Hati
adalah salah satu bagian yang sakral dalam pribadi setiap manusia, bagian ini
seringkali melibatkan banyak hal dan juga mempengaruhi setiap sudut kehidupan
dari setiap pribadi manusia. Bicara soal hati, paling enak kalau kita
mengaitkannya dengan rasa karena hati dan rasa merupakan dua unsur yang ikut
membentuk manusia.
Masih
tentang hati, pada kesempatan kali ini mari kita bahas mengenai Sandaran Hati.
Yaps, hati yang kita miliki sudah sepantasnya memiliki sandaran agar tidak
terjatuh ketika rapuh juga sebagai penopang nantinya. Oke sesuai dengan tema
kali ini yaitu Sandaran Hati, edisi kali ini kita bakalan membahas makna
dibalik lagu Band Letto yang berjudul sama yaitu “Sandaran Hati”, This Is It !!
Yakinkah ku berdiri Di hempa tanpa tepi
Bolehkah aku Mendengarmu
Terkubur dalam emosi Tanpa bisa bersembunyi
Aku dan nafasku Merindukanmu
Terpuruk ku di sini Teraniaya sepi
Dan ku tahu pasti Kau menemani
Dalam hidupku Kesendirianku
Teringat ku teringat
Pada janjimu ku terikat
Hanya sekejap ku berdiri
Kulakukan sepenuh hati
Peduli ku peduli
Siang dan malam yang berganti
Sedihku ini tak ada arti
Jika kaulah sandaran hati
Kaulah sandaran hati
Sandaran hati
Inikah yang kau mau Benarkah ini jalanmu
Hanyalah engkau yang ku tuju
Pegang erat tanganku Bimbing langkah kakiku
Aku hilang arah Tanpa hadirmu
Dalam gelapnya Malam hariku
Song by: Sabrang Mowo Damar Panuluh
(Letto-Truth, Cry, and Lie)
Lirik
di atas merupakan penggalan lirik lagu Sandaran Hati ciptaan Noe Letto yang
terekam dalam album Truth, Cry, and Lie pada tahun 2006. Sepintas lagu yang
jika didengarkan memiliki harmonisasi yang mendamaikan ini terlihat seperti
penggambaran tentang sebuah percintaan, tetapi menurut saya pribadi ada makna
lain yang terkandung dalam lagu ini. Bukan hanya pada lagu ini, mayoritas
lagu-lagu Letto selalu memiliki sisi religius yang layak unuk kita gali
maknanya.
Ini merupakan penafsiran dari penulis
yang masih belum dapat dipastikan kebenarannya, oke langsung saja kita bahas
dan uraikan setiap versenya. Cek This Out !!
Yakinkah ku
berdiri Di hempa tanpa tepi
Bolehkah aku
Mendengarmu
Terkubur dalam
emosi Tanpa bisa bersembunyi
Aku dan nafasku
Merindukanmu
Verse pertama yang berisikan empat baris
ini sepintas menggambarkan sebuah kerinduan kepada seseorang, namun mari kita
lihat pada baris pertama yang menurut saya masih menunjukkan keadaan seseorang
yang tidak stabil. Hal ini bisa dilihat pada kata “Yakinkah” yang menurut saya
menggambarkan keadaan bimbang seseorang. Berlanjut ke baris kedua yang memiliki nada pertanyaan, ini
menunjukkan bahwa seseorang itu masih dalam keadaan kurang yakin atau bisa
dikatakan bimbang. Baris ketiga dan keempat seolah menggambarkan seseorang yang terjebak dalam
emosi dan tak bisa mengendalikannya, kemudian dalam kondisi tersebut ia merindukan
seseorang yang mungkin bisa membawa ketenangan. Dalam hal ini dapat kita ambil
hipotesis bahwa “merindukanmu” disini maksudnya adalah “merindukanMu” atau
dengan kata lain merindukan sang Maha Pencipta, tapi jangan diambil kesimpulan
dulu karena ini baru verse pertama.
Terpuruk ku di
sini Teraniaya sepi
Dan ku tahu
pasti Kau menemani
Dalam hidupku
Kesendirianku
Lanjut ke verse berikutnya, pada bagian
ini menggambarkan keadaan sedih dari seseorang yang menunjukkan keterpurukan. Namun
tidak terlarut dalam kesedihan tersebut, seseorang tersebut meyakini bahwa Kau
akan menemani dalam hidupnya dan kesendiriannya. “Kau” yang dimaksud jelas
merujuk pada Dia yang maha mengetahui dan Maha mendengar. Semakin terbuka ya
kalau ini merupakan sajak-sajak religius.
