Showing posts with label Opini. Show all posts
Showing posts with label Opini. Show all posts

20 March 2019

Gundah Gelisah, SNMPTN Segera Diumumkan!!

20 March 1 Comments
Masuk ke kampus impian memang menjadi keinginan setiap pelajar, terlebih bagi mereka yang sejengkal lagi akan mencapai kelulusan dari sekolah menengah atas (SMA) atau tingkatan yang sederajat. Menjelang kelulusan, biasanya para siswa kelas XII SMA/SMK/MA akan mulai disibukkan dengan pendaftaran masuk ke studi selanjutnya. Tak jarang mereka bingung menentukan kemana akan melanjutkan studinya, entah karena belum menemukan target yang sesuai dengan hati atau karena pertimbangan lainnya. Terlepas dari itu semua, pastinya para siswa yang akan lulus dari bangku SMA tersebut sudah berkeinginan untuk masuk ke kampus impian mereka.
Sumber : http://beritajatim.com

Demi masuk ke kampus impian dengan pilihan program studi yang diharapkan pula, banyak dari mereka yang berjuang untuk dapat masuk ke kampus yang diimpikan. Berbagai cara ditempuh, mulai dari mencoba peruntungan dengan mengadu nasib di jalur SNMPTN (seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri) hingga mengikuti bimbel dan tryout untuk menghadapi seleksi-seleksi selanjutnya apabila tidak lolos dalam SNMPTN. Memang beberapa tahun terakhir ini, seleksi masuk perguruan tinggi dibagi menjadi beberapa jalur yang diantaranya diselenggarakan secara nasional dengan panitia terpusat, meskipun ada panitia lokal yang ditugaskan di wilayah masing-masing.

Lima tahun terakhir, untuk seleksi nasional sedikit mengalami perubahan perihal teknis pelaksanaannya. Meskipun tidak merubah keseluruhan penyelenggarannya, tetapi ada beberapa poin yang berubah dari teknis pelaksanaan seleksi. SNMPTN pada tahun 2019 ini sedikit mengalami perubahan dalam kriteria kelayakan peserta seleksi yang hanya 40% terbaik dari seluruh siswa jika sekolah yang bersangkutan terakreditasi A. Sekolah-sekolah yang memiliki akreditasi lebih rendah juga diberi kuota yang lebih sedikit pula, hal ini mungkin sebagai standarisasi peluang bagi para peserta yang memiliki prestasi lebih baik dari teman-temannya. Selain SNMPTN, seleksi masuk PTN (perguruan tinggi negeri) juga dapat ditempuh melalui jalur SBMPTN (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri). Berbeda dengan SNMPTN yang menggunakan nilai rapor yang diupload di Pangkalan data yang terintegrasi dengan pusat sistem, SBMPTN merupakan nama untuk ujian tulis masuk ke PTN.

Tahun 2019 ini juga merupakan tahun yang berbeda dari sebelumnya untuk pelaksanaan SBMPTN. Jika pada tahun sebelumnya SBMPTN dilaksanakan dengan cara ujian tulis yang terdiri dari 3 (tiga) paket pilihan soal yaitu SAINTEK, SOSHUM, dan IPC (campuran), pada tahun 2019 ini justru berbeda pelaksanaannya. SBMPTN tahun ini dikemas dengan konsep baru, siswa diharuskan mengikuti UTBK (ujian tulis berbasis komputer) sebelum menentukan pilihan kampus tujuan ataupun program studinya. Pelaksanaan ujiannya pun dibagi dalam 2 (dua) gelombang. Jadi, siswa akan mengetahui nilai ujiannya terlebih dahulu sebagai modal dalam menentukan pilihan kemana akan melanjutkan studinya ke jenjang perguruan tinggi.

Pelaksanaan SNMPTN untuk tahun 2019 ini sudah memasuki proses tahap akhir. Peserta yang lolos jalur SNMPTN dan berhak melakukan tahap selanjutnya akan diumumkan pada hari Jum’at, 22 Maret 2019. Jadwal pengumuman SNMPTN ini mengalami perubahan yang semula direncanakan tanggal 23 Maret 2019. Seperti yang disampaikan oleh ketua LPMPT Dr. Ravik Karsidi, M.S bahwa pengumuman peserta lolos SNMPTN dimajukan menjadi tanggal 22 Maret 2019 karena semua data sudah siap. Selain itu, dimajukannya pengumuman SNMPTN ini juga untuk memberi kesempatan pada peserta yang tidak lolos untuk mempersiapkan ke jalur selanjutnya yaitu UTBK gelombang 1. Gelombang pertama UTBK sendiri akan ditutup pendaftarannya pada tanggal 24 Maret 2019, dua hari setelah pengumuman SNMPTN sehingga masih ada waktu bagi peserta yang tidak lolos untuk mempersiapkan pendaftarannya.

Pengumuman SNMPTN 2019 dapat diakses melalui website resmi SNMPTN yaitu www.snmptn.ac.id pada hari jum’at 22 Maret 2019 mulai pukul 16.00 WIB atau situs-situs alternatif yang disediakan oleh masing-masing kampus tujuan para peserta. Ada sebanyak 613.860 siswa yang dinyatakan layak mendaftar sebagai peserta SNMPTN dan akan memperebutkan tempat di kampus-kampus terbaik. Siapkan nomor pendaftaran dan tanggal lahir sebagai keypass untuk mengetahui pengumuman lolos atau tidaknya di jalur SNMPTN. Setelah dinyatakan lolos SNMPTN, para siswa diharuskan melakukan pemberkasan di masing-masing kampus tujuan untuk bisa menjadi mahasiswa di kampus yang bersangkutan.

PENGUMUMAN SNMPTN KLIK DISINI!!


Bagi kalian yang sedang berdebar menanti kelulusan SNMPTN jangan lupa berdoa yaa!! Semoga diberikan yang terbaik dan bisa masuk di kampus impian terbaik. Salam semangat!! ^_^ RSY

03 July 2018

Mission Failed: Masih Perlu banyak Belajar

03 July 2 Comments

Setelah beberapa lama tidak membuka laman ini, akhirnya saya beranikan diri untuk membuat postingan lagi.


Berhubung masih di bulan Syawal, saya selaku pengelola blog Mata Pena Ku mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriyah. Bersama postingan kali ini pula kami memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam menyajikan konten banyak kesalahan dan kekurangan, hal tersebut tak lain dan tak bukan karena menunjukkan bahwa kami masih manusia biasa. Untuk itu kami berharap para pembaca sekalian membukakan pintu maaf bagi kami, terimakasih.

Failed

Masih dalam momen maaf-maafan, postingan ini sekaligus klarifikasi pernyataan dan permohonan maaf atas belum terpenuhinya #Proyek30HariMenulis yang sempat diwacanakan di awal bulan Ramadhan lalu. Dengan berat hati kami menyatakan proyek tersebut tidak terpenuhi dan dianggap gagal, karena hanya memenuhi 4 kali posting yang jauh dari target semula sekitar 20 postingan. Oleh karena itu, kami memohon maaf atas kegagalan kami dalam meng-istiqomahkan diri untuk membuat konten-konten selama bulan Ramadhan lalu.


Berat memang rasanya mengakui sebuah kegagalan, namun lebih baik mengakui daripada mengumpat dan mencari alasan yang justru akan menimbulkan kesalahankesalahan yang berlanjut. Gagal bukan berarti berhenti sampai di sini saja, perbaikan demi perbaikan akan kami selalu usahakan untuk kemajuan blog ini. untuk itu mohon doa dari para pembaca sekalian, semoga kedepannya blog ini dapat menghadirkan konten yang bermanfaat dan menjadi media penghibur untuk kejenuhan yang melanda.


Jujur saya akui, akhir-akhir ini kami mengalami titik jenuh yang sulit untuk dijelaskan, sehingga berpengaruh dalam produktifitas penulisan artikel maupun konten-konten yang lain. Jika para pembaca sekalian punya saran kritik dan masukan untuk membangun blog ini agar menjadi lebih baik lagi, kami dengan senang hati akan menampung dan menerimanya.


Terimakasih untuk waktu yang disempatkan mampir atau sekedar membaca di blog Mata Pena Ku, semoga bermanfaat.


