Showing posts with label Proyek Menulis. Show all posts
Showing posts with label Proyek Menulis. Show all posts

03 July 2018

Mission Failed: Masih Perlu banyak Belajar

03 July 2 Comments

Setelah beberapa lama tidak membuka laman ini, akhirnya saya beranikan diri untuk membuat postingan lagi.


Berhubung masih di bulan Syawal, saya selaku pengelola blog Mata Pena Ku mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriyah. Bersama postingan kali ini pula kami memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam menyajikan konten banyak kesalahan dan kekurangan, hal tersebut tak lain dan tak bukan karena menunjukkan bahwa kami masih manusia biasa. Untuk itu kami berharap para pembaca sekalian membukakan pintu maaf bagi kami, terimakasih.

Failed

Masih dalam momen maaf-maafan, postingan ini sekaligus klarifikasi pernyataan dan permohonan maaf atas belum terpenuhinya #Proyek30HariMenulis yang sempat diwacanakan di awal bulan Ramadhan lalu. Dengan berat hati kami menyatakan proyek tersebut tidak terpenuhi dan dianggap gagal, karena hanya memenuhi 4 kali posting yang jauh dari target semula sekitar 20 postingan. Oleh karena itu, kami memohon maaf atas kegagalan kami dalam meng-istiqomahkan diri untuk membuat konten-konten selama bulan Ramadhan lalu.


Berat memang rasanya mengakui sebuah kegagalan, namun lebih baik mengakui daripada mengumpat dan mencari alasan yang justru akan menimbulkan kesalahankesalahan yang berlanjut. Gagal bukan berarti berhenti sampai di sini saja, perbaikan demi perbaikan akan kami selalu usahakan untuk kemajuan blog ini. untuk itu mohon doa dari para pembaca sekalian, semoga kedepannya blog ini dapat menghadirkan konten yang bermanfaat dan menjadi media penghibur untuk kejenuhan yang melanda.


Jujur saya akui, akhir-akhir ini kami mengalami titik jenuh yang sulit untuk dijelaskan, sehingga berpengaruh dalam produktifitas penulisan artikel maupun konten-konten yang lain. Jika para pembaca sekalian punya saran kritik dan masukan untuk membangun blog ini agar menjadi lebih baik lagi, kami dengan senang hati akan menampung dan menerimanya.


Terimakasih untuk waktu yang disempatkan mampir atau sekedar membaca di blog Mata Pena Ku, semoga bermanfaat.


Salam Menulis! Jangan Lupa Menulis untuk Kebahagiaan! ^_^

20 May 2018

#Day 3 - TAKJILAN, Ngabuburit Sambil Bermain dan Belajar

20 May 0 Comments
#Proyek30HariMenyusunKata
#Day3

“Adek-adek Sakniki Takjilan Teng Musholla Baiturrohman..”
Lantunan kata-kata yang keluar dari pengeras suara di Mushola depan rumah itu cukup memberikan informasi kepada saya bahwa waktu telah menunjukkan sekitar pukul 16.00 WIB, tepatnya beberapa saat setelah sembahyang ashar selesai. TAKJILAN, ya itulah nama yang dikenal oleh anak-anak di lingkungan sekitar rumahku. Bagi sebagian besar masyarakat indonesia kata “Takjil” biasanya dipahami sebagai menu makanan untuk mengawali moment berbuka puasa, namun di lingkungan kami akan bergeser arti jika sudah mendapat akhiran –an.
Bagi kami masyarakat pedesaan di wilayah yogyakarta dan starnya, kedatangan bulan ramadhan merupakan hal yang dinanti-nanti (Mungkin kebanyakan orang pada umumnya juga demikian). Selain sebagai ajang mempertebal iman dan meningkatkan intensitas ibadah, kedatangan bulan Ramadhan sudah pasti akan membawa sedikit perubahan pada tatanan kebiasaan. Akan ada banyak event yang diadakan, mulai dari pengajian, berbagi, dan juga pasar Ramadhan dadakan. Moment bulan suci Ramadhan juga dinantikan oleh anak-anak di lingkungan kami, karena pada bulan inilah mereka akan bertemu dengan kegiatan yang dikenal dengan nama “TAKJILAN”.
TAKJILAN bagi masyarakat sekitar kami diartikan sebagai kegiatan pengajian menjelang buka puasa yang biasanya diadakan di masjid atau langgar yang ada di desa-desa. TAKJILAN pada awalnya identik dengan pengajian anak-anak seumuran anak sekolah dasar, semacam kegiatan TPA namun tidak hanya membaca huruf-huruf arab saja. Namun seiring berjalannya waktu, beberapa takmir masjid atau musholla berinisiatif untuk melibatkan semua kalangan, sehingga terciptalah istilah takjil remaja, takjil ibu-ibu, atau takjil bapak-bapak yang kesemuanya terkemas dalam kegiatan menjelang buka puasa. Kegiatannya pun disesuaikan dengan peserta yang hadir, biasanya untuk ibu-ibu dan bapak-bapak dikemas dalam pengajian yang menghadirkan seorang penceramah, untuk remaja juga demikian ditambah selingan membaca Al Quran, sedangkan untuk anak-anak lebih bervariasi kegiatannya mulai dari hafalan surat, hafalan doa, cerita Nabi dan Rasul hingga permainan-permainan sederhana untuk menunggu waktu berbuka.
Postingan ini tidak membahas lebih lanjut untuk takjil remaja, ibu-ibu ataupun bapak-bapak, namun lebih berfokus pada takjilan versi anak-anak. Takjilan untuk anak-anak di lingkungan kami dijadwalkan setiap hari selama bulan ramadhan kecuali hari-hari tertentu yang diselingi untuk takjil yang lain. Jadwal dibuat oleh takmir masjid atau musholla setempat, termasuk siapa saja yang diberi kesempatan memberi shodaqoh berupa konsumsi untuk berbuka puasa. Takjilan dijadwalkan mulai pukul 16.00 atau 16.30 WIB, meskipun pada kenyataannya akan dimulai pukul 16.30 WIB (kebiasaan waktu molor di kalangan masyarakat indonesia, wkwk). Tepatnya setelah sembahyang ashar di musholla selesai, maka akan banyak anak-anak yang mulai berdatangan. Satu, dua, tiga mulai berkumpul, tak jarang mereka sengaja berangkat bersama karena searah dengan jalan yang ditempuh. Kadang pula mereka yang sudah lebih dulu berangkat ke musholla berinisiatif ngampiri temannya yang belum datang. Beberapa diantaranya mulai masuk ke dalam dan menghidupkan pengeras suara kemudian mulai melantunkan kata-kata yang seakan sudah menjadi template wajib di semua masjid atau musholla untuk mengajak berangkat takjilan
“Adek-adek sakniki takjilan teng musholla baiturrohman..”
Begitulah kata-kata yang saya sendiri tidak tahu awal mulanya diajarkan oleh siapa, namun sejak saya kecil pun sudah seperti itu. Kata-kata panggilan dalam bahasa jawa yang artinya kira-kira seperti ini “Adik-adik sekarang takjilan (ngaji menjelang buka) di musholla baiturrohman...”. Musholla Baiturrohman adalah nama musholla di daerah saya yang tepat berada di depan rumah keluarga saya, sehingga akan sangat jelas terdengar ketika speaker musholla mulai dihidupkan dan berteriak memanggil-manggil. Biasanya setelah beberapa kali diulang, anak-anak mulai berdatangan begitupun para remaja yang bertugas membimbing adik-adik untuk mengaji. Pada awal pertemuan biasanya akan dijadikan satu lingkaran besar untuk kemudian dibuka dengan doa, kemudian dipisah antara laki-laki dan perempuan untuk masing-masing akan dibimbing oleh remaja yang bertugas. Kegiatan takjilan ini berjalan dengan penuh keceriaan, canda tawa, juga tak luput dari selingan keramaian yang dibuat oleh beberapa anak. Pemakluman dan kesabaran menjadi point penting bagi pengajar takjilan, karena berbaur dengan anak kecil membutuhkan ketrampilan yang ekstra. Biasanya untuk menarik perhatian anak-anak, para pengajar berinisiatif melakukan berbagai macam permainan yang disukai. Mulai dari Domikado, sedang apa, atau hanya sekedar pertanyaan seputar keagamaan. Pengetahuan keagamaan maupun hafalan surat dan doa sehari-hari tak lupa diselipkan untuk membiasakan pada adik-adik.
Ketika waktu sudah menunjukkan waktu berbuka, maka pengajian ditutup dan anak-anak akan diarahkan untuk duduk melingkar rapi sembari menunggu remaja lain yang bertugas menyiapkan konsumsi dan membagikannya. Moment berbuka puasa dilewati bersama-sama dengan tak lupa dipimpin doa terlebih dahulu. Takjilan hari itu akan berakhir seiring dilaksanakannya sembahyang maghrib berjamaah bersama dengan jamaah lain yang datang. Setelah maghrib, anak-anak yang terjadwal piket akan melaksanakan tugasnya mencuci gelas kotor dengan didampingi oleh remaja yang datang pada hari itu. Itulah kegiatan yang berlangsung dan dikenal dengan nama TAKJILAN, keseruan yang hanya bisa ditemukan pada saat bulan Ramadhan. Selain sebagai ajang ngabuburit (menunggu waktu berbuka), TAKJILAN juga merupakan kegiatan untuk bermain sambil belajar. Itulah kegiatan yang ada di lingkungan kami, bagaimana dengan lingkunganmu?? Apakah seperti itu juga?? Silahkan tulis di kolom komentar jika ingin berbagi cerita atau apa saja, karena berbagi itu indah.
Salam!! Jangan lupa menulis, untuk kebahagiaan!! ^_^

