KEARIFAN BUDAYA LOKAL
“JATHILAN”
LATAR
BELAKANG
Perkembangan
zaman yang semakin maju membawa dampak positif yang sangat besar, penyebaran
informasi yang kian mudah , cepat , dan canggih , dan masih banyak lagi
hal positif dari era globalisasi ini. Namun , disamping dampak positif yang
ditimbulkan ada pula dampak negative dari kemajuan zaman ini. Salah satunya
adalah luntur / hilangnya rasa cinta tanah air dan budaya sendiri. Padahal
negara kita merupakan negara yang palingkaya akan kebudayaannya dibandingkan
dengan Negara lain. Banyak masyarakat yang pada umumnya justru belum mengetahui
unsur – unsur kebudayaan yang ada di setiap daerah , bahkan didaerahnya
sendiri. Seperti halnya dengan kesenian jathilan yang mulai redup dari
peredaran.
Jathilan atau yang biasa dikenal dengan kesenian jaran kepang ini merupakan sebuah kesenian yang menyatukan antara unsur gerakan tari dengan magis. Jenis kesenian ini dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Kesenian yang juga sering disebut dengan nama jaran kepang ini dapat dijumpai di daerah-daerah Jawa.
Kesenian
Jathilan ini biasa disuguhkan di sebagian wilayah jawa, terutama yogyakarta.
Jathilan mempunyai nilai seni yang tinggi, sebab menyertakan tarian-tarian tradisional
sebagai pengiring. Selain itu, Jathilan juga mencerminkan budaya jawa yang
sangat kental karena menggunakan properti kerajinan jaran kepang dan
menyuguhkan tarian yang disertai dengan iringan gamelan yang menjadi ikon
kesenian jawa.
Jathilan bisa ditemukan di sekitar wilayah yogyakarta
ketika ada acara-acara tertentu, misalnya bersih desa, hajatan pernikahan
maupun hajatan lain yang keluarganya menghendaki / nanggap kesenian
jathilan sebagai hiburan. Meski demikian, akhir-akhir ini kesenian Jathilan
mulai meredup eksistensinya dan seakan kehilangan peminatnya. Banyak faktor
yang diindikasikan menjadi penyebab meredupnya kesenian Jathilan ini. Selain
karena faktor pemainnya yang susah, faktor mistis dijadikan alasan mengapa
kesenian ini meredup.
SEKILAS TENTANG
JATHILAN
Pagelaran
kesenian ini dimulai dengan tari-tarian oleh para penari yang gerakannya sangat
pelan tetapi kemudian gerakanya perlahan-lahan menjadi sangat dinamis mengikuti
suara gamelan yang dimainkan. Gamelan untuk mengiringi jatilan ini cukup
sederhana, hanya terdiri dari drum, kendang, kenong, gong, dan slompret, yaitu
seruling dengan bunyi melengking. Lagu-lagu yang dibawakan dalam mengiringi
tarian, biasanya berisikan himbauan agar manusia senantiasa melakukan perbuatan
baik dan selalu ingat pada Sang Pencipta, namun ada juga yang menyanyikan
lagu-lagu lain. Setelah sekian lama, para penari kerasukan roh halus sehingga
hampir tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan, mereka melakukan
gerakan-gerakan yang sangat dinamis mengikuti rancaknya suara gamelan yang
dimainkan. Selain melakukan gerakan-gerakan yang sangat dinamis mengikuti suara
gamelan pengiring, para penari itu juga melakukan atraksi-atraksi berbahaya
yang tidak dapat dinalar oleh akal sehat. Di samping para penari dan para
pemain gamelan, dalam pagelaran jatilan pasti ada pawang roh yaitu orang yang
bisa mengendalikanroh-roh halus yang merasuki para penari dan juga untuk
menyadarkan penari yang dirasa sudah lama dirasuki.
Selain
mengandung unsur hiburan dan religi, kesenian tradisional jatilan ini
seringkali juga mengandung unsur ritual karena sebelum pagelaran dimulai,
biasanya seorang pawang atau dukun melakukan suatu ritual yang intinya memohon
ijin pada yang menguasai tempat tersebut yang biasanya ditempat terbuka supaya
tidak menggangu jalannya pagelaran dan demi keselamatan para penarinya.
PERMASALAHAN
Dari sekilas pandang tentang kesenian daerah “Jathilan”
tersebut dapat diketahui bahwa permasalahan yang dihadapi dari kebudayaan ini
adalah
1. Kesenian Jathilan mulai tersisihkan karena adanya modernisasi dalam hal
kebudayaan
2. Pemain Kesenian Jathilan semakin sulit ditemukan, karena tidak adanya
kemauan untuk belajar kebudayaan
3. Budaya nanggap Jathilan telah banyak tergantikan oleh
hiburan-hiburan modern
4. Sulitnya menanamkan paham budaya dan seni yang terkandung dalam kesenian
Jathilan
5. Adanya paham bahwa kesenian Jathilan mengandung unsur Musyrik, karena
bekerjasama dengan roh halus (dedemit)
Karena beberapa permasalahan itulah, mengapa kesenian Jathilan ini mulai meredup
dikalangan masyarakat Indonesia terutama daerah jawa. Padahal kesenian Jathilan
ini mengandung unsur kebudayaan jawa yang sangat jelas, mulai dari tarian,
pakaian serta iringan musik yang menunjukkan ke-khas-an budaya jawa.
