05 August 2016

Pasrah..

05 August 0 Comments

Berat
Nyaman yang diimpikan
Tak lagi dapat terasakan
Ingin pergi sejenak
Tapi kemana?
Pikir mulai terkunci tak bekerja
Aku sendiri tak tahu apa
Bagaimana ini bisa
Atau.. ah sudahh
Terlalu banyak pikir negatif yang ada
Salahku memang
Karena aku tak mau menghukum keadaan
Biarkan saja
Setidaknya aku mencoba
Meski tak tahu bagaimana hasilnya
Lalu apa lagi selain semoga
Dan beberapa kata ingin serta harap
Yang kemudian kepadaNya kupasrahkan

Rosyadi, 30 July 2016


09 May 2016

Setelah Hujan, Sore Itu

09 May 0 Comments




Basah masih, jalanan sekitarku
Dingin juga, masih
Langit sempat menahanmu untuk pergi
Hanya sejenak saja
Lalu apalah dayaku
Kecuali doa dan kata semoga

Ya, setelah hujan sore itu
Terpaksa aku mengantarkanmu
Kembali ke jalanmu yang dulu
Melanjutkan lagi yang sejenak terhenti
Empat setengah bulan
Singkat atau terlalu lama?
Entahlah, yang pasti

Setelah hujan, sore itu
Semoga kebaikan selalu bersamamu..


Ross, 6 may 2016

Bukankah Seharusnya Begitu?

09 May 0 Comments


Hijrah...
Tidakkah kau tahu hijrah?
Yang sedari dulu kau terima di bangku sekolahan
Dasar tingkat empat kupikir
Dari Al-Haram menuju Al-Aqsa
Bukankah begitu yang kau tahu?
Lalu, banyak yang berhenti

Pernahkah kau melihat?
Dari botol yang kemudian tergeletak diatas sajadah
Yang mengumpat lalu berarah bijak
Yang berprasangka balik menyatakan
Sedang yang gelap perlahan menjadi terang
Menurutmu, apa kau anggap itu hijrah?
Sadarilah, kadang kita terlambat menyadari

Bukankah hijrah seharusnya begitu?



Rosyadi, 8 may 2016

27 March 2016

Apa dan Siapa AMPURA? Wadah Kreatifitas Pemuda dan Mahasiswa

27 March 0 Comments
Hai-hai...jumpa lagi bersama admin Mata Pena Ku yang gak bosen-bosen memberikan berbagai macam tulisan mulai dari yang keren sampe tulisan-tulisan yang gak jelas, wkwkwk. Maklum masih pemula dan masih harus banyak belajar. Edisi kali ini admin akan membahas, eh lebih tepatnya memperkenalkan sebuah wadah atau bisa dibilang organisasi yang menaungi para pemuda. Yap, namanya AMPURA, apa itu AMPURA? Mari kita cari tahu!!
AMPURA yang merupakan singkatan dari Asosiasi Mahasiswa dan Pemuda Nusantara adalah organisasi yang mewadahi anggotanya untuk mengembangkan potensi-potensi dalam domain "berjuang" dan dengan pendekatan  "himah" tauhid membangun kesadaran illahiyah.
Terlalu tinggi ya bahasanya? Haha, itu merupakan rumusan langsung dari pendiri AMPURA sendiri. Selain itu AMPURA juga merupakan wadah sekelompok pemuda, mahasiswa, remaja atau "jiwa pemuda" yang bergerak dalam gerakan "kebaikan, uswatun darma" yang bersedia membuat kemaslahatan masyarakat. Secara singkatnya, AMPURA merupakan wadah organisasi yang bertujuan merangkul pemuda dan mahasiswa maupun “jiwa pemuda” untuk bersama-sama bergerak dalam kebaikan atau uswatun darma untuk mewujudkan kemaslahatan masyarakat.
Logo AMPURA
Lalu siapa saja yang termasuk dalam AMPURA? Ada beberapa bagian yang termasuk di dalam AMPURA.
1)  Sekelompok yang memiliki ilmu tauhid (ilmu syathoriyah), inti ilmu yang membangun kesadaran kearifan perilaku dan tindakan
2)  Sekelompok yang dalam pencarian kebenaran dengan sikap keterbukaan yang dimiliki oleh seorang pencari dan pembelajar
3)   Mereka yang simpatik, terhadap keberadaan POMOSDA, JATAYU, Syatoriyah
4)  Mereka yang mau membangun kemaslahatan, kebaikan yang memiliki sikap terbuka dan membuka diri
Nah, dari keempat kelompok kelompok tersebut bisa dikatakan bahwa AMPURA terbuka untuk siapa saja yang memiliki kemauan membangun kemaslahatan dan kebaikan namun harus memiliki sikap yang terbuka serta membuka diri. Maksudnya disini adalah mereka yang mampu atau sedang belajar menjauhkan diri dari sifat beku, kaku, ujub, fanatik yang dapat menutup segala sesuatu.
AMPURA dibentuk oleh Pimpinan/Pangemong/Pengasuh POMOSDA yang sekaligus sebagai Imam Jamaah Tatanan Wahyu (JATAYU) yaitu Bapak K.H Mohammad Dzoharul Arifin Alfaqiri Munawar Abdullah Affandi. Beliau berharap dengan dibentuknya AMPURA ini menjadi stimulus para Alumni Santri POMOSDA khususnya dan Pemuda serta Mahasiswa luar umumnya untuk bersama-sama membangun kerjasama untuk kemaslahatan. Sesuai dengan tujuan dibentuknya AMPURA yaitu untuk  mewadahi pemuda-pemuda yang bertauhid dan menegakan kebenaran dlm menjalankan keberagamaan Al-Haq min robbika.
Apa yang dapat diberikan oleh Ampura? Dalam hal ini peran AMPURA adalah untuk Mendorong, mensupport, sikap keteladanan, moralitas, mentalitas rububiyah dengan ilahiyah. Perbedaan Ampura dengan organisasi kemahasiswaan lainnya atau sejenis adalah dalam pengelolaannya. AMPURA dikelola berdasarkan Pola dan Tatanan Sehat dan Aamanah (PTSA) yang merupakan program dari pimpinan JATAYU, dalam hal ini AMPURA menyelenggarakan Pemberdayaan yang berupa pemberdayaan anggota maupun lingkungan sekitar, selain itu AMPURA juga membuka jalan untuk mengembangkan talent, minat dan bakatt dari para anggotanya.
Gimana? Masih bertanya-tanya apa itu AMPURA? Kalau masih banyak yang ingin kalian cari tahu tentang AMPURA bisa langsung menuju Sekretariat Pusat AMPURA yang berada di Kampus POMOSDA Jl. KH Wachid Hasyim 312 Tanjunganom, Nganjuk, Jawa Timur atau bisa kunjungi situs berikut ini
Atau