19 May 2018

Day 2–Ini Dia 5 Kebiasaan Unik Selama Bulan Ramadhan

19 May 0 Comments
#30HariMenyusunKata
#Day2

Hai-hai kembali bersua dengan kami di Mata Pena Ku, masih dalam rangkaian Proyek #30HariMenyusunKata yang memasuki hari kedua. Hari kedua ini mengalami sedikit keterlambatan dikarenakan terjadi krisis finansial yang melanda internal pengurus blog Mata Pena Ku (baca: lupa isi kuota) sehingga postingan #Day2 harus mundur di kemudian hari. Namun tak apa, setelah mampir di konter pulsa dekat-dekat sini akhirnya postingan ini bisa mampang di blog Mata Pena Ku.
Pada hari kedua ini saya aakan sedikit berbagi tentang beberapa hal unik yang menjadi kebiasaan selama bulan ramadhan berlangsung. Mungkin tidak terjadi di semua tempat, tetapi semoga bisa mewakili kebiasaan-kebiasaan yang menjadi budaya di lingkungan masyarakat pada umumnya. Meski tak begitu baik terdengar, namun kebiasaan-kebiasaan ini seakan sudah sering terjadi dari tahun ke tahun (ya iyalah, namanya juga kebiasaan, pasti sering terjadi, hehe). Tidak ada niat memojokkan atau memberi penghakiman kepada sebagian kecil atau sebagian besar masyarakat, postingan kali ini hanya akan memberi ruang untuk publik mengetahui beberapa hal menarik selama kegiatan bulan Ramadhan.
Jika nantinya postinga ini tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, mohon untuk tidak disalahpahami dan menjadi bahan hujatan atau pembullyan. Postingan ini semata hanya dari perspektif penulis yang dikemas dengan penyesuaian relevansi dalam kehidupan selama ini. Sebagian besar hal-hal yang tertulis dalam blog ini pernah dialami oleh penulis, sehingga postingan ini didasarkan pada observasi dan pengalaman pribadi.
Dan apa saja kah 5 kebiasaan unik yang terjadi selama bulan ramadhan? Mari kita kulik satu demi satu di bawah ini, check this out!!

1.       Safari Ramadhan

Sebagian orang menyebutnya demikian, “Safari Ramadhan” kelihatan lebih keren bahasanya memang. Namun yang saya maksud di sini adalah kegiatan berkeliling masjid ke masjid menjelang buka puasa. Hehe. Bagi kalian yang pernah merasakan hidup di lingkungan kos-kosan hampir pasti minimal sekali pernah melakukan kegiatan ini. “Safari Ramadhan” ala anak kos biasanya identik dengan berburu takjil gratis yang disediakan di masjid-masjid daerah sekitarnya. Seringnya, takjil gratis ini disediakan oleh takmir masjid di wilayah kampus tempat mereka menuntut ilmu di bangku perkuliahan. Momen berbuka puasa di masjid inilah yang kadang dijadikan kesempatan anak kos untuk menghemat uang saku selama bulan ramadhan. Lumayanlah, tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli makan berbuka puasa. Bukan hanya untuk anak kos, takjil gratis sengaja disediakan untuk orang yang menjalankan puasa tanpa terkecuali. Biasanya oranng-orang yang sedang dalam perjalanan mampir untuk berbuka di masjid terdekat sekalian untuk menjalankan ibadah sholat maghrib. Hal semacam ini sangat bermanfaat bagi orang-orang tersebut.

