuk setia dalam waktu kita
Dalam kebersamaan kita
Dalam apa yang kamu sukai
Apa yang tidak kamu sukai
Setia adalah janji kepada diri sendiri
Bukan semata hanya janji pada orang lain
Apa-apa yang kamu janjikan tentangnya dalam diri
Setialah
Tiba-tiba kau menyebut dirikiu tidak setia
kau menyebutku orang yang omong kosoong
tapi tahukah kau
Apa kau sudah mencoba untuk setia
dari awal hubungan kita sampai sekarang
Kata setia dalam otakmu saja muncul pada detik ini saja

Setia tidak hanya dalam satu waktu
Tapi dalam setiap waktu
Setiaku adalah untuk menghargai setiap kebersaman kita
dan detik ini aku ingin meminta maaf
Aku harus pergi
Kau boleh mengecap aku tidak setia
tapi sebelum itu sempatkanlah untuk dirimu sendiri
Setia apa sajakah yang sudah kau lakukan selama ini untukku
dan ingin sekali aku mengatakan ini
Setiaku adalah untuk selalu mencintaimu
Aku pergi bukan berarti aku tak mencintaimu
Aku pergi bukan berarti aku tak setia