Teringat ku
teringat
Pada janjimu ku
terikat
Hanya sekejap ku
berdiri
Kulakukan
sepenuh hati
Peduli ku peduli
Siang dan malam
yang berganti
Sedihku ini tak
ada arti
Jika kaulah
sandaran hati
Kaulah sandaran
hati
Sandaran hati
Nah selanjutnya masuk pada Reffrain lagu
yang tertulis seperti diatas, apa yang bisa kita lihat dari lirik lagu ini? Mari
kita kupas satu per satu. Baris pertama dan kedua jelas menggambarkan bahwa seseorang yang
mengingat kembali pada janji yang dulu mengikatnya. Janji apakah itu? Kita perlu
tahu bahwa manusia pada dasarnya memiliki sumpah dan janji di hadapan Tuhan. Kalau
kita masih ingat bahwa dulu manusia berani mengambil amanah untuk menjadi
khalifah di bumi kan? Nah itu salah satunya, meskipun masih ada janji-janji
tentang persaksian kepada Tuhan (kapan-kapan kita kupas deh).
Baris ketiga dan keempat menunjukkan
kewajiban yang dilakukan dengan sepenuh hati (khusyuk), perhatikan ketika
beribadah kepada Tuhan kita hanya sebentar saja berdiri. Nah seharusnya dengan
hanya waktu yang sebentar itu dilakukan dengan sepenuh hati.
Pada Reffrain bait kedua menunjukkan
bahwa kita harus yakin tidak ada hal yang tidak mungkin bagi Tuhan. Semua tak
ada artinya jika sudah di hadapan Tuhan, sedih, duka, derita, semua tidak
masalah jika kita telah menjadikan Tuhan sebagai Sandaran hati kita. Karena sesungguhnya
yang membuat bergerak, yang memberi nafas, dan yang memberi hidup adalah Tuhan
Sendiri, iya gak sih? Jika kita sudah pasrah tunduk dan patuh kepada Tuhan,
insyaAllah semua akan berjalan lancar.
Inikah yang kau
mau Benarkah ini jalanmu
Hanyalah engkau
yang ku tuju
Pegang erat
tanganku Bimbing langkah kakiku
Aku hilang arah Tanpa
hadirmu
Dalam gelapnya Malam
hariku
Yaps, masuk ke verse terakhir yang
seolah menjadi penutup maksud lagu ini. Bagian ini mengingatkan kita bahwa
Tuhan adalah satu-satunya yang kita tuju, dalam hidup ini adalah salah satu
jalan kita untuk menuju Tuhan yang dijembatani oleh kematian nantinya. Banyak yang
bilang kalau mati yang selamat adalah mereka yang kembali kepada Tuhan dan
tidak tersesat, maka dari itu menuju Tuhan itu bisa dipelajari. Pada baris-baris
terakhir semakin menunjukkan bahwa ini adalah lagu yang religius, karena
menjelaskan bahwa seseorang itu butuh dibimbing dan akan kehilangan arah jika
tidak ada hadirNya Tuhan dalam Hatinya. Oleh karena itu kita perlu belajar
tentang Ke-Tuhan-an kepada yang lebih ahli (Fasaluu
ahl dzikri inkuntum laa ta’lamun). Kita juga harus menghadirkan Tuhan dalam
setiap langkah kita agar hati kita tetap terang oleh cahayaNya (wa’bud Rabbaka hatta ya’tiyakal yaqiin).
Nah gimana? Ternyata lagu letto ini bisa
dimaknai seperti itu yaa, salut buat mas Noe yang bisa membuat lirik lagu ini
dan bisa menyelipkan nilai-nilai religius dalam setiap karyanya.
Oke mungkin sampai disini dulu
penafsiran makna lagu Sandaran Hati nya, semoga bermanfaat. Ingat, ini merupakan
opini dari penulis dan belum terklarifikasi langsung dengan yang bersangkutan
jadi ya wajar kalau masih banyak salahnya. Salam dari kata yang masih belum
terarah juga lisan yang selalu salah.. Enjoy reading ^_^