2.       “Kemajuan” Sholat


Setiap orang pastinya mengharapkan sebuah kemajuan untuk sesuatu yang dihadapinya, entah itu bisnis, prestasi, atau hal yang lain. Kemajuan seakan menjadi tolok ukur akan tercapainya sesuatu, begitupun pada saat bulan ramadhan. Sayangnya kemajuan yang saya maksud di sini bukan menjadi sesuatu yang diharapkan, terutama oleh takmir masjid. Pasalnya kemajuan yang saya maksud adalah majunya shaf sholat seiring berjalannya waktu. Sudah menjadi rahasia umum bahwa setiap malam pertama kehadiran bulan ramadhan hampir semua masjid overload “penumpang”. Maksudnya, pasti banyak sekali orang yang memenuhi masjid untuk melaksanakan sholat, terutama sholat isya dan tarawih. Saya teringat masjid depan kontrakan saya ketika kuliah di kota tetangga, bahkan sampai ada yang mengatur shaf sholat. Baiknya lagi imam dengan sabar menunggu sampai semua tertata dengan rapi baru kemudian melakukan takbiratul ikhram, koordinasi yang Awesome menurutku. tetapi semua itu mengalami perubahan seiring berjalannya waktu, perlahan shaf yang semula penuh sesak mulai berjalan ke depan alias semakin mengalami kemajuan. Dari yang awalnya 5 sampai 7 shaf berangsur menjadi 3 sampai 5 shaf saja. Seperti yang saya sampaikan di depan, hal ini menjadi pertanda bahwa tujuan ramadhan sudah mulai akan tercapai yaitu Lebaran Idhul Fitri. Mengapa demikian? Karena biasanya “kemajuan” Shaf sholat terjadi pada pertengahan menjelang akhir bulan ramadhan saat orang-orang sibuk menyiapkan acara Lebaran. Bagaimana? Di tempatmu apakah juga seperti itu? ;p

3.       Ajang Pilih-pilih Imam

Nah, untuk yang satu ini biasanya dilakukanoleh anak-anak kecil sampai dengan remaja. Biasanya takmir masjid sudah memberikan jadwal imam dan penceramah untuk sholat tarawih dan subuh. Bagi kalangan pemuda, imam ataupun penceramah yang terkenal “lama” bukanlah menjadi idola mereka. Oleh karenanya, tak jarang kalangan muda hanya berangkat ke masjid ketika imam dan penceramah yang terjadwal hari itu mempunyai kecepatan urang lebih 60km/j (dikira sepeda motor). Para pemuda ini biasanya memiliki indikator kecepatan yang bervariasi, mulai dari kecepatan gerakan sampai dengan kecepatan membaca surat. Seringnya, imam yang memenuhi indiator kecepatan yang diinginkan para pemuda inilah yang menjadi idola. Namun, kadang beberapa takmir masjid sudah menghimbau kepada imam atau penceramah untuk menyesuaikan cara mengimami atau memberikan ceramah, dikarenakan jamaah yang bervariasi baik dari segi usia maupun tingkat kesehatan dan stamina. Nah yang seperti inilah yang biasanya disukai orang dewasa, tidak terlalu cepat namun tidak juga terlalu lama, Pas!.

4.       Membangunkan Sahur

Satu lagi kebiasaan yang secara otomatis terjadi tanpa diminta pada bulan ramadhan. Biasanya di lingkungan yang masih tergolong pedesaan, kebiasaan membangunkan orang ketika sahur sudah secara sensorik bekerja otomatis saat bulan ramadhan. Tanpa harus diminta, pengeras suara di masjid-masjid akan mulai berteriak ketika waktu menunjukkan sekitar pukul 02.30 sampai dengan menjelang imsak. Gaya bahasa yang digunakan pun berbeda beda, ada yang menggunakan bahasa setempat untuk mengajak bangun sahur, ada pula yang sengaja menyusun lirik sederhana untuk kemudian dilagukan. Banyak kreasi yang dilakukan untuk bersedekah jasa membangunkan sahur di berbagai tempat, berkeliling kampung dengan membunyikan kentonganpun salah satunya. Meskipun kadang hal ini menuai kritikan dari penduduk karena dianggap terlalu berisik atau apalah itu, namun kebiasaan seperti ini seakan tak mau hilang ketika Ramadhan datang menyapa.

5.       Buku Kegiatan Ramadhan

Untuk yang terakhir ini memang agak dipaksakan oleh saya, namun saya rasa di sebagian wilayah masih ada yang melakukan kebiasaan ini. Mengisi Buku Kegiatan Ramadhan menjadi hal yang menyebalkan bagi para anak sekolah terutama kalangan sekolah dasar (itu yang saya rasakan dulu, wkwk). Selain kemana-mana harusm membawa buku, hal yang paling malas dilakukan adalah meminta tandatangan imam atau penceramah baik itu sholat tarawih, subuh, sholat jumat bahkan sampai sholat Idhul Fitri. Di lain sisi, buku kegiatan ramadhan ini bertujuan untuk mengajarkan anak sekolah untuk tertib beribadah dan berlaku jujur pada diri sendiri. Tak jarang buku semacam ini dijadikan alat oleh orang tua untuk mengawasi anaknya dalam melaksanakan ibadah selama ramadhan. Bagus sih menurut saya, sesuatu yang teradministrasi dengan baik akan menelurkan hal baik pula (meskipun ada yang berpendapat kalau ibadah sudah ada yang mencatat, tak perlu dicatat sendiri, jatohnya riya’). Bukan demikian itu yang menjadi point utama, tapi bukankah ada ungkapan “Innamal a’malu binniyaat” segala sesuatu itu berdasarkan niat. Setidaknya begitu yang disampaikan oleh Guru saya Bapak Kyai Tanjung. So, tak ada salahnya mengajarkan anak untuk mengadministrasikan setiap kegiatan demi sebuah kebiasaan yang baik.

Nah itu tadi 5 kebiasaan unik yang terjadi selama bulan ramadhan versi Mata Pena Ku. Meskipun ada beberapa yang terkesan  dipaksakan, tetapi semua itu didasarkan pada observasi dan pengalaman yang saya alami sendiri, jadi buakan hoax dong ya?? Hehe. Jika ada hal menarik atau unik lain yang mungkin dialami para pembaca sekalian selama bulan ramadhan, silahkan tulis di kolom komentar. Berbagi cerita untuk saling melengkapi, indah bukan?  Salam!! Jangan lupa menulis, untuk kebahagiaan! ^_^

17 May 2018

#Day 1–Proyek 30 Hari Menyusun Kata

17 May 0 Comments
#Proyek30HariMenyusunKata
#Day1
Selamat Pagi, Siang, Sore, atau Malam? (harapan saya semoga disetiap waktu yang disebutkan akan ada orang-orang yang mampir untuk sekedar membaca tulisan-tulisan dari blog ini, Aamin.)

Lama tidak bersua dengan anda-anda sekalian, meski tak pernah bertatap namun setiap tulisan di blog ini mengisyaratkan sebuah perjumpaan dengan setiap insan yang membacanya. Ahh, ngomong apa sih ini? seperti biasa intro yang kadang kurang nyambung mengawali kita pada tulisan kali ini.

Sudah sekitar satu bulan yang lalu, postingan terakhir dari blog ini muncul di permukaan. Sekarang saatnya kembali mengudara dengan berbagai tulisan dari lisan yang belum tertata ini. Kali ini Mata Pena Ku hadir dalam rangka menyambut bulan suci penuh berkah yaitu Ramadhan Mubarak 1439 Hijriyah. 1 Ramadhan 1439 Hijriyah berdasarkan hisab dan hitungan yang dilakukan oleh pihak bersangkutan ditetapkan jatuh pada hari ini Kamis 17 Mei 2018. Artinya hari ini umat muslim di seluruh penjuru jagad (seharusnya) mulai menjalankan salah satu ibadah rukun Islam yaitu berpuasa (Shaum).

