14 March 2016

Angka 212, Ternyata ini maknanya..


Siapa tak kenal Wiro Sableng? Generasi 80-90an pasti tau siapa itu Wiro Sableng. Tokoh pendekar fiksi yang asli dari Indonesia, biasanya dikenal dengan Pendekar Kapak Naga Geni 212. Kenapa disebut seperti itu? Bukan tanpa alasan, melainka memang itu merupakan ciri khas dari seorang Wiro Sableng. Kapak Naga Geni adalah senjata paling ampuh dari pendekar yangg satu ini, sedangkan angka 212 tertulis jelas di dadanya.
Bicara soal angka 212, apakah kalian tau makna dari angka ini? Kenapa seorang Wiro Sableng memilih angka 212 untuk ditulis di dadanya? Edisi kali ini kita akan membahas tentang makna angka 212 yang tertulis di dada Wiro Sableng. Let’s Enjoy Reading !!
kartun Wiro Sableng
Angka 212 bukan hanya sebagai hiasan bagi ikon pendekar Wiro Sableng, kalau dilihat sepintas memang angka ini kelihatan unik, namun pertanyaannya kenapa bukan angka 121, 313, 232 atau angka-angka lain yang sama-sama unik karena mengapit satu angka berbeda. Benar atau tidak, ini hanya merupakan sebuah opini yang didasarkan pada pengamatan dari penulis saja. Angka 212 yang tertulis di dada Wiro Sableng memiliki makna yang sangat mendalam dan bisa dijadikan pelajaran juga peringatan untuk kita semua, mengapa demikian? Hal itu dikarenakan 212 memiliki makna yang luas jika digali lebih dalam.
Sebenarnya penjelasan angka 212 sudah ada dalam lagu opening dari serial Wiro Sableng, liriknya kira-kira seperti ini :
Angka 212 memiliki makna di dalam kehidupan
Dalam diri manusia terdapat dua unsur
Ingat duniawi dan  Tuhan
Segala yang ada di dalam dunia ini
Terdiri atas dua bagian
Yang berlainan namun merupakan pasangan
Keduanya tak dapat terpisahkan...

Nah dari lirik itu sebenarnya sudah dapat dipahami makna dari angka 212 adalah penyampaian pesan kepada semua (pemirsa) bahwa dalam diri manusia itu ada dua unsur yaitu duniawi dan tentang keTuhanan. Selain itu, juga digambarkan bahwa di dunia ini ada dua bagian yang berlainan tetapi merupakan pasangan yang tak dapat dipisahkan. Mungkin yang dimaksud dua unsur yang lain namun pasangan adalah misalnya, baik-buruk, sama-beda, pria-wanita, dan lain-lain hal yang sejenis seperti itu.
Tidak hanya sebatas itu saja, mari kita kaji lebih dalam lagi mengenai 212. Dalam diri manusia ada dua unsur, ingat duniawi dan Tuhan, secara lebih spesifik kita bisa mengatakannya berdunia dan berakhirat atau hablu minnanaas dan hablu minnaallah adalah kewajiban manusia yang keduanya harus seimbang. Jika digali lebih dalam lagi dua hal yang harus seimbang dalam diri manusia adalah tentang syariat dan hakekat, tentang lakon dan pitukon. Jika kedua hal tersebut seimbang dalam pelaksanaannya insyaAllah akan bahagia.
Lebih dalam lagi mengenai hal ini, saya jadi ingat penggalan ayat ini “man ‘arofa nafsahu faqod ‘arofa Rabbahu” yang artinya kira-kira seperti ini “barangsiapa yang mengenali/mengetahui jati dirinya sendiri maka akan mengenali/mengetahui jati diri Tuhannya pula”. Dari penggalan tersebut kita juga bisa mengambil pelajaran bahwa jika kita tidak mengenali diri kita sendiri, maka kita juga tidak akan tahu Tuhan kita. Hal tersebut juga merupakan dua unsur yang tak bisa dipisahkan, karena sejatinya Tuhan itu sangat dekat dan bahkan lebih dekat dari urat dan nadi, kertas dengan putihnya.
Sedikit berbelok dari angka 212, sebenarnya di verse sebelumnya juga ada pesan yang ingin disampaikan. Verse tersebut kira-kira seperti ini liriknya :
Aku melangkah menyusuri dunia
Mencari arti kehidupan
Walau rintangan menghalangi
Aku tetap tabah menghadapinya
Sibakkan tirai yang menyelimuti diri
Meraih satu keputusan
Tegakkan keadilan seluruh jagad insani
Cahaya kemenangan menyatu hati nurani

Dalam penggalan lirik tersebut terlihat jelas pesan moral yang ingin disapaikan, bahwa arti kehidupan haruslah dicari. Hal ini berkaitan dengan penjelasan sebelumnya bahwa kita harus mengenali diri kita untuk kenal dengan Tuhan, arti kehidupan tentu saja tentang Tuhan yang kita harus mencarinya walau banyak rintangan menghadang. Kemudian di lirik selanjutnya kita diajak menyibakkan tirai yang menyelimuti diri, maksudnya itu pesan untuk membersihkan segala sesuatu yang menutup hati kita sehingga kita tidak mengetahui tentang Tuhan. Jika hati kita bersih dari segala penyakit hati seperti iri, dengki, ujub, takabur, fanatik, beku maka cahaya (Nur Muhammad)Nya pun akan menerangi diri kita.
Gimana? Masuk akal bukan? Ingin lebih jauh lagi belajar tentang keTuhanan? Ingin mengetahui tentang hal-hal yang selama ini salah namun dianggap benar? Bisa nih kunjungi situs ini
Atau di sini
Oke sampai disini dulu, tunggu posting-posting selanjutnya.. Gracias!!


12 comments:

  1. Mantap gan. bisa dapat pengetahuan baru nih. hehe

    ReplyDelete
  2. Ini sangat memotifasi dalam hidup saya terimakasih atas penjelasannya dan semoga kita semua senantiasa selalu dalam lindungannya dan saya tunggu posting berikutnya yaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiin, saya hanya sekedar share bebas makna saja kok.. Alhamdulillah jika bermanfaat. terimakasih sudah mampir, salam

      Delete
  3. cuma rada kurang nyambung aja sama setting kerajaan di film wiro. Kalo make angka 212, angka arab versi barat... Dari mana wiro bisa make angka versi itu, lah wong belum sejaman dgn penjajahan... Kecuali kalo make angka versi eastern Arabic, ٢١٢, atau pake angka dalam aksara pallawa sekalian. Krn kan seting jaman wiro itu ya kerajaan hindu Buddha kalo gak awal-awal jaman masuknya Islam..

    Lucu aja kalo make angka versi modern.. heheheheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. masuk akal juga, saya malah tidak kepikiran sampe sana lho. mungkin karena serial ini muncul di zaman 90an dan asli indonesia, jadi menggunakan angka 212 biar mudah dibaca wkwk. Tapi entahlah, kan itu hak pencipa tokohnya ya menurut saya hehe. Saya juga salah satu penikmat serial ini dulu. terimakasih sudah berkomentar, salam kenal

      Delete