30 September 2017

PERGIMU ITU MATIKU


Berat mengubah sikap

Sebab demi Tuhan rasa ini masih sama

Memandang wajahmu aku tak sudi

Oh Jangan sampai di hadapanmu aku meneteskan air mata

Mengertilah, aku lelaki yang benci menangis

Mengertilah, telah semampunya aku tak ingin melihatmu lagi

Sementara waktu telah menyeretku jauh dari ragamu

Aku masih benci menjadi aku

Yang berharap kembali di detik-detik itu

Dipelukanmu

Betapa pesta yang sia-sia, ria yang percuma

Pada tiap esok yang kupunya hanya karena akan ada satu tanya

Kau dimana?

Sesungguhnya aku ingin sekali lagi berkata ya

Namun tiada pintamu datang kepadaku

Mungkin aku hanya terlalu sering berpikir

tentang suatu hari, yang tidak akan pernah datang

Tidak seharusnya kita menyesaatkan ini semua

Aku masih menyesali itu

Ada rasa rindu pada aku yang dahulu

Aku yang tak kenal kau

Sebab dari kehilanganmu, aku menemukan persamaan

Antara udara dan bebutiran

Aku telah hancur tubuhku mengurus jiwaku mengurasku

Telah kujadikan kakiku selingan kapas

Supaya aku tak dapat lagi memahami langkahku

Tetapi aku tak dapat menyelamatkan dunia

Sekarang bantulah semua orang supaya membenciku

Kau tidak sendiri

Aku telah menjadi orang lain

Aku yang dulu yang kau cintai itu

Sudah tiada

Jurang telah memanggil seluruh aku yang tanpa kau


By: Zerry Hendrik

2 comments: