20 March 2019

Gundah Gelisah, SNMPTN Segera Diumumkan!!

20 March 1 Comments
Masuk ke kampus impian memang menjadi keinginan setiap pelajar, terlebih bagi mereka yang sejengkal lagi akan mencapai kelulusan dari sekolah menengah atas (SMA) atau tingkatan yang sederajat. Menjelang kelulusan, biasanya para siswa kelas XII SMA/SMK/MA akan mulai disibukkan dengan pendaftaran masuk ke studi selanjutnya. Tak jarang mereka bingung menentukan kemana akan melanjutkan studinya, entah karena belum menemukan target yang sesuai dengan hati atau karena pertimbangan lainnya. Terlepas dari itu semua, pastinya para siswa yang akan lulus dari bangku SMA tersebut sudah berkeinginan untuk masuk ke kampus impian mereka.
Sumber : http://beritajatim.com

Demi masuk ke kampus impian dengan pilihan program studi yang diharapkan pula, banyak dari mereka yang berjuang untuk dapat masuk ke kampus yang diimpikan. Berbagai cara ditempuh, mulai dari mencoba peruntungan dengan mengadu nasib di jalur SNMPTN (seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri) hingga mengikuti bimbel dan tryout untuk menghadapi seleksi-seleksi selanjutnya apabila tidak lolos dalam SNMPTN. Memang beberapa tahun terakhir ini, seleksi masuk perguruan tinggi dibagi menjadi beberapa jalur yang diantaranya diselenggarakan secara nasional dengan panitia terpusat, meskipun ada panitia lokal yang ditugaskan di wilayah masing-masing.

Lima tahun terakhir, untuk seleksi nasional sedikit mengalami perubahan perihal teknis pelaksanaannya. Meskipun tidak merubah keseluruhan penyelenggarannya, tetapi ada beberapa poin yang berubah dari teknis pelaksanaan seleksi. SNMPTN pada tahun 2019 ini sedikit mengalami perubahan dalam kriteria kelayakan peserta seleksi yang hanya 40% terbaik dari seluruh siswa jika sekolah yang bersangkutan terakreditasi A. Sekolah-sekolah yang memiliki akreditasi lebih rendah juga diberi kuota yang lebih sedikit pula, hal ini mungkin sebagai standarisasi peluang bagi para peserta yang memiliki prestasi lebih baik dari teman-temannya. Selain SNMPTN, seleksi masuk PTN (perguruan tinggi negeri) juga dapat ditempuh melalui jalur SBMPTN (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri). Berbeda dengan SNMPTN yang menggunakan nilai rapor yang diupload di Pangkalan data yang terintegrasi dengan pusat sistem, SBMPTN merupakan nama untuk ujian tulis masuk ke PTN.

Tahun 2019 ini juga merupakan tahun yang berbeda dari sebelumnya untuk pelaksanaan SBMPTN. Jika pada tahun sebelumnya SBMPTN dilaksanakan dengan cara ujian tulis yang terdiri dari 3 (tiga) paket pilihan soal yaitu SAINTEK, SOSHUM, dan IPC (campuran), pada tahun 2019 ini justru berbeda pelaksanaannya. SBMPTN tahun ini dikemas dengan konsep baru, siswa diharuskan mengikuti UTBK (ujian tulis berbasis komputer) sebelum menentukan pilihan kampus tujuan ataupun program studinya. Pelaksanaan ujiannya pun dibagi dalam 2 (dua) gelombang. Jadi, siswa akan mengetahui nilai ujiannya terlebih dahulu sebagai modal dalam menentukan pilihan kemana akan melanjutkan studinya ke jenjang perguruan tinggi.

Pelaksanaan SNMPTN untuk tahun 2019 ini sudah memasuki proses tahap akhir. Peserta yang lolos jalur SNMPTN dan berhak melakukan tahap selanjutnya akan diumumkan pada hari Jum’at, 22 Maret 2019. Jadwal pengumuman SNMPTN ini mengalami perubahan yang semula direncanakan tanggal 23 Maret 2019. Seperti yang disampaikan oleh ketua LPMPT Dr. Ravik Karsidi, M.S bahwa pengumuman peserta lolos SNMPTN dimajukan menjadi tanggal 22 Maret 2019 karena semua data sudah siap. Selain itu, dimajukannya pengumuman SNMPTN ini juga untuk memberi kesempatan pada peserta yang tidak lolos untuk mempersiapkan ke jalur selanjutnya yaitu UTBK gelombang 1. Gelombang pertama UTBK sendiri akan ditutup pendaftarannya pada tanggal 24 Maret 2019, dua hari setelah pengumuman SNMPTN sehingga masih ada waktu bagi peserta yang tidak lolos untuk mempersiapkan pendaftarannya.