Salam Menulis! Jangan Lupa Menulis untuk Kebahagiaan! ^_^

20 May 2018

#Day 3 - TAKJILAN, Ngabuburit Sambil Bermain dan Belajar

20 May 0 Comments
#Proyek30HariMenyusunKata
#Day3

“Adek-adek Sakniki Takjilan Teng Musholla Baiturrohman..”
Lantunan kata-kata yang keluar dari pengeras suara di Mushola depan rumah itu cukup memberikan informasi kepada saya bahwa waktu telah menunjukkan sekitar pukul 16.00 WIB, tepatnya beberapa saat setelah sembahyang ashar selesai. TAKJILAN, ya itulah nama yang dikenal oleh anak-anak di lingkungan sekitar rumahku. Bagi sebagian besar masyarakat indonesia kata “Takjil” biasanya dipahami sebagai menu makanan untuk mengawali moment berbuka puasa, namun di lingkungan kami akan bergeser arti jika sudah mendapat akhiran –an.
Bagi kami masyarakat pedesaan di wilayah yogyakarta dan starnya, kedatangan bulan ramadhan merupakan hal yang dinanti-nanti (Mungkin kebanyakan orang pada umumnya juga demikian). Selain sebagai ajang mempertebal iman dan meningkatkan intensitas ibadah, kedatangan bulan Ramadhan sudah pasti akan membawa sedikit perubahan pada tatanan kebiasaan. Akan ada banyak event yang diadakan, mulai dari pengajian, berbagi, dan juga pasar Ramadhan dadakan. Moment bulan suci Ramadhan juga dinantikan oleh anak-anak di lingkungan kami, karena pada bulan inilah mereka akan bertemu dengan kegiatan yang dikenal dengan nama “TAKJILAN”.
TAKJILAN bagi masyarakat sekitar kami diartikan sebagai kegiatan pengajian menjelang buka puasa yang biasanya diadakan di masjid atau langgar yang ada di desa-desa. TAKJILAN pada awalnya identik dengan pengajian anak-anak seumuran anak sekolah dasar, semacam kegiatan TPA namun tidak hanya membaca huruf-huruf arab saja. Namun seiring berjalannya waktu, beberapa takmir masjid atau musholla berinisiatif untuk melibatkan semua kalangan, sehingga terciptalah istilah takjil remaja, takjil ibu-ibu, atau takjil bapak-bapak yang kesemuanya terkemas dalam kegiatan menjelang buka puasa. Kegiatannya pun disesuaikan dengan peserta yang hadir, biasanya untuk ibu-ibu dan bapak-bapak dikemas dalam pengajian yang menghadirkan seorang penceramah, untuk remaja juga demikian ditambah selingan membaca Al Quran, sedangkan untuk anak-anak lebih bervariasi kegiatannya mulai dari hafalan surat, hafalan doa, cerita Nabi dan Rasul hingga permainan-permainan sederhana untuk menunggu waktu berbuka.
Postingan ini tidak membahas lebih lanjut untuk takjil remaja, ibu-ibu ataupun bapak-bapak, namun lebih berfokus pada takjilan versi anak-anak. Takjilan untuk anak-anak di lingkungan kami dijadwalkan setiap hari selama bulan ramadhan kecuali hari-hari tertentu yang diselingi untuk takjil yang lain. Jadwal dibuat oleh takmir masjid atau musholla setempat, termasuk siapa saja yang diberi kesempatan memberi shodaqoh berupa konsumsi untuk berbuka puasa. Takjilan dijadwalkan mulai pukul 16.00 atau 16.30 WIB, meskipun pada kenyataannya akan dimulai pukul 16.30 WIB (kebiasaan waktu molor di kalangan masyarakat indonesia, wkwk). Tepatnya setelah sembahyang ashar di musholla selesai, maka akan banyak anak-anak yang mulai berdatangan. Satu, dua, tiga mulai berkumpul, tak jarang mereka sengaja berangkat bersama karena searah dengan jalan yang ditempuh. Kadang pula mereka yang sudah lebih dulu berangkat ke musholla berinisiatif ngampiri temannya yang belum datang. Beberapa diantaranya mulai masuk ke dalam dan menghidupkan pengeras suara kemudian mulai melantunkan kata-kata yang seakan sudah menjadi template wajib di semua masjid atau musholla untuk mengajak berangkat takjilan
“Adek-adek sakniki takjilan teng musholla baiturrohman..”
Begitulah kata-kata yang saya sendiri tidak tahu awal mulanya diajarkan oleh siapa, namun sejak saya kecil pun sudah seperti itu. Kata-kata panggilan dalam bahasa jawa yang artinya kira-kira seperti ini “Adik-adik sekarang takjilan (ngaji menjelang buka) di musholla baiturrohman...”. Musholla Baiturrohman adalah nama musholla di daerah saya yang tepat berada di depan rumah keluarga saya, sehingga akan sangat jelas terdengar ketika speaker musholla mulai dihidupkan dan berteriak memanggil-manggil. Biasanya setelah beberapa kali diulang, anak-anak mulai berdatangan begitupun para remaja yang bertugas membimbing adik-adik untuk mengaji. Pada awal pertemuan biasanya akan dijadikan satu lingkaran besar untuk kemudian dibuka dengan doa, kemudian dipisah antara laki-laki dan perempuan untuk masing-masing akan dibimbing oleh remaja yang bertugas. Kegiatan takjilan ini berjalan dengan penuh keceriaan, canda tawa, juga tak luput dari selingan keramaian yang dibuat oleh beberapa anak. Pemakluman dan kesabaran menjadi point penting bagi pengajar takjilan, karena berbaur dengan anak kecil membutuhkan ketrampilan yang ekstra. Biasanya untuk menarik perhatian anak-anak, para pengajar berinisiatif melakukan berbagai macam permainan yang disukai. Mulai dari Domikado, sedang apa, atau hanya sekedar pertanyaan seputar keagamaan. Pengetahuan keagamaan maupun hafalan surat dan doa sehari-hari tak lupa diselipkan untuk membiasakan pada adik-adik.
Ketika waktu sudah menunjukkan waktu berbuka, maka pengajian ditutup dan anak-anak akan diarahkan untuk duduk melingkar rapi sembari menunggu remaja lain yang bertugas menyiapkan konsumsi dan membagikannya. Moment berbuka puasa dilewati bersama-sama dengan tak lupa dipimpin doa terlebih dahulu. Takjilan hari itu akan berakhir seiring dilaksanakannya sembahyang maghrib berjamaah bersama dengan jamaah lain yang datang. Setelah maghrib, anak-anak yang terjadwal piket akan melaksanakan tugasnya mencuci gelas kotor dengan didampingi oleh remaja yang datang pada hari itu. Itulah kegiatan yang berlangsung dan dikenal dengan nama TAKJILAN, keseruan yang hanya bisa ditemukan pada saat bulan Ramadhan. Selain sebagai ajang ngabuburit (menunggu waktu berbuka), TAKJILAN juga merupakan kegiatan untuk bermain sambil belajar. Itulah kegiatan yang ada di lingkungan kami, bagaimana dengan lingkunganmu?? Apakah seperti itu juga?? Silahkan tulis di kolom komentar jika ingin berbagi cerita atau apa saja, karena berbagi itu indah.
Salam!! Jangan lupa menulis, untuk kebahagiaan!! ^_^

19 May 2018

Day 2–Ini Dia 5 Kebiasaan Unik Selama Bulan Ramadhan

19 May 0 Comments
#30HariMenyusunKata
#Day2

Hai-hai kembali bersua dengan kami di Mata Pena Ku, masih dalam rangkaian Proyek #30HariMenyusunKata yang memasuki hari kedua. Hari kedua ini mengalami sedikit keterlambatan dikarenakan terjadi krisis finansial yang melanda internal pengurus blog Mata Pena Ku (baca: lupa isi kuota) sehingga postingan #Day2 harus mundur di kemudian hari. Namun tak apa, setelah mampir di konter pulsa dekat-dekat sini akhirnya postingan ini bisa mampang di blog Mata Pena Ku.
Pada hari kedua ini saya aakan sedikit berbagi tentang beberapa hal unik yang menjadi kebiasaan selama bulan ramadhan berlangsung. Mungkin tidak terjadi di semua tempat, tetapi semoga bisa mewakili kebiasaan-kebiasaan yang menjadi budaya di lingkungan masyarakat pada umumnya. Meski tak begitu baik terdengar, namun kebiasaan-kebiasaan ini seakan sudah sering terjadi dari tahun ke tahun (ya iyalah, namanya juga kebiasaan, pasti sering terjadi, hehe). Tidak ada niat memojokkan atau memberi penghakiman kepada sebagian kecil atau sebagian besar masyarakat, postingan kali ini hanya akan memberi ruang untuk publik mengetahui beberapa hal menarik selama kegiatan bulan Ramadhan.
Jika nantinya postinga ini tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, mohon untuk tidak disalahpahami dan menjadi bahan hujatan atau pembullyan. Postingan ini semata hanya dari perspektif penulis yang dikemas dengan penyesuaian relevansi dalam kehidupan selama ini. Sebagian besar hal-hal yang tertulis dalam blog ini pernah dialami oleh penulis, sehingga postingan ini didasarkan pada observasi dan pengalaman pribadi.
Dan apa saja kah 5 kebiasaan unik yang terjadi selama bulan ramadhan? Mari kita kulik satu demi satu di bawah ini, check this out!!