Sampai disini dulu perkenalan AMPURA dari admin, for more information klik aja link diatas. See you on the next post!! Salam ^_^. 

14 March 2016

Menciptakan Lulusan Perguruan Tinggi yang Siap Kerja, kerja bukan sekedar kerja !

14 March 0 Comments
  
            Melihat kondisi Indonesia sekarang ini banyak sekali masalah yang sedang dihadapi, salah satu yang mencolok adalah banyaknya pengangguran. Hal ini sangat meprihatinkan mengingat standar pendidikan yang semakin tinggi dari tahun ke tahun, namun pengangguran masih saja “membludak”. Pendidikan tinggi yang digadang-gadang akan memperbaiki standar hidup masyarakat seakan belum mampu membuktikannya. Pada kenyataannya, masih banyak kita jumpai para lulusan Perguruan tinggi hanya menjadi seorang pengangguran. Karenanya, diperlukan upaya-upaya dalam rangka menciptakan lulusan perguruan tinggi yang siap untuk bekerja.
            Banyak aspek yang perlu diperhatikan dalam upaya menciptakan lulusan perguruan tinggi yang siap kerja. Kerja disini memiliki artian kerja yang sesungguhnya bukan hanya sekedar bekerja, karena tak jarang banyak yang berpendapat bahwa “yang penting kerja” tanpa memperhatikan aspek lain. Dalam tulisan ini saya akan sedikit banyak mengulas tentang upaya menciptakan lulusan perguruan tinggi yang siap kerja, tentunya bukan sekedar kerja.
            Aspek pertama yang harus dipersiapkan adalah mental dan kesiapan para lulusan itu sendiri, dalam hal ini diperlukan adanya Pendidikan Karakter yang bisa membentuk konsep pemikiran dari para lulusan. Pendidikan Karakter setidaknya bisa memberi bekal kepada para lulusan dalam hal pembentukan kepribadian dan mind-set. Dengan demikian akan terbentuk pola pikir yang mengarah pada tercapainya lulusan yang siap kerja. Pendidikan karakter ini sangat penting karena didalamnya terdapat motivasi dan dorongan agar seseorang itu bisa terus dan terus berusaha menjadi lebih baik tanpa adanya keputusasaan. Jika karakter telah terbentuk maka bukan tidak mungkin upaya pembentukan lulusan yang siap kerja akan tercapai.
            Kemudian setelah penerapan pendidikan karakter tersebut mulai berjalan, maka pihak yang bersangkutan harus menekankan adanya dukungan baik moril maupun materil. Dalam hal ini pihak eksternal termasuk perguruan tinggi, lingkungan dan keluarga dapat memberikan dukungan dengan cara memfasilitasi calon lulusan dengan suatu hal yang mungkin dibutuhkannya.
            Aspek kedua yang perlu dilakukan adalah mepersiapkan lulusan itu dengan bekal skill sesuai dengan bidang yang dipelajarinya. Banyak orang berpikir bahwa jurusan, program studi atau bidangnya dalam perkuliahan tidak selalu menentukan pekerjaannya, namun disini saya justru berkata tidak seperti itu. Bukankah mengembangkan kemampuan yang kini sedang dihadapi dan dipelajari itu akan lebih mudah dilakukan daripada mencoba membuka ketrampilan baru yang belum dikuasai?. Dalam jangka panjang mungkin keterampilan baru tersebut akan sangat membantu, tetapi memerlukan proses yang tidak singkat pula. Oleh karena itu, pelatihan dan