#30HariMenyusunKata
#Day2
Hai-hai kembali bersua dengan kami di Mata Pena Ku,
masih dalam rangkaian Proyek #30HariMenyusunKata yang memasuki hari kedua. Hari
kedua ini mengalami sedikit keterlambatan dikarenakan terjadi krisis finansial
yang melanda internal pengurus blog Mata Pena Ku (baca:
lupa isi kuota) sehingga postingan #Day2 harus mundur di kemudian hari.
Namun tak apa, setelah mampir di konter pulsa dekat-dekat sini akhirnya
postingan ini bisa mampang di blog Mata Pena Ku.
Pada hari kedua ini saya aakan sedikit berbagi tentang
beberapa hal unik yang menjadi kebiasaan selama bulan ramadhan berlangsung.
Mungkin tidak terjadi di semua tempat, tetapi semoga bisa mewakili
kebiasaan-kebiasaan yang menjadi budaya di lingkungan masyarakat pada umumnya.
Meski tak begitu baik terdengar, namun kebiasaan-kebiasaan ini seakan sudah
sering terjadi dari tahun ke tahun (ya
iyalah, namanya juga kebiasaan, pasti sering terjadi, hehe). Tidak ada niat
memojokkan atau memberi penghakiman kepada sebagian kecil atau sebagian besar
masyarakat, postingan kali ini hanya akan memberi ruang untuk publik mengetahui
beberapa hal menarik selama kegiatan bulan Ramadhan.
Jika nantinya postinga ini tidak sesuai dengan keadaan
sebenarnya, mohon untuk tidak disalahpahami dan menjadi bahan hujatan atau
pembullyan. Postingan ini semata hanya dari perspektif penulis yang dikemas
dengan penyesuaian relevansi dalam kehidupan selama ini. Sebagian besar hal-hal
yang tertulis dalam blog ini pernah dialami oleh penulis, sehingga postingan ini
didasarkan pada observasi dan pengalaman pribadi.
Dan apa saja kah 5 kebiasaan unik yang terjadi selama
bulan ramadhan? Mari kita kulik satu demi satu di bawah ini, check this out!!
1. Safari Ramadhan
Sebagian orang menyebutnya demikian, “Safari Ramadhan”
kelihatan lebih keren bahasanya memang. Namun yang saya maksud di sini adalah
kegiatan berkeliling masjid ke masjid menjelang buka puasa. Hehe. Bagi kalian
yang pernah merasakan hidup di lingkungan kos-kosan hampir pasti minimal sekali
pernah melakukan kegiatan ini. “Safari Ramadhan” ala anak kos biasanya identik
dengan berburu takjil gratis yang disediakan di masjid-masjid daerah sekitarnya.
Seringnya, takjil gratis ini disediakan oleh takmir masjid di wilayah kampus
tempat mereka menuntut ilmu di bangku perkuliahan. Momen berbuka puasa di masjid
inilah yang kadang dijadikan kesempatan anak kos untuk menghemat uang saku
selama bulan ramadhan. Lumayanlah, tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli
makan berbuka puasa. Bukan hanya untuk anak kos, takjil gratis sengaja
disediakan untuk orang yang menjalankan puasa tanpa terkecuali. Biasanya
oranng-orang yang sedang dalam perjalanan mampir untuk berbuka di masjid
terdekat sekalian untuk menjalankan ibadah sholat maghrib. Hal semacam ini
sangat bermanfaat bagi orang-orang tersebut.
2. “Kemajuan” Sholat
Setiap orang pastinya mengharapkan sebuah kemajuan
untuk sesuatu yang dihadapinya, entah itu bisnis, prestasi, atau hal yang lain.
Kemajuan seakan menjadi tolok ukur akan tercapainya sesuatu, begitupun pada saat
bulan ramadhan. Sayangnya kemajuan yang saya maksud di sini bukan menjadi
sesuatu yang diharapkan, terutama oleh takmir masjid. Pasalnya kemajuan yang
saya maksud adalah majunya shaf sholat seiring berjalannya waktu. Sudah menjadi
rahasia umum bahwa setiap malam pertama kehadiran bulan ramadhan hampir semua
masjid overload “penumpang”. Maksudnya, pasti banyak sekali orang yang memenuhi
masjid untuk melaksanakan sholat, terutama sholat isya dan tarawih. Saya
teringat masjid depan kontrakan saya ketika kuliah di kota tetangga, bahkan
sampai ada yang mengatur shaf sholat. Baiknya lagi imam dengan sabar menunggu
sampai semua tertata dengan rapi baru kemudian melakukan takbiratul ikhram,
koordinasi yang Awesome menurutku.
tetapi semua itu mengalami perubahan seiring berjalannya waktu, perlahan shaf
yang semula penuh sesak mulai berjalan ke depan alias semakin mengalami
kemajuan. Dari yang awalnya 5 sampai 7 shaf berangsur menjadi 3 sampai 5 shaf
saja. Seperti yang saya sampaikan di depan, hal ini menjadi pertanda bahwa
tujuan ramadhan sudah mulai akan tercapai yaitu Lebaran Idhul Fitri. Mengapa
demikian? Karena biasanya “kemajuan” Shaf sholat terjadi pada pertengahan
menjelang akhir bulan ramadhan saat orang-orang sibuk menyiapkan acara Lebaran.