1.       Safari Ramadhan

Sebagian orang menyebutnya demikian, “Safari Ramadhan” kelihatan lebih keren bahasanya memang. Namun yang saya maksud di sini adalah kegiatan berkeliling masjid ke masjid menjelang buka puasa. Hehe. Bagi kalian yang pernah merasakan hidup di lingkungan kos-kosan hampir pasti minimal sekali pernah melakukan kegiatan ini. “Safari Ramadhan” ala anak kos biasanya identik dengan berburu takjil gratis yang disediakan di masjid-masjid daerah sekitarnya. Seringnya, takjil gratis ini disediakan oleh takmir masjid di wilayah kampus tempat mereka menuntut ilmu di bangku perkuliahan. Momen berbuka puasa di masjid inilah yang kadang dijadikan kesempatan anak kos untuk menghemat uang saku selama bulan ramadhan. Lumayanlah, tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli makan berbuka puasa. Bukan hanya untuk anak kos, takjil gratis sengaja disediakan untuk orang yang menjalankan puasa tanpa terkecuali. Biasanya oranng-orang yang sedang dalam perjalanan mampir untuk berbuka di masjid terdekat sekalian untuk menjalankan ibadah sholat maghrib. Hal semacam ini sangat bermanfaat bagi orang-orang tersebut.

2.       “Kemajuan” Sholat


Setiap orang pastinya mengharapkan sebuah kemajuan untuk sesuatu yang dihadapinya, entah itu bisnis, prestasi, atau hal yang lain. Kemajuan seakan menjadi tolok ukur akan tercapainya sesuatu, begitupun pada saat bulan ramadhan. Sayangnya kemajuan yang saya maksud di sini bukan menjadi sesuatu yang diharapkan, terutama oleh takmir masjid. Pasalnya kemajuan yang saya maksud adalah majunya shaf sholat seiring berjalannya waktu. Sudah menjadi rahasia umum bahwa setiap malam pertama kehadiran bulan ramadhan hampir semua masjid overload “penumpang”. Maksudnya, pasti banyak sekali orang yang memenuhi masjid untuk melaksanakan sholat, terutama sholat isya dan tarawih. Saya teringat masjid depan kontrakan saya ketika kuliah di kota tetangga, bahkan sampai ada yang mengatur shaf sholat. Baiknya lagi imam dengan sabar menunggu sampai semua tertata dengan rapi baru kemudian melakukan takbiratul ikhram, koordinasi yang Awesome menurutku. tetapi semua itu mengalami perubahan seiring berjalannya waktu, perlahan shaf yang semula penuh sesak mulai berjalan ke depan alias semakin mengalami kemajuan. Dari yang awalnya 5 sampai 7 shaf berangsur menjadi 3 sampai 5 shaf saja. Seperti yang saya sampaikan di depan, hal ini menjadi pertanda bahwa tujuan ramadhan sudah mulai akan tercapai yaitu Lebaran Idhul Fitri. Mengapa demikian? Karena biasanya “kemajuan” Shaf sholat terjadi pada pertengahan menjelang akhir bulan ramadhan saat orang-orang sibuk menyiapkan acara Lebaran. Bagaimana? Di tempatmu apakah juga seperti itu? ;p

3.       Ajang Pilih-pilih Imam

Nah, untuk yang satu ini biasanya dilakukanoleh anak-anak kecil sampai dengan remaja. Biasanya takmir masjid sudah memberikan jadwal imam dan penceramah untuk sholat tarawih dan subuh. Bagi kalangan pemuda, imam ataupun penceramah yang terkenal “lama” bukanlah menjadi idola mereka. Oleh karenanya, tak jarang kalangan muda hanya berangkat ke masjid ketika imam dan penceramah yang terjadwal hari itu mempunyai kecepatan urang lebih 60km/j (dikira sepeda motor). Para pemuda ini biasanya memiliki indikator kecepatan yang bervariasi, mulai dari kecepatan gerakan sampai dengan kecepatan membaca surat. Seringnya, imam yang memenuhi indiator kecepatan yang diinginkan para pemuda inilah yang menjadi idola. Namun, kadang beberapa takmir masjid sudah menghimbau kepada imam atau penceramah untuk menyesuaikan cara mengimami atau memberikan ceramah, dikarenakan jamaah yang bervariasi baik dari segi usia maupun tingkat kesehatan dan stamina. Nah yang seperti inilah yang biasanya disukai orang dewasa, tidak terlalu cepat namun tidak juga terlalu lama, Pas!.

4.       Membangunkan Sahur

Satu lagi kebiasaan yang secara otomatis terjadi tanpa diminta pada bulan ramadhan. Biasanya di lingkungan yang masih tergolong pedesaan, kebiasaan membangunkan orang ketika sahur sudah secara sensorik bekerja otomatis saat bulan ramadhan. Tanpa harus diminta, pengeras suara di masjid-masjid akan mulai berteriak ketika waktu menunjukkan sekitar pukul 02.30 sampai dengan menjelang imsak. Gaya bahasa yang digunakan pun berbeda beda, ada yang menggunakan bahasa setempat untuk mengajak bangun sahur, ada pula yang sengaja menyusun lirik sederhana untuk kemudian dilagukan. Banyak kreasi yang dilakukan untuk bersedekah jasa membangunkan sahur di berbagai tempat, berkeliling kampung dengan membunyikan kentonganpun salah satunya. Meskipun kadang hal ini menuai kritikan dari penduduk karena dianggap terlalu berisik atau apalah itu, namun kebiasaan seperti ini seakan tak mau hilang ketika Ramadhan datang menyapa.

5.       Buku Kegiatan Ramadhan

Untuk yang terakhir ini memang agak dipaksakan oleh saya, namun saya rasa di sebagian wilayah masih ada yang melakukan kebiasaan ini. Mengisi Buku Kegiatan Ramadhan menjadi hal yang menyebalkan bagi para anak sekolah terutama kalangan sekolah dasar (itu yang saya rasakan dulu, wkwk). Selain kemana-mana harusm membawa buku, hal yang paling malas dilakukan adalah meminta tandatangan imam atau penceramah baik itu sholat tarawih, subuh, sholat jumat bahkan sampai sholat Idhul Fitri. Di lain sisi, buku kegiatan ramadhan ini bertujuan untuk mengajarkan anak sekolah untuk tertib beribadah dan berlaku jujur pada diri sendiri. Tak jarang buku semacam ini dijadikan alat oleh orang tua untuk mengawasi anaknya dalam melaksanakan ibadah selama ramadhan. Bagus sih menurut saya, sesuatu yang teradministrasi dengan baik akan menelurkan hal baik pula (meskipun ada yang berpendapat kalau ibadah sudah ada yang mencatat, tak perlu dicatat sendiri, jatohnya riya’). Bukan demikian itu yang menjadi point utama, tapi bukankah ada ungkapan “Innamal a’malu binniyaat” segala sesuatu itu berdasarkan niat. Setidaknya begitu yang disampaikan oleh Guru saya Bapak Kyai Tanjung. So, tak ada salahnya mengajarkan anak untuk mengadministrasikan setiap kegiatan demi sebuah kebiasaan yang baik.

Nah itu tadi 5 kebiasaan unik yang terjadi selama bulan ramadhan versi Mata Pena Ku. Meskipun ada beberapa yang terkesan  dipaksakan, tetapi semua itu didasarkan pada observasi dan pengalaman yang saya alami sendiri, jadi buakan hoax dong ya?? Hehe. Jika ada hal menarik atau unik lain yang mungkin dialami para pembaca sekalian selama bulan ramadhan, silahkan tulis di kolom komentar. Berbagi cerita untuk saling melengkapi, indah bukan?  Salam!! Jangan lupa menulis, untuk kebahagiaan! ^_^

17 May 2018

#Day 1–Proyek 30 Hari Menyusun Kata

17 May 0 Comments
#Proyek30HariMenyusunKata
#Day1
Selamat Pagi, Siang, Sore, atau Malam? (harapan saya semoga disetiap waktu yang disebutkan akan ada orang-orang yang mampir untuk sekedar membaca tulisan-tulisan dari blog ini, Aamin.)

Lama tidak bersua dengan anda-anda sekalian, meski tak pernah bertatap namun setiap tulisan di blog ini mengisyaratkan sebuah perjumpaan dengan setiap insan yang membacanya. Ahh, ngomong apa sih ini? seperti biasa intro yang kadang kurang nyambung mengawali kita pada tulisan kali ini.