Pengumuman SNMPTN 2019 dapat diakses melalui website resmi SNMPTN yaitu www.snmptn.ac.id pada hari jum’at 22 Maret 2019 mulai pukul 16.00 WIB atau situs-situs alternatif yang disediakan oleh masing-masing kampus tujuan para peserta. Ada sebanyak 613.860 siswa yang dinyatakan layak mendaftar sebagai peserta SNMPTN dan akan memperebutkan tempat di kampus-kampus terbaik. Siapkan nomor pendaftaran dan tanggal lahir sebagai keypass untuk mengetahui pengumuman lolos atau tidaknya di jalur SNMPTN. Setelah dinyatakan lolos SNMPTN, para siswa diharuskan melakukan pemberkasan di masing-masing kampus tujuan untuk bisa menjadi mahasiswa di kampus yang bersangkutan.

PENGUMUMAN SNMPTN KLIK DISINI!!


Bagi kalian yang sedang berdebar menanti kelulusan SNMPTN jangan lupa berdoa yaa!! Semoga diberikan yang terbaik dan bisa masuk di kampus impian terbaik. Salam semangat!! ^_^ RSY

09 July 2018

Yang Terselip Diantara Doa

09 July 2 Comments



Sebuah persembahan goresan kata yang terangkum dalam puisi, semoga berkenan menyelami dan memahami. Selamat membaca!



Tentangmu, tentangku dan tentang kita
Dimana kata tak mampu bicara
Tutur tak berani berucap
Meski bukan bait yangg terangkai indah

Namun ini dimana pena mengukir cerita

Apalah dayaku? Ketika tuhan tak jalinkan kita di atas cinta
Tak mungkin melawan, tak juga bisa menentang
Menerima dan menjalaninyalah satu-satunya cara
Harapan yang terselip diantara doa
Semoga tak ada akhir selain maut yang menjelang

Kelak kau terlukis dalam setiap baris kata
Semangat terang diantara gelap yang ada
Yang menopangku menjelang tumbang
Menjadi doa di setiap ucap yang kupanjatkan
Tetaplah disana, tetaplah menjadi pelita

Aku tak akan kemana-mana
Hingga kulihat di wajahmu terkembang senyum bahagia


RSY

(Surakarta, 07/12/2015)

03 July 2018

Mission Failed: Masih Perlu banyak Belajar

03 July 2 Comments

Setelah beberapa lama tidak membuka laman ini, akhirnya saya beranikan diri untuk membuat postingan lagi.


Berhubung masih di bulan Syawal, saya selaku pengelola blog Mata Pena Ku mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriyah. Bersama postingan kali ini pula kami memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam menyajikan konten banyak kesalahan dan kekurangan, hal tersebut tak lain dan tak bukan karena menunjukkan bahwa kami masih manusia biasa. Untuk itu kami berharap para pembaca sekalian membukakan pintu maaf bagi kami, terimakasih.

Failed

Masih dalam momen maaf-maafan, postingan ini sekaligus klarifikasi pernyataan dan permohonan maaf atas belum terpenuhinya #Proyek30HariMenulis yang sempat diwacanakan di awal bulan Ramadhan lalu. Dengan berat hati kami menyatakan proyek tersebut tidak terpenuhi dan dianggap gagal, karena hanya memenuhi 4 kali posting yang jauh dari target semula sekitar 20 postingan. Oleh karena itu, kami memohon maaf atas kegagalan kami dalam meng-istiqomahkan diri untuk membuat konten-konten selama bulan Ramadhan lalu.


Berat memang rasanya mengakui sebuah kegagalan, namun lebih baik mengakui daripada mengumpat dan mencari alasan yang justru akan menimbulkan kesalahankesalahan yang berlanjut. Gagal bukan berarti berhenti sampai di sini saja, perbaikan demi perbaikan akan kami selalu usahakan untuk kemajuan blog ini. untuk itu mohon doa dari para pembaca sekalian, semoga kedepannya blog ini dapat menghadirkan konten yang bermanfaat dan menjadi media penghibur untuk kejenuhan yang melanda.