Bagaimana? Di tempatmu apakah juga seperti itu? ;p
3. Ajang Pilih-pilih Imam
Nah, untuk yang satu ini biasanya dilakukanoleh
anak-anak kecil sampai dengan remaja. Biasanya takmir masjid sudah memberikan
jadwal imam dan penceramah untuk sholat tarawih dan subuh. Bagi kalangan pemuda,
imam ataupun penceramah yang terkenal “lama” bukanlah menjadi idola mereka. Oleh
karenanya, tak jarang kalangan muda hanya berangkat ke masjid ketika imam dan
penceramah yang terjadwal hari itu mempunyai kecepatan urang lebih 60km/j (dikira sepeda motor). Para pemuda ini
biasanya memiliki indikator kecepatan yang bervariasi, mulai dari kecepatan
gerakan sampai dengan kecepatan membaca surat. Seringnya, imam yang memenuhi
indiator kecepatan yang diinginkan para pemuda inilah yang menjadi idola. Namun,
kadang beberapa takmir masjid sudah menghimbau kepada imam atau penceramah untuk
menyesuaikan cara mengimami atau memberikan ceramah, dikarenakan jamaah yang
bervariasi baik dari segi usia maupun tingkat kesehatan dan stamina. Nah yang
seperti inilah yang biasanya disukai orang dewasa, tidak terlalu cepat namun
tidak juga terlalu lama, Pas!.
4. Membangunkan Sahur
Satu lagi kebiasaan yang secara otomatis terjadi tanpa
diminta pada bulan ramadhan. Biasanya di lingkungan yang masih tergolong
pedesaan, kebiasaan membangunkan orang ketika sahur sudah secara sensorik
bekerja otomatis saat bulan ramadhan. Tanpa harus diminta, pengeras suara di
masjid-masjid akan mulai berteriak ketika waktu menunjukkan sekitar pukul 02.30
sampai dengan menjelang imsak. Gaya bahasa yang digunakan pun berbeda beda, ada
yang menggunakan bahasa setempat untuk mengajak bangun sahur, ada pula yang
sengaja menyusun lirik sederhana untuk kemudian dilagukan. Banyak kreasi yang
dilakukan untuk bersedekah jasa membangunkan sahur di berbagai tempat,
berkeliling kampung dengan membunyikan kentonganpun salah satunya. Meskipun
kadang hal ini menuai kritikan dari penduduk karena dianggap terlalu berisik
atau apalah itu, namun kebiasaan seperti ini seakan tak mau hilang ketika
Ramadhan datang menyapa.
5. Buku Kegiatan Ramadhan
Untuk yang terakhir ini memang agak dipaksakan oleh
saya, namun saya rasa di sebagian wilayah masih ada yang melakukan kebiasaan
ini. Mengisi Buku Kegiatan Ramadhan menjadi hal yang menyebalkan bagi para anak
sekolah terutama kalangan sekolah dasar (itu yang saya rasakan dulu, wkwk).
Selain kemana-mana harusm membawa buku, hal yang paling malas dilakukan
adalah meminta tandatangan imam atau penceramah baik itu sholat tarawih, subuh,
sholat jumat bahkan sampai sholat Idhul Fitri. Di lain sisi, buku kegiatan
ramadhan ini bertujuan untuk mengajarkan anak sekolah untuk tertib beribadah dan
berlaku jujur pada diri sendiri. Tak jarang buku semacam ini dijadikan alat oleh
orang tua untuk mengawasi anaknya dalam melaksanakan ibadah selama ramadhan.
Bagus sih menurut saya, sesuatu yang teradministrasi dengan baik akan menelurkan
hal baik pula (meskipun ada yang
berpendapat kalau ibadah sudah ada yang mencatat, tak perlu dicatat sendiri,
jatohnya riya’). Bukan demikian itu yang menjadi point utama, tapi bukankah
ada ungkapan “Innamal a’malu binniyaat” segala sesuatu itu berdasarkan niat.
Setidaknya begitu yang disampaikan oleh Guru saya Bapak Kyai Tanjung. So, tak
ada salahnya mengajarkan anak untuk mengadministrasikan setiap kegiatan demi
sebuah kebiasaan yang baik.
Nah itu tadi 5 kebiasaan unik yang terjadi selama bulan
ramadhan versi Mata Pena Ku. Meskipun ada beberapa yang terkesan dipaksakan, tetapi semua itu didasarkan pada observasi dan pengalaman
yang saya alami sendiri, jadi buakan hoax dong ya?? Hehe. Jika ada hal
menarik atau unik lain yang mungkin dialami para pembaca sekalian selama bulan
ramadhan, silahkan tulis di kolom komentar. Berbagi cerita untuk saling
melengkapi, indah bukan? Salam!! Jangan lupa menulis, untuk kebahagiaan!
^_^
No comments:
Post a Comment