Sudah sekitar satu bulan yang lalu, postingan terakhir dari blog ini muncul di permukaan. Sekarang saatnya kembali mengudara dengan berbagai tulisan dari lisan yang belum tertata ini. Kali ini Mata Pena Ku hadir dalam rangka menyambut bulan suci penuh berkah yaitu Ramadhan Mubarak 1439 Hijriyah. 1 Ramadhan 1439 Hijriyah berdasarkan hisab dan hitungan yang dilakukan oleh pihak bersangkutan ditetapkan jatuh pada hari ini Kamis 17 Mei 2018. Artinya hari ini umat muslim di seluruh penjuru jagad (seharusnya) mulai menjalankan salah satu ibadah rukun Islam yaitu berpuasa (Shaum).

Oh iya, hampir lupa. Mewakili seluruh jajaran yang bertugas di blog ini, saya sebagai penulis utama mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1439 Hijriyah. Semoga Allah melimpahkan berkah rahmat dan ampunan kepada kita semua, sehingga kita termasuk dalam golongan hamba yang Muttaqin, yang selamat dan diselamatkan kembali kepada Tuhan. Aamiin.. /\

Proyek 30 Hari
Tidak jauh-jauh dari topik ramadhan, postingan kali ini sekaligus mengawali #Proyek30HariMenyusunKata selama bulan Ramadhan di blog Mata Pena Ku. Jadi, Insyaallah selama Bulan Ramadhan 1439 H kali ini Mata Pena Ku akan berusaha menghadirkan tulisan-tulisan aneka macam tema untuk menemani para pembaca dalam menjalankan ibadah puasa. Gimana?? Setuju nggak? Setuju sajalah yaa, sebab meskipun kalian tidak setuju kami akan tetap berusaha mewujudkannya. Wkwkwkwk (lha kan ini blog saya, bebas dong) ;P

Mengharap doa dan dukungan dari para pembaca sekalian, semoga proyek ini terwujud. Yaa minimal 80% terlaksana deh ya? Hehe. Saya memang tidak menjamin akan selalu bisa menghadirkan tulisan setiap harinya, karena mungkin suatu saat hal itu tidak dapat terlaksana karena suatu alasan. Namun dalam hati saya mencoba niatkan untuk mewujudkan proyek ini setelah proyek sebelumnya gagal terlaksana yaitu proyek 30 Hari Menulis Puisi pada tahun lalu.

Nantinya, selama #Proyek30HariMenyusunKata berlangsung bukan hanya akan menyajikan tulisan mengenai Ramadhan saja. Tetapi saya tidak membatasi diri saya sendiri akan menyajikan tulisan seperti apa, jadi biarkan mengalir sajalah. Ada kalanya saya akan memposting artikel dari berbagai tema, mungkin lagu, puisi, atau sekedar catatan harian selama menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan. Oleh karenanya, bagi anda-anda sekalian yang suka dengan tulisan saya atau (mungkin) kangen dengan kehadiran saya silahkan sering-sering mengunjungi blog Mata Pena Ku ini. Semoga dengan membaca posting-posting dari saya bisa menggantikan kehadiran saya dan mengobati kangen yang terasa. Untuk yang satu ini, saya teringat pesan salah satu sahabat terbaik selama kuliah di kota tetangga. Berawal dari sanalah, saya ingin tetap dan tetap menulis. Terimakasih Din ;)

Hari pertama ini belum begitu banyak hal yang saya lakukan, hanya seharian membantu orang tua untuk membersihkan sisa dahan pohon kelapa yang sudah kering untuk dijadikan kayu bakar. Kegiatan berlanjut dengan menyiapkan media tanam untuk biibit yang tadi pagi dibeli oleh ibu saya. Satu minggu ke depan mungkin akan saya habiskan untuk menanam tanaman, terutama sayur. Kenapa sayur?? Sudah pasti karena sayur merupakan makanan yang menyehatkan, eiitss tunggu dulu!! Tapi tergantung bagaimana mengolahnya. Kalian sudah tahu tentang bagaimana menjaga kesehatan dengan cara yang sederhana tapi ampuh terasa?? Jangan kemana-mana, pantengin terus blog ini, karena selama #Proyek30HariMenyusunKata akan saya ungkap tips dan triknya. Jadi Tunggu saja!.

Ramadhan 1439 H

Mengawali awal Ramadhan ini, tidak banyak kata yang saya susun untuk mengisi postingan pertama dari #Proyek30HariMenyusunKata Mata Pena Ku. Saya hanya akan sedikit megutip kata-kata dari Guru Saya Bapak Kyai Tanjung mengenai datangnya Bulan Penuh Berkah yaitu Ramadhan.


Tiada kemenangan jika tanpa pengendalian
Tiada pahala jika tanpa amal perbuatan
Tiada kebersihan jiwa tanpa penyucian
Tiada ampunan jika tanpa saling memaafkan
Tiada hati jika tanpa Ilmu, amal dan iman
Bulan Penuh Berkah telah datang
-Kyai Tanjung-






Seperti itulah kira-kira kutipan kata dari Bapak Kyai Tanjung yang turut tersemat di banner ucapan selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan dari keluarga besar POMOSDA. Jika ingin tahu lebih banyak mengenai POMOSDA atau Beliau Bapak Kyai Tanjung, silahkan Klik DISINI atau DISINI

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA RAMADHAN 1439 HIJRIYAH

(Sampai saya selesai menulis ini, waktu baru menunjukkan pukul 14:55 WIB, sekitar 2,5 Jam lagi. Semangaat!!) ;P

























13 April 2018

Konsistensi Lirik Sederhana Namun Tetap Indah, The Rain

13 April 0 Comments
Selamat malam rekan-rekan Mata Pena Ku, kembali lagi bertemu dengan tulisan-tulisan di blog sederhana ini. Bulan maret telah berlalu dan tergantikan oleh April yang sudah berjalan beberapa waktu pula. Bagaimana kabar bulan April teman-teman sekalian? Semoga selalu menyenangkan dan berbahagia dalam menjalani hidup.

Pada kesempatan ini saya akan sedikit mencoba memberikan bacaan ringan tentang salah satu grup band yang masih eksis di blantika musik tanah air. Mumpung musimnya lagi hujan (hihi, apa hubungannya ya??) nah ngomong-ngomong soal hujan, band yang akan kita bahas kali ini sangat erat kaitannya dengan hujan. Yap, The Rain menjadi alasan saya untuk menggoreskan pena pada tulisan ini.

ed2bde34-adbc-42c3-ae1b-3e9b2c8336da_512
The Rain yang awal mulanya bernama No Rain ini merupakan salah satu grup band asal Yogyakarta yang masih eksis mewarnai kancah industri musik tanah air. Meskipun personilnya tidak semua berdomisili di Yogyakarta, namun The Rain menjadikan Yogyakarta sebagai homebase mereka. Pasalnya grup ini terbentuk di Yogyakarta ketika para personilnya bertemu dan memutuskan untuk bermain musik bersama sebagai The Rain.

Sejak terbentuk 16 Tahun yang lalu di Yogyakarta, band yang digawangi oleh Indra Prasta (Gitar-Vokal), Iwan Tanda (Gitar), Ipul Bahri (Bass), dan Aang Anggoro (Drum) ini masih menunjukkan eksistensi dalam mewarnai kancah musik tanah air. Menganut aliran musik pop yang populer dikalangan anak muda ini, The Rain berhasil membuahkan hits-hits yang familiar di telinga penikmat musik indonesia. Terlebih bagi para remaja yang sedang dimabuk asmara, lagu-lagu The Rain seakan menjadi soundtrack kisah asmaranya.

Ada hal menarik yang dimiliki dan menjadi ciri khas dari The Rain sendiri, secara musikalitas memang The Rain menurut saya belum bisa dibandingkan dengan musik-muthe-rainsik karya maestro seperti Ahmad Dhani, God Bless, dan lain-lain. Namun lewat lirik-lirik sederhana yang menggugah selera, The Rain mampu menghipnotis pendengar musik tanah air. Berdasarkan pengalaman saya mendengar lagu-lagu mereka, liriknya sangat sederhana namun mampu menggambarkan detail perasaan yang dialami seseorang. Tidak percaya? Silahkan dengarkan sendiri lagu-lagu mereka.