Jujur saya akui, akhir-akhir ini kami mengalami titik jenuh yang sulit untuk dijelaskan, sehingga berpengaruh dalam produktifitas penulisan artikel maupun konten-konten yang lain. Jika para pembaca sekalian punya saran kritik dan masukan untuk membangun blog ini agar menjadi lebih baik lagi, kami dengan senang hati akan menampung dan menerimanya.


Terimakasih untuk waktu yang disempatkan mampir atau sekedar membaca di blog Mata Pena Ku, semoga bermanfaat.


Salam Menulis! Jangan Lupa Menulis untuk Kebahagiaan! ^_^

30 May 2018

Day 4 s/d 6–Puisi: Sebuah Tanya Tentang RIndu

30 May 0 Comments
#30HariMenyusunKata
#Day4-6

Setelah beberapa hari macet dalam memposting tulisan di blog ini, saya mengambil inisiatif untuk membuat selingan dalam membagikan tulisan. Beberapa hari belakangan ini memang terasa sulit untuk mengistiqomahkan hati menuliskan kata-kata demi tercapainya #ProyekMenulis yang saya canangkan di awal postingan ini.

Pada kesematan  kali ini, sembari menunggu munculnya tulisan baru tentang Ramadhan yang hari ini sudah memasuki hari ke-14 saya akan membagikan sebuah rangkaian kata yang tertulis pada tanggal 11 April 2018 lalu. Rangkaian kata ini saya tulis ketika ada perasaan rindu yang menyeruak muncul ke permukaan dan memaksa untuk dituliskan. Semoga bisa menikmati rangkaian  kata yang entah bisa disebut dengan puisi atau tidak, untukmu yang merasa tergambar dalam sajak-sajak ini dari hati saya pernah merindukanmu (lagi).