Oh iya, hampir lupa. Mewakili seluruh jajaran yang bertugas di blog ini, saya sebagai penulis utama mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1439 Hijriyah. Semoga Allah melimpahkan berkah rahmat dan ampunan kepada kita semua, sehingga kita termasuk dalam golongan hamba yang Muttaqin, yang selamat dan diselamatkan kembali kepada Tuhan. Aamiin.. /\

Proyek 30 Hari
Tidak jauh-jauh dari topik ramadhan, postingan kali ini sekaligus mengawali #Proyek30HariMenyusunKata selama bulan Ramadhan di blog Mata Pena Ku. Jadi, Insyaallah selama Bulan Ramadhan 1439 H kali ini Mata Pena Ku akan berusaha menghadirkan tulisan-tulisan aneka macam tema untuk menemani para pembaca dalam menjalankan ibadah puasa. Gimana?? Setuju nggak? Setuju sajalah yaa, sebab meskipun kalian tidak setuju kami akan tetap berusaha mewujudkannya. Wkwkwkwk (lha kan ini blog saya, bebas dong) ;P

Mengharap doa dan dukungan dari para pembaca sekalian, semoga proyek ini terwujud. Yaa minimal 80% terlaksana deh ya? Hehe. Saya memang tidak menjamin akan selalu bisa menghadirkan tulisan setiap harinya, karena mungkin suatu saat hal itu tidak dapat terlaksana karena suatu alasan. Namun dalam hati saya mencoba niatkan untuk mewujudkan proyek ini setelah proyek sebelumnya gagal terlaksana yaitu proyek 30 Hari Menulis Puisi pada tahun lalu.

Nantinya, selama #Proyek30HariMenyusunKata berlangsung bukan hanya akan menyajikan tulisan mengenai Ramadhan saja. Tetapi saya tidak membatasi diri saya sendiri akan menyajikan tulisan seperti apa, jadi biarkan mengalir sajalah. Ada kalanya saya akan memposting artikel dari berbagai tema, mungkin lagu, puisi, atau sekedar catatan harian selama menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan. Oleh karenanya, bagi anda-anda sekalian yang suka dengan tulisan saya atau (mungkin) kangen dengan kehadiran saya silahkan sering-sering mengunjungi blog Mata Pena Ku ini. Semoga dengan membaca posting-posting dari saya bisa menggantikan kehadiran saya dan mengobati kangen yang terasa. Untuk yang satu ini, saya teringat pesan salah satu sahabat terbaik selama kuliah di kota tetangga. Berawal dari sanalah, saya ingin tetap dan tetap menulis. Terimakasih Din ;)

Hari pertama ini belum begitu banyak hal yang saya lakukan, hanya seharian membantu orang tua untuk membersihkan sisa dahan pohon kelapa yang sudah kering untuk dijadikan kayu bakar. Kegiatan berlanjut dengan menyiapkan media tanam untuk biibit yang tadi pagi dibeli oleh ibu saya. Satu minggu ke depan mungkin akan saya habiskan untuk menanam tanaman, terutama sayur. Kenapa sayur?? Sudah pasti karena sayur merupakan makanan yang menyehatkan, eiitss tunggu dulu!! Tapi tergantung bagaimana mengolahnya. Kalian sudah tahu tentang bagaimana menjaga kesehatan dengan cara yang sederhana tapi ampuh terasa?? Jangan kemana-mana, pantengin terus blog ini, karena selama #Proyek30HariMenyusunKata akan saya ungkap tips dan triknya. Jadi Tunggu saja!.

Ramadhan 1439 H

Mengawali awal Ramadhan ini, tidak banyak kata yang saya susun untuk mengisi postingan pertama dari #Proyek30HariMenyusunKata Mata Pena Ku. Saya hanya akan sedikit megutip kata-kata dari Guru Saya Bapak Kyai Tanjung mengenai datangnya Bulan Penuh Berkah yaitu Ramadhan.


Tiada kemenangan jika tanpa pengendalian
Tiada pahala jika tanpa amal perbuatan
Tiada kebersihan jiwa tanpa penyucian
Tiada ampunan jika tanpa saling memaafkan
Tiada hati jika tanpa Ilmu, amal dan iman
Bulan Penuh Berkah telah datang
-Kyai Tanjung-






Seperti itulah kira-kira kutipan kata dari Bapak Kyai Tanjung yang turut tersemat di banner ucapan selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan dari keluarga besar POMOSDA. Jika ingin tahu lebih banyak mengenai POMOSDA atau Beliau Bapak Kyai Tanjung, silahkan Klik DISINI atau DISINI

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA RAMADHAN 1439 HIJRIYAH

(Sampai saya selesai menulis ini, waktu baru menunjukkan pukul 14:55 WIB, sekitar 2,5 Jam lagi. Semangaat!!) ;P