Lirik sederhana namun tetap indah inilah yang menjadi kekuatan The Rain untuk bisa diterima para penikmat musik tanah air. Sebagi contoh saja, The Rain berhasil memikat hati para ABG (Anak Baru Gede) yang mayoritas anak sekolah atau kuliah ini dengan Trilogy Terlatih Patah Hati, Gagal Bersembunyi, dan Penawar Letih. Trilogy lagu yang proses rilisnya pada tanggal yang sama selama tiga tahun berturut-turut ini mempunyai komposisi lirik yang mudah dicerna tapi tetap tidak norak. Terlebih untuk hits Terlatih patah Hati dan Gagal Bersembunyi yang sangat familiar dengan kehidupan asmara para remaja masa kini. Pasalnya dua lagu tersebut menceritakan tentang kehidupan patah hati dan kerinduan kepada mantan kekasih. Lihat saja liriknya

Begini rasanya terlatih patah hati
Hadapi getirnya terlatih disakiti
Bertepuk sebelah tangan (sudah biasa)
Ditinggal tanpa alasan (sudah biasa)
Penuh luka itu pasti, tapi aku tetap bernyanyi

Dan juga lirik yang ini nih,

Kau tahu aku merelakanmu
Aku Cuma rindu, aku Cuma rindu
Tak kan mencoba tuk merebutmu
Aku Cuma rindu, itu saja

the-rain-gagal-bersembunyi
Sekilas lirik tersebut sangat nyaman didengar oleh telinga karena pemilihan kata yang sangat pas untuk kehidupan asmara anak jaman sekarang. Dua hits yang terkesan mengenaskan namun dibalut oleh lirik yang tetap indah itu semakin lengkap dengan lagu yang ketiga dari sekuel trilogi terlatih patah hati yaitu Penawar Letih. Begini penggalan liriknya

Walaupun kadang kau juga menyebalkan
Namun tak mengurangi teduh tatapan
Tetaplah menjadi penawar letihku
Dan aku berjanji selalu menjagamu

Romantis bukan? Setidaknya menurut saya lirik tersebut merupakan salah satu lirik romantis yang digarap oleh The Rain. Lirik-lirik sederhana dengan penataan kata yang pas menjadikan lagu-lagu The Rain terasa lebih enak didengar dan terdengar indah. Mungkin itu salah satu rahasia konsistensi bermusik yang dijalani oleh The Rain dengan melahirkan lirik-lirik sederhana namun tetap bisa diterima dan terasa indah.

Oh iya, Selain lirik-lirik yang sederhana namun indah ada hal lain yang menarik dari The Rain yaitu selalu bisa menyelipkan semacam kata mutiara yang bisa dipakai untuk kutipan-kutipan dalam hidup. Bukan hanya itu, lirik-lirik memotivasi juga pernah mereka garap dengan apik. Penasaran?? (sama, saya juga) tapi tenang akan kita bahas suatu hari nanti, tidak sekarang (jadi tunggu aja yaa).



Masih penasaran dengan lirik-lirik The Rain? Silahkan temen-temen nikmati sendiri musiknya, jika sudah silahkan temukan hal-hal menarik lain dari The Rain. Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar untuk melengkapi hal-hal menarik dari The Rain yang kalian temukan atau sekedar menyapa dan berbagi cerita. Selamat menikmati dan salam menulis! Mari Menulis untuk Kebahagiaan! ^_^

10 March 2018

Apa dan Kenapa: Filosofi Makna “Perahu Djogja”

10 March 4 Comments
Hai..hai para pembaca yang budiman, bertemu lagi di postingan blog ini. Pada episode kali ini (episode, dikira sinetron?? Hehe), maksudnya edisi kali ini saya akan memberikan penjelasan tentang blog ini. Wah padahal sudah lama sekali blog ini lahir loh, kok baru dijelaskan sekarang ya?? Iya, benar sekali blog ini sudah terlahir dari sekitar 4 tahun lalu. Kenapa baru saya keluarkan penjelasan di tahun yang ke-4 ini? Mungkin karena selama ini masih banyak perubahan yang terjadi di blog ini, baik itu tampilan luar, dalam ataupun isi dari blog ini. Bagi para pembaca yang mungkin bertanya-tanya atau ingin tahu lebih banyak tentang blog ini, silahkan nikmati tulisan saya kali ini.

Tulisan ini saya buat atas dasar pertanyaan dari salah satu teman yang menanyakan maksud dari kata “perahudjogja” yang menjadi alamat homepage dari blog ini. Berangkat dari pertanyaan tersebut, saya mulai berpikir untuk sharing maksud dari penamaan alamat blog ini. Sejujurnya, sudah lama saya ingin berbagi tentang nama “perahudjogja”, namun sepertinya keinginan untuk memendamnya jauh lebih kuat daripada membagikannya. Selain itu pula, dari segi penulisan belum menemukan bahasa dan waktu yang tepat untuk dibagikan kepada para pembaca blog. Nahh, itu alasan kenapa saya belum membagikan maksud kata “perahudjogja” pada penulisan alamat homepage blog ini.

Hari ini saya mencoba menuliskan tentang maksud dari kata “perahudjogja” pada alamat blog ini. Namun sebelumnya saya ingin sedikit mereview tentang identitas blog ini, alih-alih sebagai perkenalan yang tertunda. Mari kita mulai perkenalannya, awal mula blog ini tercipta adalah karena keinginan untuk mengabadikan setiap tulisan saya agar tidak tercecer kemana-mana (sejak dulu saya suka mencoret-coret kertas dengan tulisan-tulisan). Tahun 2014 kalau tidak salah, saya iseng mendaftar blogger karena penasaran saja. Saya bahkan lupa tulisan pertama di blog ini, yang jelas pada saat itu blog ini hanya sebagai ajang pembelajaran baik itu tentang tulisan maupun desain web. Saya masih ingat, blog ini terdaftar saat saya masih berada di semester 2 perkuliahan. Awalnya, blog ini hanya berisi puisi dan kumpulan chord gitar yang saya kumpulkan dari berbagai sumber. Seiring berjalannya waktu, saya berpikir untuk mengumpulkan tulisan-tulisan yang masih tersisa di lembar-lembar kertas yang saat itu masih saya miliki. Kemudian saya mulai menyelipkan materi-materi perkuliahan yang pernah saya dapat selama ini. berangkat dari sanalah blog ini mulai saya kelola dan saya utak-atik. Saya tidak ingat berapa kali blog ini berganti template dan layout. Hingga pada semester 6 ke belakang saya mulai mengkonsistenkan pengelolaan blog pribadi ini. Menjelang akhir sebelum lulus, sembari mengerjakan skripsi saya mulai menetapkan arah dan tujuan blog ini. Hingga akhirnya terbentuklah blog “Mata Pena Ku” ini sampai sekarang.

Header Blog Mata Pena Ku

Terlalu panjang ya kenalannya?? Hehe maklum, mengenang masa lalu memang terlalu asyik. Baiklah, saya kira cukup untuk review blog jaman dulunya, sekarang saatnya masuk ke pembahasan utama. Nama blog ini seperti yang sudah saya paparkan tadi yaitu Mata Pena Ku. Kenapa saya menamakan seperti itu? Padahal alamatnya tidak menyebut pena sama sekali, malah “perahudjogja”. Saya mulai dari penamaan Mata Pena Ku terlebih dahulu, awal mulanya bukan Mata Pena Ku tetapi Rossyadie Area. Ya, saya masih ingat betul kenapa dulu saya namakan Rossyadie Area, karena saya pikir blog ini nantinya akan memuat hal-hal tentang tulisan-tulisan saya. Namun kemudian saya sengaja mengganti dengan header “Mata Pena Ku”, mengapa? Karena saat itu saya berharap blog ini nantinya akan menjadi penyambung kata yang tergores dari mata pena saya. Saya berharap blog ini memuat apa saja yag pernah tergoreskan oleh pena, pada masa perubahan template saya pernah memasang satu buah ayat Al-Qur’an yaitu “Nuun, Walqolami wa mayasthuruun”. Ayat awal dari surat al qolam (pena) yang artinya “Demi Pena, dan apa yang dia tulis”, salah satu ayat yang menginspirasi saya menamakan blog ini Mata Pena Ku. Seperti pena yang melukiskan kata pada baris-baris kertas, saya ingin blog ini menjadi tempat curahan dan ungkapan saya dalam mengukir cerita, cinta, dan juga cita-cita. Sesuai dengan deskripsi header blog Mata Pena Ku : Kuresapi, Kuhayati, Kutetapkan dalam Hati Nurani (sadur pitutur dalam lirik hymne penghamba karya Bpk Kyai Tanjung).

“Sebab kata tak pernah ada habisnya, itulah mengapa pena tak punya alasan untuk tak menuliskannya”
Semoga tergores tulisan-tulisan indah, menginspirasi, dan bermanfaat dari Mata Pena Ku.

Nah itu tadi sedikit tentang penamaan Mata Pena Ku, selanjutnya kalian pasti pernah bertanya-tanya tentang blog ini, kenapa Judul, alamat, dan penulis tidak ada hubungannya. Sengaja saya tidak menggunakan unsur nama dalam penulisan alamat blog ini, jujur saja pernah terpikir untuk menyelipkan nama rosyadi dalam alamat blog ini, tapi saya urungkan niat itu. Saya lebih suka menuliskan alamat “perahudjogja” untuk blog ini, karena saya lah “perahudjogja” itu. Kata “perahudjogja” sebenarnya sudah muncul di benak saya ketika masih duduk di sekolah menengah atas, saat itu saya bersekolah di salah satu pondok modern di jawa timur. Di balik makna filosofis yang membangunnya, kata “perahudjogja” lebih dulu terinspirasi dari salah satu lagu Maudy Ayunda “Perahu Kertas” yang ditulis oleh pengarang novel aslinya yaitu Dewi “Dee” Lestari. Saya tidak menampik lagu tersebut ikut menginspirasi penamaan “perahudjogja”, karena lagu ini adalah salah satu kenangan saya dengan seorang sahabat di jogja. Namun lagu “Perahu Kertas” tidak sepenuhnya membangun kata “perahudjogja” yang saya maksudkan di blog ini.

Kembali ke “perahudjogja”, dulu saya menjadikan kata “perahudjogja” sebagai salah satu nickname atau sebutan untuk diri saya sendiri, selain djogjaboy, decemberboy, rossyadie.maz atau yang lainnya. Maklum lah, jaman sekolah pasti ingin berlagak keren dengan nama-nama yang diinginkan dan dibuat sendiri yang menunjukkan ciri khasnya. Saya akui, saya pun melewati moment dan fase seperti itu sampai pada akhirnya saya memilih nama belakang untuk menjadi nickname yaitu RSY atau Rosyadi. Kata “perahudjogja” awalnya saya hanya beranggapan bahwa saya lah perahudjogja itu, karena saya dari jogja yang mengarungi kehidupan di daerah lain layaknya perahu yang sedang mengarungi samudera. Begitulah gampangnya saya menjelaskan tentang “perahudjogja”. Intinya adalah karena saya datang dari jogja dan pergi untuk mencari bekal pengalaman, ilmu pengetahuan, dan mengarungi kehidupan, begitulah kira-kira.

Tetapi lebih dalam saya memaknai kata “perahudjogja” ini sesuai dengan arti kata per katanya. Dua kata yang membentuknya adalah “perahu” dan “djogja”, sekilas kata-kata ini tidak bermakna dalam, tetapi saya melihatnya lain. Kata kedua “djogja” sudah pasti menunjukkan darimana saya berasal dan beranjak, tidak salah memang bahwa “djogja” adalah tanah kelahiran saya. Namun lebih jauh lagi saya menggali makna kata “djogja” adalah budayanya yang istimewa dan berhati nyaman. Sejak kapan saya juga tidak begitu paham, jogja identik dengan tagline “istimewa” dan “berhati nyaman”, karena itulah saya mencoba mengambil makna dari kata “djogja” yang istimewa dan berhati nyaman.

Selanjutnya kata “perahu” ini terbesit dalam hati karena nyaman untuk diucapkan, entah karena apa saya tidak tertarik dengan padanan katanya seperti kapal, pesiar, boat, atau apalah itu yang menyerupainya. Kata “perahu” lebih mudah diingat dan terasa nyaman dalam hati, selain karena inspirasi dari lagu “perahu kertas”. Kata “perahu” disini saya memaknainya sebagai sesuatu yang tegar dan tetap tenang meski banyak halangan dan rintangan, layaknya perahu yang terombang-ambing dan dihantam ombak ataupun terbentur karang. Meski terlihat menyedihkan, namun satu hal yang harus selalu diingat oleh “perahu” tersebut, yaitu dia harus tetap berlayar. Meskipun diterjang badai, dihantam ombak, dan digempur karang, perahu harus tetap berlayar. Itulah yang menjadi pesan untuk diri saya sendiri, meskipun dalam mengarungi kehidupan ini banyak halangan, rintangan, cobaan yang menghadang, tetapi hidup harus tetap dilanjutkan. “Show Must Go On” kataku ketika itu berkaitan dengan pertunjukkan.

Jika kedua kata itu bergabung menjadi frase “perahudjogja” maka saya memaknainya sebagai sebuah perahu (seseorang) dari jogja yang mengarungi hiruk-pikuk kehidupan dengan tetap tegar dan tenang, berharap berakhir istimewa dan terasa nyaman di hati (selamat). Kata “perahudjogja” sendiri juga menjadi pengingat bagi diri pribadi untuk senantiasa tegar menjalani dan melanjutkan kehidupan, serta untuk terus belajar menjadi seorang pribadi layaknya jogja yang istimewa dan bisa memberikan kenyamanan (bermanfaat) bagi orang lain ataupun diri sendiri. Oh iya, saya teringat untuk menyertakan kutipan dalam postingan kali ini. kata-kata ini sempat menghiasi deskripsi header blog sebelum berganti yang sekarang ini.

Melenggang tanpa arah, menyusur lalu membaur. Menuju satu titik bermakna, di sanalah perahu bermuara. Dimana hati menatap, maka Tuhan selalu ada di sana. Karena langkah ke belakang membuat luka yang semakin dalam. Namun tetaplah berusaha, jadikan langkahmu menuju masa depan.
Template Blog Mata Pena Ku beberapa waktu lalu


Mungkin itu sedikit banyak rangkaian kata yang menjelaskan tentang apa itu “perahudjogja”. Cukup kah menjawab pertanyaan kalian? Jika masih kurang, silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar. Saya akan sangat senang berbagi cerita dengan kalian semua. Salam dari perahudjogja yang masih mencari pelabuhan selanjutnya. Terimakasih!!

20 February 2018

Romantic Tunes #4 dan Pertemuan yang Tersisa

20 February 0 Comments

Februari, masih ingat kan dengan apa yang saya posting beberapa waktu lalu tentang hal-hal menarik mengenai bulan februari?. Bulan Februari memang menjadi bulan yang penuh dengan hal menarik, bagi sebagian atau bahkan kebanyakan orang. Setelah Hari Valentine yang masih menjadi icon tak tergantikan bulan februari, ada satu hal lain yang bagi sebagian orang dinanti-nantikan di bulan Februari. Romantic Tunes, event konser tahunan ini selalu dinantikan para penikmat musik di Indonesia khususnya Yogyakarta. Romantic Tunes merupakan event tahunan yang diadakan oleh salah satu Event Organizer dari Jogja yaitu Secre Creative. Tahun 2018 ini adalah keempat kalinya event Romantic Tunes digelar di Yogyakarta.
RT 4
Romantic Tunes #4 kali ini seakan menjadi oase di tengah padang pasir bagi para Sheilagank – Fans Sheila on 7 – terutama untuk saya sendiri. Bagaimana tidak, selama empat tahun berturut-turut Secre Creative tak bosan menghadirkan band tuan rumah, Sheila On 7. Bagi saya pribadi, Romantic Tunes #4 kali ini seakan menjadi obat kerinduan bernyanyi dan berjingkrak bersama Sheila On 7. Setelah Desember lalu saya melewatkan konser Sheila On 7 di Jogja juga, karena suatu hal. Beruntung untuk konser yang satu ini saya bisa mengamankan tiket, meski harus berburu di beberapa outlet tiket box (maklum, masih setia dengan tiket pre-sale yang bersahabat di kantong).

Urusan antusiasme penonton jangan ditanya lagi, event ini sudah terkenal di kalangan Sheilagank sebagai salah satu event yang tidak pernah tidak sukses. Benar saja, dilihat dari track record penjualan tiket saja sudah cukup membuktikan bahwa event ini memang dinanti-nantikan. Penjualan tiket pre-sale online hanya beberapa jam saja sudah habis terjual, begitupun tiket offline yang tidak membutuhkan waktu satu hari untuk bisa sold out. Padahal tiket yang dijual di sesi pertama ini berjumlah sekitar 1000 tiket yang terbagi dalam kelas tribun dan festival.
Lenovo_A1000_IMG_20180105_190347Lenovo_A1000_IMG_20180217_162845
Sabtu, 17 Februari 2018 akhirnya tiba, hari yang ditunggu-tunggu datang juga. Berbekal kuitansi yang sebenarnya berjumlah 12 tiket, namun yang menjadi atas nama saya hanya lima (peraturan mengharuskan setiap satu ID maksimal 5 tiket). Sengaja saya datang ke GOR UNY – Venue konser – agak siang menjelang sore, berharap antrian penukaran tiket tidak sepanjang pagi hari. Namun ternyata dugaan saya tidak sepenuhnya benar, pukul 14.00 terlihat banyak orangg yang akan menukarkan tiket ataupun membeli tiket OTS (On The Spot) dan masih terus berdatangan. Untungnya saya segera mengambil tempat di barisan penukaran tiket, meskipun tidak sesuai harapan namun tidak begitu lama saya menunggu hingga tiba antrian saya. Setelah menyerahkan kuitansi dan Id card kepada panitia, saya diberikan 5 tiket gelang ditambah 5 voucher dan stiker dari sponsor acara. Tak lupa petugas menjelaskan rules yang harus dipatuhi dan ucapan “Selamat berromantis” terlontar dari bibir sembari memberi senyum yang semakin membuat acara ini lebih manis terasa (jangan baper).
IMG-20180217-WA0011
Terlihat penonton dari berbagai Fanbase sudah mulai berdatangan, SG (Sheilagank) dari purwokerto, jabodetabek, dan daerah lain satu per satu berdatangan untuk menukarkan tiket dan menunggu sang idola yang sedang checksound di dalam GOR. Benar saja jika dikatakan bahwa Romantic Tunes merupakan ajang reuni bagi Sheilagank dari berbagai daerah di Indonesia, semua itu tergambar hari ini dan saya yakin sampai malam nanti akan terus berdatangan. Setelah menyempatkan berfoto di background acara, saya melanjutkan perjalanan pulang dan bersiap-siap untuk nanti malam (saya berpendapat, ketika sudah menggenggam tiket semua terasa lebih tenang).

