Hai, salam sapa yang semoga cukup untuk membawa kita
pada cerianya hari-hari. Bagaimana kabar Februari kalian? Sudahkah menemukan
hal menarik di bulan ini? Bagaimanapun kabar Februari kalian, semoga itu adalah
keadaan terbaik untuk diri kalian masing-masing.
Tidak jauh-jauh dari Februari, khususnya 14 Februari
yang lebih dikenal dengan Hari Valentine dimana orang-orang merayakan hari ini
sebagai hari kasih sayang. Masih seputar kasih sayang, kali ini saya akan
berbagi tentang lirik lagu yang menurut saya memiliki makna yang dalam. Kasih
Tak Memilih, itulah judul lagu yang akan kita bahas kali ini. Seperti
sebelum-sebelumnya, lagu yang dibahas kali ini masih menjadi salah satu daftar
diskografi dari Band asal Jogja, Letto.
Banyak yang tak menampik kalau lirik lagu yang
dibawakan oleh Letto, khususnya yang ditulis oleh Mas Noe memiliki pemaknaan
yang dalam. Banyak yang mengakui dalamnya makna lirik lagu dari Mas Noe,
meskipun justru menimbulkan beragam pemaknaan dari para pendengarnya. Namun
pemaknaan yang berbeda-beda sudah terasa biasa untuk berbagai lirik lagu.
Seperti kata Eross Candra
“Setiap orang punya hak untuk menafsirkan makna lirik lagu yang didengarnya, tentunya sesuai dengan apa yang dirasakan oleh pendengar itu sendiri. Tetapi pasti ada makna asli dari lirik yang ditulis oleh pengarang itu sendiri”.
Saya setuju saja dengan pernyataan Eross Candra tersebut, karena ya memang seperti itu adanya.
Pemaknaan lirik lagu Kasih Tak Memilih dari Letto ini
juga merupakan pemaknaan sederhana dari saya, berbekal berbagai referensi yang
kemudian saya sederhanakan kalimatnya. Kira-kira seperti inilah hasil
pemaknaannya.
Terasa Benci Itu
Yang tersimpan Setiap waktu
Yang tersimpan Setiap waktu
Berapa Lama
Ku mau tuk
Menderita
Aku Tak mengerti
Kata Dari hati
Enam baris pertama jujur saja sulit untuk
mengartikannya, namun dari segi bahasa yang dipilih lirik ini memiliki benang
merah yang bisa ditarik. Sebagai manusia, tentunya kita pernah merasakan benci,
kecewa, sakit hati dan lain sebagainya. Baris lirik ini menunjukkan kepada kita
bahwa jika kita selalu saja menyimpan rasa benci, kecewa, sakit hati dan lain
sebagainya (perasaan yang tidak baik) hanya akan membawa penderitaan pada diri
sendiri. Akibatnya kita tidak akan mengerti apa yang dimaksudkan oleh hati kita
sendiri, karena tertutup oleh rasa benci, kecewa, dan lain-lain. Hati Nurani
akan selalu mengatakan hal-hal yang benar.
Sebelum terlambat
Coba tuk
mengingat
Seperti kertas yang
Putih
Cinta kasih Tak
memilih
Empat baris berikutnya yang merupakan reffrain dari
lagu ini mengajak untuk mengingat Dia yang kita anggap sebagai Tuhan. Sekilas
kalimat “cinta kasih tak memilih” mengisyaratkan tentang romansa cinta yang
menjadi anugerah bagi seseorang. Namun setelah saya cermati, kata “Kasih”
menurut saya merujuk pada satu entitas bukan kata frase gabungan dari cinta.
Jika saya pisahkan maka pemaknaannya akan menjelaskan bahwa sebelum terlambat
maka cepat-cepatlah kembali mengingat Dia, karena cinta dari “Kasih” tidak
pilih-pilih layaknya kertas yang putih tidak memilih apa yang akan tergoreskan
diatasnya. “Kasih” disini adalah makna lain dari Tuhan yang maha
pengasih.
Masih di baris ini, seakan mengingatkan bahwa kita tak
perlu khawatir akan diterima-tidaknya ibadah, banyak-sedikitnya rejeki,
berat-ringannya ujian yang diberikan oleh Tuhan, karena cinta dan anugerah Tuhan
tidak memilih kasta. Selama berpasrah tunduk dan patuh, maka Tuhan maha
mengetahui.
Cinta Yang tlah
Hilang
Seharusnya tak
mengapa
Karena Kasih
Kan menjaga Hati yang
bersih
Hati Yang tlah
murni
Takkan tersakiti
Enam terakhir menjadi penegasan, bahwa kekhawatiran
akan sesuatu hal seharusnya tidak menjadi hal yang perlu dirisaukan, selama kita
berserah dan bersandar kepada Yang Maha Kuasa. Bahkan cinta (bisa diartikan
pacar, kekasih, kesenangan duniawi, dll) yang hilang, pergi dan tak kembali
seharusnya tak menjadi dilema kesusahan bagi diri kita. Selama hati kita bersih,
maka Tuhan akan menjaganya tetap bersih dan suci. Keyakinan akan Tuhan bertempat
tinggal dalam hati nurani yang lebih dalam lagi adalah rasa hati. Layaknya rumah
yang nyaman ditinggali, maka hati juga seharusnya dijaga tetap bersih dan
suci.
Dua baris terakhir menjadi penutup penjelasan bahwa
hati yang bersih, suci, murni dan didalamnya Tuhan hadir dengan yakin maka tidak
akan merasa tersakiti, benci, kecewa, dan lain sebagainya. Jika diolok-olok,
dihina, dan dipandang rendah, serta hal lain yang menyakitkan hati akan
berlapang dada, sadar bahwa segala sesuatunya berasal dari Tuhan dan tidak akan
bisa apa-apa jika TanpaNya.
Wa’bud
Rabbaka hatta ya’tiyakal yaqiin,
“maka sembahlah Tuhanmu hingga benar-benar hadir dengan
yakin di dalam hati”
Seperti itulah kira-kira pemaknaan saya dalam memahami
arti lirik lagu Kasih Tak Memilih dari band Letto yang ditulis oleh Sabrang Mowo
Damar Panuluh-Noe Letto. Hampir semua lagu Letto bisa memiliki pemaknaan ke arah
religius, entah memang sengaja atau karena sang penulis lagu merupakan putra
dari Ulama Maiyah dan budayawan Emha Ainun Nadjib. Sudah pasti banyak pendapat
yang berbeda mengenai hal ini, namun tak mengapa karena sejatinya perbedaan
pendapat adalah untuk memperkaya khasanah dan wawasan. Bukan untuk saling
menghujat dan saling menghina. Islam
itu mendamaikan.
Okay, semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menjadi
bacaan di kala senggang. Jika ada pendapat lain mengenai pemaknaan lagu Kasih
tak Memilih silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar, mari saling berbagi.
Berbagi itu indah, Salam Menulis! ! Matur
nuwun!!