20 May 2018

#Day 3 - TAKJILAN, Ngabuburit Sambil Bermain dan Belajar

20 May 0 Comments
#Proyek30HariMenyusunKata
#Day3

“Adek-adek Sakniki Takjilan Teng Musholla Baiturrohman..”
Lantunan kata-kata yang keluar dari pengeras suara di Mushola depan rumah itu cukup memberikan informasi kepada saya bahwa waktu telah menunjukkan sekitar pukul 16.00 WIB, tepatnya beberapa saat setelah sembahyang ashar selesai. TAKJILAN, ya itulah nama yang dikenal oleh anak-anak di lingkungan sekitar rumahku. Bagi sebagian besar masyarakat indonesia kata “Takjil” biasanya dipahami sebagai menu makanan untuk mengawali moment berbuka puasa, namun di lingkungan kami akan bergeser arti jika sudah mendapat akhiran –an.
Bagi kami masyarakat pedesaan di wilayah yogyakarta dan starnya, kedatangan bulan ramadhan merupakan hal yang dinanti-nanti (Mungkin kebanyakan orang pada umumnya juga demikian). Selain sebagai ajang mempertebal iman dan meningkatkan intensitas ibadah, kedatangan bulan Ramadhan sudah pasti akan membawa sedikit perubahan pada tatanan kebiasaan. Akan ada banyak event yang diadakan, mulai dari pengajian, berbagi, dan juga pasar Ramadhan dadakan. Moment bulan suci Ramadhan juga dinantikan oleh anak-anak di lingkungan kami, karena pada bulan inilah mereka akan bertemu dengan kegiatan yang dikenal dengan nama “TAKJILAN”.
TAKJILAN bagi masyarakat sekitar kami diartikan sebagai kegiatan pengajian menjelang buka puasa yang biasanya diadakan di masjid atau langgar yang ada di desa-desa. TAKJILAN pada awalnya identik dengan pengajian anak-anak seumuran anak sekolah dasar, semacam kegiatan TPA namun tidak hanya membaca huruf-huruf arab saja. Namun seiring berjalannya waktu, beberapa takmir masjid atau musholla berinisiatif untuk melibatkan semua kalangan, sehingga terciptalah istilah takjil remaja, takjil ibu-ibu, atau takjil bapak-bapak yang kesemuanya terkemas dalam kegiatan menjelang buka puasa. Kegiatannya pun disesuaikan dengan peserta yang hadir, biasanya untuk ibu-ibu dan bapak-bapak dikemas dalam pengajian yang menghadirkan seorang penceramah, untuk remaja juga demikian ditambah selingan membaca Al Quran, sedangkan untuk anak-anak lebih bervariasi kegiatannya mulai dari hafalan surat, hafalan doa, cerita Nabi dan Rasul hingga permainan-permainan sederhana untuk menunggu waktu berbuka.
Postingan ini tidak membahas lebih lanjut untuk takjil remaja, ibu-ibu ataupun bapak-bapak, namun lebih berfokus pada takjilan versi anak-anak. Takjilan untuk anak-anak di lingkungan kami dijadwalkan setiap hari selama bulan ramadhan kecuali hari-hari tertentu yang diselingi untuk takjil yang lain. Jadwal dibuat oleh takmir masjid atau musholla setempat, termasuk siapa saja yang diberi kesempatan memberi shodaqoh berupa konsumsi untuk berbuka puasa. Takjilan dijadwalkan mulai pukul 16.00 atau 16.30 WIB, meskipun pada kenyataannya akan dimulai pukul 16.30 WIB (kebiasaan waktu molor di kalangan masyarakat indonesia, wkwk). Tepatnya setelah sembahyang ashar di musholla selesai, maka akan banyak anak-anak yang mulai berdatangan. Satu, dua, tiga mulai berkumpul, tak jarang mereka sengaja berangkat bersama karena searah dengan jalan yang ditempuh. Kadang pula mereka yang sudah lebih dulu berangkat ke musholla berinisiatif ngampiri temannya yang belum datang. Beberapa diantaranya mulai masuk ke dalam dan menghidupkan pengeras suara kemudian mulai melantunkan kata-kata yang seakan sudah menjadi template wajib di semua masjid atau musholla untuk mengajak berangkat takjilan
“Adek-adek sakniki takjilan teng musholla baiturrohman..”
Begitulah kata-kata yang saya sendiri tidak tahu awal mulanya diajarkan oleh siapa, namun sejak saya kecil pun sudah seperti itu. Kata-kata panggilan dalam bahasa jawa yang artinya kira-kira seperti ini “Adik-adik sekarang takjilan (ngaji menjelang buka) di musholla baiturrohman...”. Musholla Baiturrohman adalah nama musholla di daerah saya yang tepat berada di depan rumah keluarga saya, sehingga akan sangat jelas terdengar ketika speaker musholla mulai dihidupkan dan berteriak memanggil-manggil. Biasanya setelah beberapa kali diulang, anak-anak mulai berdatangan begitupun para remaja yang bertugas membimbing adik-adik untuk mengaji. Pada awal pertemuan biasanya akan dijadikan satu lingkaran besar untuk kemudian dibuka dengan doa, kemudian dipisah antara laki-laki dan perempuan untuk masing-masing akan dibimbing oleh remaja yang bertugas. Kegiatan takjilan ini berjalan dengan penuh keceriaan, canda tawa, juga tak luput dari selingan keramaian yang dibuat oleh beberapa anak. Pemakluman dan kesabaran menjadi point penting bagi pengajar takjilan, karena berbaur dengan anak kecil membutuhkan ketrampilan yang ekstra. Biasanya untuk menarik perhatian anak-anak, para pengajar berinisiatif melakukan berbagai macam permainan yang disukai. Mulai dari Domikado, sedang apa, atau hanya sekedar pertanyaan seputar keagamaan. Pengetahuan keagamaan maupun hafalan surat dan doa sehari-hari tak lupa diselipkan untuk membiasakan pada adik-adik.
Ketika waktu sudah menunjukkan waktu berbuka, maka pengajian ditutup dan anak-anak akan diarahkan untuk duduk melingkar rapi sembari menunggu remaja lain yang bertugas menyiapkan konsumsi dan membagikannya. Moment berbuka puasa dilewati bersama-sama dengan tak lupa dipimpin doa terlebih dahulu. Takjilan hari itu akan berakhir seiring dilaksanakannya sembahyang maghrib berjamaah bersama dengan jamaah lain yang datang. Setelah maghrib, anak-anak yang terjadwal piket akan melaksanakan tugasnya mencuci gelas kotor dengan didampingi oleh remaja yang datang pada hari itu. Itulah kegiatan yang berlangsung dan dikenal dengan nama TAKJILAN, keseruan yang hanya bisa ditemukan pada saat bulan Ramadhan. Selain sebagai ajang ngabuburit (menunggu waktu berbuka), TAKJILAN juga merupakan kegiatan untuk bermain sambil belajar. Itulah kegiatan yang ada di lingkungan kami, bagaimana dengan lingkunganmu?? Apakah seperti itu juga?? Silahkan tulis di kolom komentar jika ingin berbagi cerita atau apa saja, karena berbagi itu indah.
Salam!! Jangan lupa menulis, untuk kebahagiaan!! ^_^