Setelah melaksanakan kewajiban sembahyang maghrib, saya bersiap-siap berangkat. Sepatu, kaos kaki, celana jeans, gelang dan tak lupa atribut wajib konser yaitu Kaos Sheilagank sudah saya kenakan, artinya saya siap berangkat. Berpamitan kepada orang tua tak terlewatkan sebelum akhirnya saya meluncur ke tempat pertemuan dengan teman-teman yang sudah sepakat untuk berangkat bersama. Tepat pukul 18.45 kami bertujuh menggeber motor matic dan berangkat ke tempat konser dengan rasa tak sabar. Seperti biasa, gerbang GOR menuju tempat parkir merupakan jalan paling macet diantara semua jalan yang kami lewati. Sampai di sini kami harus bersabar dan antri mendapatkan karcis parkir, satu demi satu motor maju dan maju sampai akhirnya kami sudah bisa masuk tempat parkir. Sedikit tenang karena kelihatannya acara sedikit molor, hal ini terlihat dari masih banyaknya penonton yang belum memasuki GOR dan belum terdengar alunan musik dari dalam.
Seperti biasa, sebelum memasuki arena konser kami harus melewati pemeriksaan oleh petugas. Hal seperti ini selalu dilakukan di setiap konser untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Setelah tiket dipasangkan oleh petugas, kami dipersilahkan masuk dan menikmati konser. Saat saya masuk memang belum dimulai acaranya, karena sebenarnya event ini saya tidak tahu kapan dimulainya acara. Romantic Tunes memang tidak pernah menggunakan MC untuk memandu acara, acara dimulai ketika artis naik panggung dan melantunkan lagu, itulah yang menjadi ciri khas event ini. Oh iya, saya hampir lupa untuk Romantic Tunes #4 kali ini menghadirkan dua band asal jogja yaitu The Rain dan Sheila On 7. Sesama band tuan rumah dan saling bersahabat, saya pikir ini akan menjadi konser yang keren.

Benar saja, tepat pukul 20.00 lagu pembuka dari The Rain “Ode Penyembuh Luka” mulai diputar di backsound dan ditampilkan di layar. Sembari mendengarkan lagu pembuka yang diputar, satu per satu personil The Rain naik ke panggung dan menyapa penoonton. Tak ayal riuh jeritan penonton menggelegar memenuhi ruangan. Lagu “Terlalu Indah dan Penawar Letih” sambung menyambung dilantunkan oleh sang vokalis, Mas Indra Prasta yang kemudian tak lupa menyapa penonton. “saya naik ke panggung ini dengan pandangan nanar, karena hari ini istri saya lahiran anak pertama kami, doakan ya semoga baik-baik saja” kata-kata Indra memecah keriuhan penonton yang kemudian mengaminkan doa. Ternyata pada saat yang sama istri dari sang vokalis sedang berjuang melahirkan anak pertama mereka, belakangan saya ketahui putra pertama mas Indra lahir tepat pukul 20.00 dan diberi nama “Banu Baskara Prasta”, semoga menjadi anak yang sholeh ya mas!.
Screenshot_2018-02-19-15-41-39(1)
Lantunan lagu-lagu The Rain yang familiar seperti “Gagal Bersembunyi, Berkunjung ke Kotamu, Terlatih Patah Hati” dan beberapa lagu lain kembali mengalun syahdu. Saat lagu “Hingga Detik Ini” mengalun syahdu, Indra meminta penonton untuk menyalakan flashlight di smartphone sehingga terciptalah suasana syahdu penuh kerlip lampu senter dari smartphone para penonton yang mengiringi lagu tersebut. Indah sekali saya melihatnya di berbagai postingan setelah acara selesai. Tidak berhenti di sana, The Rain melanjutkan untuk membawakan lagu “Terimakasih telah mencintaiku, Getir menjadi Tawa, Tolong Aku dan Jabat Erat”. Lagu Jabat erat merupakan Jalan perpisahan penonton dengan The Rain Malam itu, Indra pun meminta penonton untuk berfoto bersama dan meneriakkan “Jogja, Jabat Erat!!”. The Rain menutup pertemuan dengan lagu “Dengar Bisikku” yang syahdu terdengar karena diiringi karaoke massal oleh penonton dan berakhirlah perjumpaan dengan The Rain malam itu.

Panggung kembali dibuat gelap untuk memberi kesempatan crew mempersiapkan penampilan selanjutnya, tentu saja Sheila On 7. Para penonton beristirahat sejenak sambil menyaksikan video yang ditampilkan di layar panggung, terlihat logo-logo Fanbase Sheilagank di seluruh Indonesia Juga ditampilkan secara bergantian. Riuh teriakan penonton pun mulai terdengar ketika logo fanbase mereka tampil di layar panggung, saya juga ikut berteriak semangat ketika logo SGJ (sheilagank jogja) yang berbentuk pick hitam dengan layar merah ditampilkan di layar. Sepertinya tidak butuh waktu yang lama untuk para crew mempersiapkan alat dan segala keperluan lain, backsound segera memutar lagu “Here I Am” yang merupakan mars Sheilagank sebagai pertanda Sheila On 7 akan segera naik panggung.

Akhirnya, sesaat setelah lagu “Here I Am” selesai, Brian, Eross, Duta, dan Adam segera menggebrak panggung dengan lagu pembuka “Menyelamatkanmu”. Lagu yang jarang sekali atau bahkan tidak pernah dibawakan ketika live konser ini seakan menjawab harapan para fans untuk pertunjukan yang menyenangkan. Ucapan terimaksih pertama terucap dari mulut sang vokalis sebelum memulai lagu-lagu berikutnya. Hits “Seberapa Pantas, Buka Mata Buka Telinga, My Lovely” secara berurutan dinyanyikan dengan semangat dan iringan riuh dari para penonton. “Sudah sekitar dua minggu lebih nih kita ngeluarin single baru dari sheila on 7, tidak ada kata selain terimakasih buat kalian yang selalu support kami” begitulah kira-kira kata-kata yang diucapkan Duta sebelum memulai lagu terbaru “Film Favorit” yang baru dirilis pada bulan januari lalu. Sapaan khas Duta selalu menghiasi setiap sela-sela lagu yang dibawakan, “janee ki yo ben ketok rodo ganteng, tapi kok sumuk banget” celotehan Duta yang mengundang tawa penonton karena merasa gerah dengan setelan jaket kulit berwarna hitam yang kemudian dilepasnya.
IMG-20180218-WA0003
Kini setelan mereka seperti biasa, Duta dengan kaos merah, Eross dengan kemeja hitam, Adam berkaos dan juga Brian berkaos seperti biasa. Hanya saja ada sedikit yang menarik perhatian, ketika akhir lagu yang menampilkan solo drum Brian terlihat kerlap-kerlip lampu menghiasi stik drum yang digunakan Brian. Lighting yang tanggap segera meredupkan panggung untuk melihat aksi Brian menggebuk drum dengan stik yang menyala biru, hal ini mengundang sorakan penonton yang semakin keras dibarengi tepuk tangan yang riuh. Selanjutnya “Betapa, Hari Bersamanya, Kita, Sephia, Sahabat Sejati” menjadi nomor tak terlewatkan di setiap konser Sheila On 7. Eross tak mau kalah untuk menyapa penonton, kali ini Eross mengajak penonton untuk membantu bernyani “saya mainkan intronya nanti kalian yang nyanyi yaa, biar duta istirahat dulu” begitu katanya. Lagu “Dan” dipilih untuk dinyanyikan para penonton, karaoke massal terjadi lagi di panggung itu.