ANALISIS
S-W-O-T
Dari penjelasan yang telah diuraikan
diatas, kami mencoba menganalisis kebudayaan lokal yaitu kesenian Jathilan ini
dalam analisis S-W-O-T. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh solusi dari berbagai
permasalahan yang dialami.
1.
Strength =
Kekuatan
Jika dilihat dari sisi kekuatan atau
kelebihannya, kesenian Jathilan ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya :
a.
Mempunyai nilai
seni yang tinggi, kesenian ini memedukan seni musik gamelan dan seni tari dalam
setiap pertunjukannya. Selain itu, kostum yang dipakai juga merupakan pakaian
yang mengandung kebudayaan jawa.
b.
Sudah menjadi
adat setempat, kesenian ini sudah dikenal masyarakat sejak dahulu sehingga
lebih familiar, untuk masyarakat tradisional bahkan kesenian ini mencerminkan
kehidupan bermasyarakat.
c.
Unik, Jathilan
memiliki nilai keunikan tersendiri karena dalam pertunjukannya banyak atraksi
yang menarik para penonton
d.
Memiliki nilai
ekonomi, dalam setiap pementasannya kesenian ini memiliki nilai jual yang
lumayan tinggi.
2.
Weakness =
Kelemahan
Selain beberapa kelebihan atau kekuatan dari kesenian Jathilan, ada
pula kelemahan yang dimiliki kesenian tersebut yaitu :
a.
Kalah dengan
hiburan modern, sekarang ini kesenian tradisional sudah mulai tersisihkan oleh
hiburan-hiburan modern.
b.
Kurangnya
pemain yang terlatih, karena kurangnya pemain yang terlatih membuat kesenian
ini kurang berkualitas
c.
Mengandung
unsur mistis dan magis, dalam pertunjukannya kesenian ini memasukkan unsur
magis ke dalam atraksi. Sehingga banyak yang berpendapat bahwa kesenian ini
mendapat bantuan dari roh halus dan dianggap musyrik. Karena hal ini lah
beberapa kalangan menjauhi kesenian Jathilan terutama kalangan orang beragama.
d.
Sering terjadi
keributan, saat pementasan seringkali terjad keributan karena pemain yang
kurang terkendali
3.
Opportunity =
Peluang
Kesenian Jathilan merupakan aset berharga bagi kebudayaan Di
Indonesia khususnya wilayah jawa dan sekitarnya. Pengembangan kesenian sangat
diperlukan agar kesenian dan kebudayaan ini tetap terjaga di masyarakat. Peluang
pengembangan kesenian ini sangat terbuka, misalnya adalah mengembangkan
kesenian Jathilan untuk meningkatkan nilai ekonomi sehingga bisa menghasilkan
keuntungan bagi para pemainnya. Selain itu mengembangkan kesenian lewat
media-media sosial seperti internet juga merupakan peluang yang harus dilakukan
dengan tujuan supaya kesenian ini dikenal masyarakat.
Kemudian peluang pengembangan dengan mendirikan sanggar kesenian
Jathilan juga bisa menambah pengetahuan tentang kesenian itu serta ikut
membantu menjaga kelestarian kebudayaan lokal wilayah tersebut.
4.
Threat =
Ancaman / hambatan
Dalam pelaksanaan nantinya, tentu kesenian ini akan menemui ancaman
atau hambatan yang menyebabkan terganggunya kelangsungan kebudayaan lokal ini.
Beberapa ancaman yang mungkin ditemui tersebut diantaranya :
a.
Adanya
penolakan dari kalangan tertentu karena unsur magisnya
b.
Masuknya
hiburan-hiburan modern yang akan menyisihkan kebudayaan lokal
c.
Persaingan
dengan kelompok kesenian-kesenian lain
d.
Dan lain-lain
Dari beberapa ancaman tersebut, perlu diadakannya solusi untuk
mengatasinya. Bebrapa solusi yang bisa dilakukan adalah dengan mengembalikan
kebudayaan itu kepada jati dirinya, memperkuat nilai seni dari sebuah kesenian
tersebut, membuat beberapa inovasi pengembangan kesenian lokal.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari paparan yang telah ditulis
diatas, dapat kita simpulkan bahwa kebudayaan lokal mempunyai nilai luhur yang
harus dikembangkan agar tidak mati / musnah. Banyak faktor yang menyebabkan
kebudayaan lokal mulai hilang dikalangan masyarakat, diantaranya :
-
Terlindas
kebudayaan modern
-
Kurangnya
pengembangan
-
Serta faktor
lain
Beberapa solusi untuk berbagai permasalahan itu antara lain dengan
cara menumbuhkan nilai kebudayaan kepada generasi penerus. Selain itu
penggunaan teknologi untuk mengembangkan kebudayaan juga diperlukan.
SARAN
Dalam menghadapi permasalahan ini,
sebaiknya melibatkan peran pemerintah serta pertisipasi dari masyarakat
seluruhnya agar kebudayaan lokal tetap terjaga.
No comments:
Post a Comment