pengembangan skill para calon lulusan sangat diperlukan untuk mencapai lulusan yang siap bekerja. Perguruan tinggi juga harus menambah porsi pengarahan aplikasi ilmu terhadap kenyataan di masyarakat, namun tanpa mengesampingkan pendalaman ilmu teoritis. Jika yang dilakukan hanya Pendalaman ilmu saja maka mahasiswa akan terpaku dalam batas-batas teori saja tanpa ada pandangan dalam pengaplikasiannya. Untuk itu, adanya program-program pelatihan dan pengembangan akan sangat membantu dalam menciptakan lulusan yang siap kerja.
            Aspek ketiga yang akan saya paparkan disini adalah alternatif pilihan. Seperti yang diketahui bahwa masih banyak lulusan perguruan tinggi yang menganggur, hal ini dikarenakan 2 hal yaitu mereka tidak siap bekerja dan tidak adanya lapangan pekerjaan. Pada awal tulisan ini telah saya kemukakan bahwa siap kerja, tentunya bukan sekedar kerja, siap kerja disini saya menggambarkan bukan hanya bekerja saja namun juga siap membuka atau menciptakan lapangan pekerjaan. Jika kedua aspek diatas telah terpenuhi, mungkin lulusan akan siap kerja namun pertanyaannya, apakah ada lowongan pekerjaan yang bisa diisi? Untuk mengatasi kasus ini maka diperlukan kreasi dan inovasi dari para lulusan dalam mengolah pekerjaan. Keterampilan khusus diperlukan untuk menjadikan dirinya “beda” dengan yang lain, hal ini bisa dilakukan dengan cara memodifikasi pekerjaan supaya lebih bisa diterima dikalangan masyarakat. Misalkan seorang guru harus mempunyai metode tertentu dalam pengajarannya; seorang pengusaha harus pandai melihat peluang pasar; serta contoh-contoh lain.
Dalam hal ini, para pembimbing kependidikan bisa melakukan riset atau penelitian dengan melibatkan mahasiswa supaya mahasiswa tersebut mengerti selu-beluk pekerjaan yang dihadapinya nanti. Dengan upaya tersebuta akan memunculkan ide dan gagasan baru untuk mengembangkan sebuah pekerjaan agar dapat membuka lapangan pekerjaan dan menyerap tenaga kerja. Selain itu, menjalin jaringan atau hubungan pekerjaan juga diperlukan untuk mendukung terciptanya lulusan yang siap kerja.

            Demikian ketiga aspek yang perlu diperhatikan dalam upaya menciptakan lulusan perguruan tinggi yang siap kerja. Ketiga aspek tersebut juga tidak akan berjalan dengan seirama jika tidak ada kerjasama yang baik dari mahasiswa itu sendiri dengan jajaran perguruan tinggi, termasuk manajemen, dosen serta pihak-pihak lain yang bersangkutan. Mungkin hal tersebut diatas tidak langsung memberi bukti konkrit, namum setidaknya dengan ketiga aspek tersebut akan mempermudah dan semakin mendekati tercapainya lulusan yang siap kerja. Dengan demikian akan sangat membantu dalam memajukan kehidupan bangsa Indonesia ini, karena kesejahteraan suatu bangsa bisa diukur dari tingkat pengangguran dan angkatan kerjanya terutama para pemuda generasi penerus bangsa. Selain menciptakan lulusan yang siap kerja, hal tersebut juga bisa membuka kesempatan menciptakan lapangan kerja baru untuk mengurangi pengangguran di negara kita Indonesia sehingga akan terwujud negara yang sejahtera. (rosyadi)