“Melompat Lebih Tinggi” menjadi hits penyemangat untuk para penonton bahwa malam itu belum usai. Drum, Gitar, Bass yang berpadu dengan keyboard oleh Ferry dan Synthsizer dari Tomo menggebrak panggung Romantic Tunes Untuk kesekian kalinya. Tak ketinggalan part melodi gitar dari lagu yang dimainkan oleh Eross dengan signature stylenya sendiri “Kuli Panggul” dengan memanggul gitar Fender Telecaster biru dibelakang kepalanya selalu menjadi moment yang dinantikan oleh para penonton.
Akhirnya perjalanan Romantic Tunes malam itu berakhir pada pukul 23.00 dengan lagu penutup dari Sheila On 7 “Sebuah Kisah Klasik Untuk Masa Depan“ yang masih menjadi andalan untuk menutup pertemuan malam itu. Hujan balon menjadi puncak acara Romantic Tunes malam itu. Seperti biasanya, Duta meninggalkan panggung pertama kali setelah berpamitan dengan penonton, selanjutnya disusul Eross setelah menggaungkan efek delay gitarnya dan melempar pick gitar ke arah penonton, Adam menyusul setelah menyelesaikan permainan bassnya, yang terakhir Brian meninggalkan panggung setelah melemparkan stik drum ke arah penonton.
_20180218_120507
Akhirnya Romantic Tunes #4 berakhir dengan menyenangkan, meskipun ada beberapa teknis yang kurang namun tetap tidak mengurangi keromantisan acara malam itu. Capek, waktu dan tenaga yang dikorbankan terbayarkan oleh pertunjukan yang memuaskan para fans dan sesuai tema yang diambil untuk gelaran keempat ini “Senang Bisa Bertemu”. Semoga masih ada kesempatan untuk bertemu lagi di Romantic Tunes selanjutnya, karena setiap pertemuan justru menjadi lebih indah. Terimakasih Secre Creative, The Rain dan Sheila On 7!! Jabat Erat !! dan Jalan Terus!!. ^_^

19 February 2018

Mengurai Makna, “Kasih Tak Memilih” – Letto

19 February 2 Comments



Hai, salam sapa yang semoga cukup untuk membawa kita pada cerianya hari-hari. Bagaimana kabar Februari kalian? Sudahkah menemukan hal menarik di bulan ini? Bagaimanapun kabar Februari kalian, semoga itu adalah keadaan terbaik untuk diri kalian masing-masing.

Tidak jauh-jauh dari Februari, khususnya 14 Februari yang lebih dikenal dengan Hari Valentine dimana orang-orang merayakan hari ini sebagai hari kasih sayang. Masih seputar kasih sayang, kali ini saya akan berbagi tentang lirik lagu yang menurut saya memiliki makna yang dalam. Kasih Tak Memilih, itulah judul lagu yang akan kita bahas kali ini. Seperti sebelum-sebelumnya, lagu yang dibahas kali ini masih menjadi salah satu daftar diskografi dari Band asal Jogja, Letto.

Banyak yang tak menampik kalau lirik lagu yang dibawakan oleh Letto, khususnya yang ditulis oleh Mas Noe memiliki pemaknaan yang dalam. Banyak yang mengakui dalamnya makna lirik lagu dari Mas Noe, meskipun justru menimbulkan beragam pemaknaan dari para pendengarnya. Namun pemaknaan yang berbeda-beda sudah terasa biasa untuk berbagai lirik lagu. Seperti kata Eross Candra  

“Setiap orang punya hak untuk menafsirkan makna lirik lagu yang didengarnya, tentunya sesuai dengan apa yang dirasakan oleh pendengar itu sendiri. Tetapi pasti ada makna asli dari lirik yang ditulis oleh pengarang itu sendiri”

Saya setuju saja dengan pernyataan Eross Candra tersebut, karena ya memang seperti itu adanya.
Sampul Kasih Tak Memilih

Pemaknaan lirik lagu Kasih Tak Memilih dari Letto ini juga merupakan pemaknaan sederhana dari saya, berbekal berbagai referensi yang kemudian saya sederhanakan kalimatnya. Kira-kira seperti inilah hasil pemaknaannya.

Terasa Benci Itu
Yang tersimpan Setiap waktu
Berapa Lama
Ku mau tuk Menderita
Aku Tak mengerti
Kata Dari hati

Enam baris pertama jujur saja sulit untuk mengartikannya, namun dari segi bahasa yang dipilih lirik ini memiliki benang merah yang bisa ditarik. Sebagai manusia, tentunya kita pernah merasakan benci, kecewa, sakit hati dan lain sebagainya. Baris lirik ini menunjukkan kepada kita bahwa jika kita selalu saja menyimpan rasa benci, kecewa, sakit hati dan lain sebagainya (perasaan yang tidak baik) hanya akan membawa penderitaan pada diri sendiri. Akibatnya kita tidak akan mengerti apa yang dimaksudkan oleh hati kita sendiri, karena tertutup oleh rasa benci, kecewa, dan lain-lain. Hati Nurani akan selalu mengatakan hal-hal yang benar.


Sebelum terlambat
Coba tuk mengingat
Seperti kertas yang Putih
Cinta kasih Tak memilih

Empat baris berikutnya yang merupakan reffrain dari lagu ini mengajak untuk mengingat Dia yang kita anggap sebagai Tuhan. Sekilas kalimat “cinta kasih tak memilih” mengisyaratkan tentang romansa cinta yang menjadi anugerah bagi seseorang. Namun setelah saya cermati, kata “Kasih” menurut saya merujuk pada satu entitas bukan kata frase gabungan dari cinta. Jika saya pisahkan maka pemaknaannya akan menjelaskan bahwa sebelum terlambat maka cepat-cepatlah kembali mengingat Dia, karena cinta dari “Kasih” tidak pilih-pilih layaknya kertas yang putih tidak memilih apa yang akan tergoreskan diatasnya. “Kasih” disini adalah makna lain dari Tuhan yang maha pengasih.

Masih di baris ini, seakan mengingatkan bahwa kita tak perlu khawatir akan diterima-tidaknya ibadah, banyak-sedikitnya rejeki, berat-ringannya ujian yang diberikan oleh Tuhan, karena cinta dan anugerah Tuhan tidak memilih kasta. Selama berpasrah tunduk dan patuh, maka Tuhan maha mengetahui.



Cinta Yang tlah Hilang
Seharusnya tak mengapa
Karena Kasih
Kan menjaga Hati yang bersih
Hati Yang tlah murni
Takkan tersakiti



Enam terakhir menjadi penegasan, bahwa kekhawatiran akan sesuatu hal seharusnya tidak menjadi hal yang perlu dirisaukan, selama kita berserah dan bersandar kepada Yang Maha Kuasa. Bahkan cinta (bisa diartikan pacar, kekasih, kesenangan duniawi, dll) yang hilang, pergi dan tak kembali seharusnya tak menjadi dilema kesusahan bagi diri kita. Selama hati kita bersih, maka Tuhan akan menjaganya tetap bersih dan suci. Keyakinan akan Tuhan bertempat tinggal dalam hati nurani yang lebih dalam lagi adalah rasa hati. Layaknya rumah yang nyaman ditinggali, maka hati juga seharusnya dijaga tetap bersih dan suci.

Dua baris terakhir menjadi penutup penjelasan bahwa hati yang bersih, suci, murni dan didalamnya Tuhan hadir dengan yakin maka tidak akan merasa tersakiti, benci, kecewa, dan lain sebagainya. Jika diolok-olok, dihina, dan dipandang rendah, serta hal lain yang menyakitkan hati akan berlapang dada, sadar bahwa segala sesuatunya berasal dari Tuhan dan tidak akan bisa apa-apa jika TanpaNya.



Wa’bud Rabbaka hatta ya’tiyakal yaqiin,maka sembahlah Tuhanmu hingga benar-benar hadir dengan yakin di dalam hati”



Seperti itulah kira-kira pemaknaan saya dalam memahami arti lirik lagu Kasih Tak Memilih dari band Letto yang ditulis oleh Sabrang Mowo Damar Panuluh-Noe Letto. Hampir semua lagu Letto bisa memiliki pemaknaan ke arah religius, entah memang sengaja atau karena sang penulis lagu merupakan putra dari Ulama Maiyah dan budayawan Emha Ainun Nadjib. Sudah pasti banyak pendapat yang berbeda mengenai hal ini, namun tak mengapa karena sejatinya perbedaan pendapat adalah untuk memperkaya khasanah dan wawasan. Bukan untuk saling menghujat dan saling menghina. Islam itu mendamaikan.

Okay, semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menjadi bacaan di kala senggang. Jika ada pendapat lain mengenai pemaknaan lagu Kasih tak Memilih silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar, mari saling berbagi. Berbagi itu indah, Salam Menulis! ! Matur nuwun!!